“Tuhan, kenapa Engkau melakukan ini padaku?” dia menangis. Tangisannya membentur dinding-dinding udara di sebuah pulau tak berpenghuni. Tempat dimana seorang pria yang selamat dari sebuah kecelakaan kapal, terdampar.
Dengan sisa-sisa bongkahan kapal yang ikut hanyut bersamanya, pria ini membangun sebuah gubuk untuk tempat tinggal. Ia berusaha bertahan hidup dengan bekal pengetahuan yang terbatas. Setiap harinya ia berdoa dan terus berdoa, berharap akan datang pertolongan untuknya. Hari demi hari, bulan demi bulan berlalu. Pria ini tidak tahu kapan ia dapat keluar dari pulau itu. Tubuhnya menjadi sangat kurus, tidak terurus.
Suatu hari, ia pergi ke hutan untuk mencari makanan. Saat ia kembali, betapa terkejutnya ia melihat gubuknya terbakar habis karena sisa api unggun semalam. Ia marah. Sangat marah. Ia melampiaskan kemarahannya dengan memaki-maki dan menendang pasir yang ada di sekitarnya sampai akhirnya ia kelelahan dan tertidur di bawah pohon.
Ia tidak sadar sudah berapa lama ia tertidur. Saat terbangun, ia melihat sebuah kapal datang dari kejauhan. “Bagaimana kalian dapat menemukanku?” tanya pria itu keheranan. “Kami melihat kepulan asap di pulau yang tak berpenghuni ini dan kami bertanya-tanya apakah ada seseorang disana, lalu kami menemukanmu.”
Anak-anak tidak dapat melihat gambaran utuh dari sesuatu. Mereka seringkali hanya melihat apa yang ada di depan mata. Demikian pula dengan kita. Jika kita masih kanak-kanak secara rohani, seringkali kita tidak dapat melihat ada rencana Tuhan dibalik segala sesuatu, terutama masalah yang kita hadapi.
Tuhan selalu memberi kesempatan pada kita untuk bertumbuh. Tuhan mau di tahun 2015 kita tumbuh dengan luar biasa! Bukan lagi kanak-kanak rohani tetapi jadi Raksasa Rohani sehingga terobosan-terobosan akan kita alami.
Gusti mberkahi. Amin.
0 komentar:
Post a Comment