Hai, bagaimana kabarmu? Apakah kamu sudah melakukan apa yang kamu niatkan? Apakah ini tahun yang baik untukmu? Aku berharap kamu membaca surat ini dengan hati yang gembira, dan merasa bangga dengan apa yang sudah kamu lakukan sejauh ini. Mengenalmu, aku kuatir kamu belum berhasil menyelesaikan semua yang kamu sudah kamu rencanakan. Jika kamu berhasil, banyak selamat! Aku sangat bangga dengan dirimu. Jika belum, tetaplah bertahan. Jangan kecewa dengan dirimu sendiri. Ingatlah bahwa benih-benih tanaman pun perlu waktu untuk bisa bertunas. Dan sekalipun kita belum melihat mereka bertunas, bukan berarti benih-benih itu tidak ada di sana. Saatnya akan tiba, dan Allah bekerja di balik layar. Percayalah kepada-Nya dan sabarlah dengan dirimu sendiri. Oh ya, jangan lupa menuliskan tujuan-tujuan yang ingin kamu capai tahun depan dan sebuah surat untukku, oke?
Salam hangat,
Jick
Itulah surat yang aku tulis tahun lalu, menulis sebuah surat kepada diri kita sendiri adalah sebuah cara praktis yang dapat menolong kita mendengarkan suara hati kita.
Saat aku membaca tulisanku sendiri, aku menyadari bahwa itu adalah kali pertama aku mendengarkan diriku sendiri dengan begitu jelas.
Seringkali, kita tidak terlalu menaruh perhatian terhadap suara hati kita. Kita lebih banyak mendengarkan nasihat orang lain yang terkadang membingungkan kita, membuat kita tidak yakin dengan pikiran dan perasaan kita sendiri.
Menulis sebuah surat kepada diriku sendiri memungkinkan aku merefleksikan hidupku sepanjang tahun yang telah berlalu, dan mengajukan beberapa pertanyaan penting untuk diriku sendiri.
Bertanya akan membuat kita mau tidak mau berusaha menjawab, sama seperti kita mau tidak mau harus menentukan tujuan sebelum bisa menentukan jalan mana yang harus kita tempuh.
Menuliskan tujuan-tujuan kita dalam sebuah surat akan mengingatkan kita mengapa kita membuat keputusan untuk memilih jalan tertentu.
Berikut ini beberapa pertanyaan yang bisa kamu ajukan kepada dirimu sendiri:
Apakah kamu sedang menjalani hidup sesuai apa yang kamu harapkan?
Berapa banyak hubungan yang telah kamu bangun dan masih terus kamu pelihara?
Bagaimana kamu menghargai hubungan-hubungan yang kamu miliki?
Apa yang akan kamu lakukan dalam lima tahun ke depan?
Hal-hal apa saja yang telah kamu syukuri dan hal-hal apa saja yang akan kamu syukuri?
Apa kalimat pertama yang ingin kamu katakan kepada dirimu di masa depan (tahun 2017) ?
Pelajaran-pelajaran apa saja yang telah kamu dapatkan di sepanjang tahun 2015 yang ingin kamu ingatkan kepada dirimu sendiri di tahun 2017?
Apakah kamu siap menulis sebuah surat kepada dirimu sendiri? Selain menulis surat biasa, kamu juga bisa menuliskannya secara online.
Mari menjadikan tahun 2016 kali ini (juga tahun-tahun berikutnya tentunya) istimewa dengan mengirimkan surat istimewa ini.
Surat yang akan menolong diri kita di masa depan mendengarkan apa yang perlu kita dengar dan menjalani hidup kita dengan tujuan-tujuan yang makin jelas.
Selamat mancoba, semoga impianmu segera tercapai.
Gusti mberkahi.
(Dikutip dari tulisan Jick Siriwan)
Salam hangat,
Jick
Itulah surat yang aku tulis tahun lalu, menulis sebuah surat kepada diri kita sendiri adalah sebuah cara praktis yang dapat menolong kita mendengarkan suara hati kita.
Saat aku membaca tulisanku sendiri, aku menyadari bahwa itu adalah kali pertama aku mendengarkan diriku sendiri dengan begitu jelas.
Seringkali, kita tidak terlalu menaruh perhatian terhadap suara hati kita. Kita lebih banyak mendengarkan nasihat orang lain yang terkadang membingungkan kita, membuat kita tidak yakin dengan pikiran dan perasaan kita sendiri.
Menulis sebuah surat kepada diriku sendiri memungkinkan aku merefleksikan hidupku sepanjang tahun yang telah berlalu, dan mengajukan beberapa pertanyaan penting untuk diriku sendiri.
Bertanya akan membuat kita mau tidak mau berusaha menjawab, sama seperti kita mau tidak mau harus menentukan tujuan sebelum bisa menentukan jalan mana yang harus kita tempuh.
Menuliskan tujuan-tujuan kita dalam sebuah surat akan mengingatkan kita mengapa kita membuat keputusan untuk memilih jalan tertentu.
Berikut ini beberapa pertanyaan yang bisa kamu ajukan kepada dirimu sendiri:
Apakah kamu sedang menjalani hidup sesuai apa yang kamu harapkan?
Berapa banyak hubungan yang telah kamu bangun dan masih terus kamu pelihara?
Bagaimana kamu menghargai hubungan-hubungan yang kamu miliki?
Apa yang akan kamu lakukan dalam lima tahun ke depan?
Hal-hal apa saja yang telah kamu syukuri dan hal-hal apa saja yang akan kamu syukuri?
Apa kalimat pertama yang ingin kamu katakan kepada dirimu di masa depan (tahun 2017) ?
Pelajaran-pelajaran apa saja yang telah kamu dapatkan di sepanjang tahun 2015 yang ingin kamu ingatkan kepada dirimu sendiri di tahun 2017?
Apakah kamu siap menulis sebuah surat kepada dirimu sendiri? Selain menulis surat biasa, kamu juga bisa menuliskannya secara online.
Mari menjadikan tahun 2016 kali ini (juga tahun-tahun berikutnya tentunya) istimewa dengan mengirimkan surat istimewa ini.
Surat yang akan menolong diri kita di masa depan mendengarkan apa yang perlu kita dengar dan menjalani hidup kita dengan tujuan-tujuan yang makin jelas.
Selamat mancoba, semoga impianmu segera tercapai.
Gusti mberkahi.
(Dikutip dari tulisan Jick Siriwan)
0 komentar:
Post a Comment