TIGA KISAH SUKSES “FROM ZERO TO HERO”


Sukses adalah hak semua orang. Tak memandang keturunan, warisan, ataupun modal yang dimiliki. Kuncinya adalah sadar, ingin, dan mau memperjuangkan sepenuh hati.

Ada banyak bukti orang dengan latar belakang tidak mampu pun bisa menjadi orang sukses dan kaya raya. Pepatah from zero to hero layak disandangkan pada sosok-sosok inspiratif yang mampu membalik kehidupan mereka tersebut. Kunci sukses mereka pun sebenarnya sederhana, keyakinan dan kerja keras.

Siapa saja sosok-sosok hebat tersebut dan apa yang bisa kita pelajari dari kisah hidup mereka? Berikut sekelumit kisah orang-orang dari yang tidak punya apa-apa dan bukan siapa-siapa, namun berhasil mengubah kehidupannya jadi menjadi insan luar biasa.

John Paul Dejoria

Kehidupan John Paul Dejoria cukup rumit pada awalnya. Dia dipindahkan dari Italia, Yunani, dan kemudian ke Amerika Serikat. Ia mengaku hidupnya di saat kecil sangat berat. Orangtuanya bercerai saat ia berumur dua tahun. Saat usia sembilan tahun dia dan kakaknya mulai menjual kartu Natal dan koran. Waktu kecil impiannya sangat sederhana, yaitu bisa menghasilkan uang untuk membayar sewa rumah dan membeli mobil bekas.

Selepas SMA, ia bergabung dengan militer Amerika Serikat. Sepulang dari penugasan, John justru jatuh miskin dan kehilangan rumah serta pernikahannya. Ia bercerai dengan istrinya. Lantas, anak laki-laki satu-satunya, tinggal bersama John. Mereka tinggal di mobil dan makan dari hasil menjual botol bekas minuman ringan. John melakukan apa pun agar bisa bertahan hidup. Ia menawarkan jasa perbaikan sepeda, menjual ensiklopedia dari rumah ke rumah, menjual mesin fotokopi hingga menjual polis asuransi.

Peruntungan John berubah setelah ia bergabung dengan Paul Mitchell, seorang rekan lamanya yang sudah lebih dulu terkenal sebagai penata rambut. Saat itulah, ia bertekad untuk mengubah nasibnya dengan memaksimalkan kerja di tempat Paul. Berbekal tekad itu, ia berkreasi menciptakan berbagai hal yang membuat usaha tersebut makin berkembang. Kemudian, ia mengepalai penjualan produk rambut Paul Mitchell. Kekayaan John sendiri mencapai US$ 3,4 juta per 2018 (berdasarkan data Forbes).

Inspirasi dari John Paul Dejoria

“Masa kecilku cukup berat. Di usia sembilan tahun aku dan kakakku mulai berjualan untuk mendapatkan penghasilan. Tapi justru itu yang menguatkanku untuk bisa berubah jadi lebih baik.”

“Dengan mencintai diri sendiri, Anda akan menjadi orang yang bahagia.”

Do Won Chang

Do Won Chang adalah seorang imigran dari Korea Selatan. Saat di Korea, dirinya bekerja di kedai kopi. Ia sendiri pergi ke negeri Paman Sam itu untuk mengubah nasibnya pada usia 18 tahun. Sesampainya di Amerika Serikat, Do melihat fenomena unik. Dia melihat orang-orang yang sukses di Amerika adalah orang-orang yang bekerja di bisnis garmen. Dia pun memutuskan untuk terjun di bisnis pakaian.

Tapi tentu ia tak langsung sukses. Do mengawali perjalanan di Amerika dengan melakukan pekerjaan serabutan agar bisa bertahan hidup. Ia melakukan pekerjaan dari mencuci piring, kerja di pom bensin, dan juga merasakan pekerjaan lama di Korea yaitu bekerja di kedai kopi.

Perlahan dia mengumpulkan modal hingga pada tahun 1984 dia membuka toko pertamanya di Los Angeles. Toko inilah yang kemudian menjadi cikal bakal mengguritanya jaringan Forever 21. Dari bisnis gerai pakaian inilah Do bisa mengumpulkan kekayaan hingga US$ 3,2 miliar per 2018 (Forbes).

Inspirasi Do Won Chang

“Saya melakukan apa pun saat pertama tiba di AS, mulai dari mencuci piring, bekerja paruh waktu di pom bensin hingga bersih-bersih. Lalu saya tertarik dengan fashion dan memutuskan untuk memulai bisnis tersebut. Fokus inilah yang mengubah nasib saya.”

Chairul Tanjung

Dari bukan siapa-siapa, Chairul Tanjung kini menjadi salah satu pengusaha terkaya di Indonesia. Kekayaannya didapat dari berbagai usaha mulai dari Transmart (Carrefour), Bank Mega, Trans Hotel, hingga media televisi TransTV dan Trans7.

Kehidupan Chairul sendiri—seperti diuraikan dari buku biografinya—dimulai dari perjuangan mengatasi kemiskinan di zaman kecil. Untuk kuliah, ibunya harus menjual kain halus miliknya untuk membayar uang masuk Chairul. Dari kondisi itu, ia lalu terpacu agar tak lagi pernah meminta biaya kuliah dari orangtuanya.

Kala itu, ia kemudian berbisnis diktat kuliah stensilan, hingga berjualan alat-alat kesehatan gigi di fakultas kedokteran gigi, tempatnya menimba ilmu. Asyik berbisnis membuat ia makin getol mengembangkan usaha. Dari bisnis sepatu, hingga akhirnya merambah aneka bisnis lainnya. Terakhir, ia sempat dipercaya menjadi Menteri Koordinator Ekonomi era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, di akhir masa-masa pemerintahannya.

Inspirasi Chairul Tanjung

“Kunci sukses dalam kompetisi itu satu-satunya cara adalah harus menang. Menang ini bisa menang karena lebih baik kualitas, lebih baik layanan, atau lebih apa pun, yang penting menang dari pesaing!”

“Mengembangkan jaringan itu tak bisa instan, semua ada prosesnya.”






0 komentar:

Post a Comment