Menurut banyak penelitian, disebutkan bahwa kita hanya menggunakan potensi otak sebesar 10%. Orang jenius, hanya menggunakan 12%. Itu saja sudah cukup menjadikan manusia sebagai mahkluk hidup yang luar biasa—dengan segenap kelebihan dan kekurangannya.
Yang jadi pertanyaan berikutnya adalah, jika kebanyakan orang menggunakan kapasitas otak sama-sama sekitar 10%, lantas mengapa tiap orang berbeda nasibnya? Ada yang sangat sukses, ada yang suksesnya biasa-biasa saja, dan malah banyak yang mengaku belum sukses-sukses.
Di sinilah, sikap mental dan tekad baja menentukan keberhasilan seseorang. Bukan semata kecerdasannya. Tapi, bagaimana ia mampu menjadikan kemampuan 10-12% kerja otaknya untuk menjadi sebuah tindakan nyata menuju keberhasilan. Seberapa keras ia berjuang, seberapa tahan ia mengalami penderitaan, itu semua menjadi bekal dasar untuk mewujudkan impian.
Alkisah di era Dinasti Han, Tiongkok, ada seorang pemuda bernama Sun Jing. Ia adalah tipikal pemuda yang sangat suka belajar. Ia juga sangat rajin dalam bekerja. Demi masa depan yang lebih baik, kedua hal itu dilakukannya dengan sangat tekun.
Namun, sebagai manusia biasa, Sun Jing sadar, dirinya pasti bisa kelelahan. Apalagi, kalau belajar sampai tengah malam. Menyadari hal tersebut, ia mencoba memaksa dirinya untuk terjaga hingga larut malam. Untuk itu. ia mengikat ujung rambutnya yang panjang ke balok atap. Hal itu dilakukannya agar setiap kali mengantuk dan hendak tertidur ketika belajar, rambutnya yang terikat langsung tertarik dan ia terbangun. Dengan cara itulah, ia tetap bisa belajar sampai waktu yang dikehendakinya.
Sun Jing yang memaksa dirinya untuk bisa terus belajar dan bekerja keras mendapat hasil maksimal untuk keteguhan hatinya tersebut. Bertahun-tahun kemudian, tekadnya yang kuat terbayar dengan kesuksesannya. Ia dikenal seantero negeri sebagai seorang berpengetahuan luas dan bijaksana.
Kisah Sun Jing bisa menjadi inspirasi bagi kita untuk berani memaksa diri melewati “batas”. Sebab, kadang kita sudah menyerah hanya karena ujian yang tak seberapa. Bahkan, tak jarang, sudah mundur duluan sebelum berjuang di medan peperangan. Semua hanya karena alasan tak bisa, tak berani, tak berbakat.
Padahal sejatinya, kita sudah diberkahi dengan kekuatan yang luar biasa. Hanya saja, kita memang kadang perlu melakukan apa yang dicontohkan Sun Jing, yakni sedikit memaksa diri melewati batasan yang sebenarnya kita sendiri yang menciptakan.
Saat malas mulai mendera, buang segera dengan mulai paksa bekerja! Saat keinginan menunda muncul, ganti segera dengan sikap tegas untuk menyelesaikan pekerjaan dengan segera! Jika rasa bosan datang, usir segera dengan bergerak dan bertindak nyata! Jangan biarkan sikap miskin mental datang. Paksa diri untuk melawannya dengan kekayaan mental!
Mari, maksimalkan potensi diri dengan memaksa diri untuk bekerja lebih keras, berkarya lebih cerdas, berjuang lebih keras dan cerdas.
Gusti mberkahi.
0 komentar:
Post a Comment