Ada satu keluarga sedang melakukan perjalanan yang sangat jauh. Untuk menempuh perjalanan hingga sampai pada tujuan dibutuhkan waktu selama 3 hari. Seorang ayah sedang mengendalikan setir saat istrinya tertidur pulas di sampingnya, sedangkan putri semata wayangnya sedang asyik bermain boneka di kursi belakang.
Hari pertama pun telah terlewati tanpa ada kendala. Hari kedua sedang berlangsung dan didapati putrinya sedang duduk dengan gelisah. Matanya mulai menatap sekeliling dan raut mukanya pun mulai menunjukkan rasa cemas.
“Ayah…”
“Iya sayang..”
“Apakah ayah tahu tujuan kita?”
“Tentu saja ayah tahu sayang. Kita akan pergi ke kota yang baru.”
“Apa ayah pernah kesana sebelumnya?”
“Belum.”
“Lalu bagaimana kita bisa sampai kesana ayah?”
“Nanti ayah akan melihat peta.”
“Ayah bisa membaca peta?”
“Ya, kita akan sampai dengan aman sayang.”
“Bagaimana kalau kita lapar ayah?”
“Kita akan makan di restoran di pinggir jalan.”
“Apa ayah tahu tempatnya?”
“Tidak. Tapi kita akan menemukannya.”
Hari kedua pun berlalu dengan ketidaknyamanan putri tercintanya. Sekarang telah memasuki hari ketiga. Dilihatnya sang anak sedang duduk dengan santai. Tak ada gurat kecemasan sepeti yang dilihatnya kemarin.
“Sayang…”
“Iya ayah?”
“Kau tahu kemana kita akan pergi?”
“Tentu saja ayah, kita akan pergi ke kota baru.”
“Kau tahu bagaimana cara kita bisa sampai kesana?”
“Tidak.”
“Lalu mengapa kau tidak bertanya lagi?”
“Karena ayah sedang mengemudi.”
Anak kecil itu sudah tidak cemas lagi akan perjalanan yang ditempuh untuk menuju tempat yang baru. Dia merasa aman karena ayahnya sedang mengemudi dan gadis kecil itu percaya bahwa dia akan baik-baik saja.
Kita sebagai anak-anak Tuhan juga harus percaya bahwa saat Tuhan mengemudikan kehidupan kita, kita akan tiba ditujuan dengan selamat. Jadi hendaklah kita tidak kuatir terhadap segala sesuatu, karena kekuatiran hanya akan membuat hidup kita digerogoti rasa tidak nyaman.
0 komentar:
Post a Comment