Seorang kurcaci duduk di depan pintu rumahnya. Ia terlihat murung dan lesu. Tak lama kamudian, lewatlah seorang peramal. Peramal itu kasihan melihat si kurcaci dan menegurnya, “Mengapa engkau terduduk lesu wahai kurcaci?” Si kurcaci menjawab dengan sedih, “Aku ini makhluk paling malang di seluruh Fairland. Sudah seminggu ini aku berjualan jamur, tak ada seorangpun yang mau membeli!”
Mendengar hal itu si Peramal membuka buku ramalannya, lalu terpekik dengan gembira, “Wah hentikanlah wajah murungmu itu nak! Besok adalah hari keberuntunganmu. Kau akan memperoleh untung besar!” Lalu si Peramal mengucapkan mantra untuk mengikat keberuntungan si Kurcaci. Mendengar hal ini si Kurcaci menjadi bersemangat. Ia mempersiapkan jamurnya dan membersihkan kiosnya dengan sangat teliti malam itu.
Esoknya di pasar Fairland, si Kurcaci dengan semangat menawarkan jamur – jamurnya. Melihat semangat dan senyum si Kurcaci, penduduk pun berdatangan dan memberli jamurnya. Si Kurcaci bahagia sekali! Sorenya ia pulang ke rumah dengan puas dan berujar, “Aku beruntung sekali hari ini. Berkat mantra dari si Peramal, hari keberuntunganku berjalan dengan baik.” Lalu ia menyiapkan lagi jamur – jamur untuk dijual besok. Sebelum tidur,terbersit pemikiran di benaknya, “Bagaimana jika keberuntunganku sudah habis ya? Kan hari keberuntunganku sudah berlalu….”
Esoknya, benarlah pemikiran si kurcaci. Jamurnya tak tersentuh sama sekali, kendati ia telah berteriak – teriak menawarkannya. Si Kurcaci yang sedih segera mencari sang Peramal. Ia bermaksud untuk meminta mantra pengikat keberuntungan. Berjalanlah ia hingga larut malam ke pondok si peramal.
Sesampainya di pondok Peramal, ia mengetuk pintu dan menemui si Peramal seraya menceritakan pengalamannya. Ia juga minta agar Peramal mau mengajarkan mantra pengikat keberuntungan. Mendengar hal ini si Peramal hanya tersenyum dan berkata, “Nak, sesungguhnya aku tak mempunyai sihir atau mantra seperti yang kau minta.” Si Kurcaci sangat terkejut! “Lalu apa yang kau lakukan hari itu hingga membuat hariku sangat beruntung?” tanya kurcaci.
“Aku tidak melakukan apapun. Engkaulah yang membuat harimu beruntung. Ketika aku mengatakan ramalan baik dan mengucapkan mantra, hatimu menjadi ringan dan terhibur. Senyummu menjadi indah dan suaramu enak didengar. Itulah yang membuat harimu cerah dan penuh keberuntungan. Lihatlah dirimu saat ini! Wajahmu cemberut, senyummu terpaksa, dan nada suaramu terdengar tajam. Keraguan menyelinap di hatimu dan mengacaukan semuanya. Tidak ada mantra ataupun sihir yang bisa mengubah harimu, Nak. Dirimulah satu – satunya yang menentukan baik atau buruknya hari itu.”
0 komentar:
Post a Comment