Setelah lulus dari Harvard, Spencer Penrose pindah ke Colorado Springs pada tahun 1891. Tidak lama setelah kepindahannya, ia mengalami kesulitan keuangan. Kemudian ia memberanikan diri untuk mengirimkan telegram kepada saudara laki-lakinya, meminta bantuan uang sebesar $1.500 untuk usaha pertambangan yang akan dimulainya. Tidak disangka, saudaranya hanya mengirimkan $150 yang cukup untuk biaya tiket kereta api pulang disertai dengan surat peringatan agar ia berhenti berjuang.
Bertahun-tahun kemudian, Spencer kembali ke kampung halamannya di Philadelphia. “Ini untukmu,” ucap Spencer sambil menyerahkan koin emas yang bernilai $75.000 kepada saudara laki-lakinya. “Untuk apa ini?” ujar saudaranya terpana. “Kini kau pulang setelah bersikeras menjalankan bisnis tambang yang tidak ada gunanya itu?” tegur saudaranya keras. “Hahaha… ini pembayaran investasimu. Bukankah dulu kau memberiku $150? Jika saja kau memberiku $1.500, maka saat ini mungkin kau akan menerima $750.000,” ujar Spencer tersenyum lebar.
Ketika kita mengembalikan persepuluhan berupa 10% hasil yang terbaik kepada Tuhan, maka sesungguhnya kita sedang membuka tingkap-tingkap langit. Hal itu berarti, kita tidak lagi hidup di bawah kutuk, namun di bawah langit berkat Tuhan.
Akan tetapi, seberapa besar berkat yang tercurahkan melalui tingkap langit tersebut tergantung pada taburan kita. Ketika kita berani menaburkan yang terbaik, dapat berupa waktu, tenaga, talenta, bahkan uang, maka kita sebenarnya sedang melipatgandakan berkat tersebut.
Gusti mberkahi.
0 komentar:
Post a Comment