Karakter Kita Menentukan Masa Depan Kita

Barangkali tidak semua orang pernah mengalami masa-masa pembentukan karakter seperti yang dialami oleh seorang Paul J. Meyer. Ia dibesarkan di California selama masa Depresi Besar atau Zaman Malaise (masa menurunnya tingkat ekonomi di seluruh dunia, 1929-1944). Ia pun terpaksa harus bekerja sebagai buruh tani di usia yang masih sangat muda. Para mandor bahkan mengeluhkan bahwa Paul masih terlalu muda untuk bekerja. “Kami ingin ia tahu bagaimana rasanya bekerja,” itu prinsip dari orang tua Paul.

Pada suatu hari yang sangat panas, Paul kembali dari ladang dengan hidung mimisan dan menangis tersedu-sedu. “Ibu, berapa lama lagi aku harus melakukan pekerjaan seperti ini? Ibunya menghapus air mata Paul dan merangkulnya hangat, “Sabarlah, Paul, semua ini adalah permadani ajaib yang akan membawamu terbang tinggi. Ketika proses ini selesai, kau akan dibawa kemanapun kau mau. Kau akan menjadi apapun yang kau suka.”

Kata-kata ibunya itu memantik kembali semangat Paul. Sejak saat itu, ia selalu semangat saat bekerja di ladang, tidak peduli seberapa berat pekerjaannya. Ia pun bertumbuh menjadi seorang pemuda yang sopan dan memiliki etos kerja yang tinggi. Di usia 19 tahun, ia memutuskan memulai usahanya sebagai sales asuransi yang membawanya menjadi jutawan di usia 27 tahun. Setelah itu, Paul menjadi eksekutif penjualan untuk Word, Inc. Hanya dalam waktu 2 tahun saja, ia berhasil meningkatkan penjualan perusahaan hingga 1500%. Paul pun mulai berkecimpung dalam bisnis pengembangan karakter dan berhasil menjual program-program pengembangan karakter ke lebih dari 60 negara di dunia.

***

Karakter menentukan masa depan kita apakah akan menjadi masa depan yang suram atau cerah. Ingatlah, kesempatan besar hanya diberikan kepada orang-orang dengan kualitas karakter yang baik. Orang-orang seperti ini dapat bangkit dengan cepat saat jatuh sehingga Tuhan dapat mengangkat hidupnya dengan mudah.

Gusti mberkahi.

0 komentar:

Post a Comment