SERIBU MAAF


Lima orang anak laki-laki kembali membuat keributan di dalam rumahnya. Mereka memecahkan banyak perabotan rumah, membentak ibu mereka, dan tidak pernah mau mendengarkan saran dari orang lain kecuali dari ayah mereka.

Salah satu anak laki-laki itu berteriak, “Kami akan tetap bertingkah laku seperti ini jika kau masih berada di rumah ini. Kau bukan ibu kandung kami. Kau adalah ibu tiri dan kami benci ibu tiri!“

Wanita yang kini menjadi ibu mereka hanya tersenyum dan tidak memarahi ataupun membentak anak-anak itu. Wanita itu juga selalu terbangun pada tengah malam untuk berdoa, “Tuhan, aku tahu bahwa aku bukanlah ibu kandung mereka, dan aku juga tidak bisa menjadi ibu yang baik bagi mereka. Aku hanya bisa bersabar dalam mengurus mereka. Aku mau belajar untuk tetap mengasihi mereka seperti Kau mengasihi aku. Tuhan, mampukan aku untuk bisa bertahan dalam mengurus anak-anakku. Dan beri aku seribu alasan untuk bisa memaafkan semua yang telah mereka lakukan kepadaku. Amin.”

Saat anak-anak itu tumbuh menjadi pria dewasa, mereka baru menyadari bahwa ibu tirinya adalah seorang wanita yang spesial. Mungkin sudah ribuan kesalahan dan kekacauan yang sengaja mereka buat, namun ibunya selalu menemukan seribu alasan untuk bisa memaafkan mereka.

Pernahkah kita merasa sult untuk memaafkan?

Pernahkah kita merasa jengkel ketika seseorang berulangkali melukai kita?

Saat kita melakukan kesalahan yang fatal, kita begitu memohon-mohon agar kesalahan kita dimaafkan, lantas mengapa kita tidak bisa memberikan maaf kepada orang lain?

Manusia memang tidak sempurna. Mereka akan selalu membuat kesalahan baik yang disengaja ataupun yang tidak disengaja.
Ada orang-orang yang lebih memilih untuk memusuhi atau membalas dendam, namun kita sebagai pribadi yg disayang Tuhan harus bisa menjadi pribadi yang berbeda.

Jangan pernah berpikir untuk membalas dendam kepada orang lain karena pembalasan itu adalah hak Tuhan.

Slamat Mencoba, Gusti Mberkahi.

0 komentar:

Post a Comment