Seorang tukang kebun mencoba mengadakan penelitian sederhana.

Ia menanam 2 tanaman yang sama pada lahan yang sama. Yang membedakan hanya bagaimana cara dia merawat tanaman tsb.

Tanaman yang pertama disirami secara rutin tiap pagi sore, sedangkan tanaman yg kedua disirami hanya 2 hari sekali.

Ketika tanaman itu bertumbuh cukup besar, tiba waktunya untuk menguji kekuatan akar tsb.

Perbedaannya cukup mencolok; Untuk tanaman yg ke satu; dibutuhkan waktu kurang dari 2 menit untuk mencabut akar nya. Untuk tanaman yg kedua, dibutuhkan waktu lebih lama yaitu empat menit untuk bisa mencabutnya!

Mengapa hal itu bisa terjadi?

Tanaman yang pertama cukup dimanjakan dengan air yang ia dapat dengan mudah, sehingga akarnya tidak berusaha mencari ke tanah yang lebih dalam.

Sedang tanaman yang kedua karena mendapat suplai air yang lebih sedikit, maka mau tidak mau akar nya mencari ke sumber air, sehingga di dapatinya akarnya jauh lebih kuat karena masuk lebih dalam ke tanah.

Pesan Moral: Cara TUHAN mendidik kita tak jauh beda dengan ilustrasi tsb.

Bayangkan saja jika TUHAN memanjakan kita dgn mengabulkan semua doa yang kita minta atau tidak pernah mengijinkan penderitaan & masalah hidup.

Tentu ini akan membuat kita jadi orang yang manja. Tak hanya itu, kita akan menjadi orang yang cengeng.

Akibatnya akar iman kita tidak kuat & ketika permasalahan terjadi, dengan mudahnya kehidupan kita tumbang!

TUHAN sangat mengasihi kita, itulah sebabnya DIA selalu mendewasakan & melatih akar iman kita.

Mengijinkan penderitaan, masalah, tekanan hidup / keadaan yg tidak menyenangkan, dengan harapan bahwa akar iman kita terus mencari “Sumber” yang sejati.

Bagaimana dengan kita ?

Apakah kita memilih untuk menjadi orang yg manja dengan akar yg rapuh? atau menjadi orang yang didewasakan oleh TUHAN?

"TANPA MASALAH, KITA HANYA AKAN MENJADI ORANG YANG MANJA & MEMILIKI AKAR IMAN YG RAPUH!!"

Namanya mbah Pon...
Penjual gudheg dipojokan pasar Beringharjo Jogja.

Mempunyai 5 anak yang 2 kuliah di UGM, 2 lagi di ITB dan 1 di UI, mereka sekolah sampai jenjang kuliah tanpa beasiswa.

Siang itu mbah Pon duduk didepan para peserta seminar yang antusias ingin belajar kesuksesan dari mbah Pon.

Banyak pertanyaan dilemparkan, tapi tidak ada jawaban dari mbah Pon yang bisa memuaskan peserta. Misalkan, ketika ada pertanyaan, kiat mendidik anak, jawabannya hanya, "nggih biasa mawon, nek nakal nggih dikandhani"

Pertanyaan soal pembayaran kuliah anak-anaknya dijawab mbah Pon.. "Pas kedah bayar sekolah nggih dibayar"

Peserta seminar sudah tidak tahu lagi harus bertanya apa, karena tidak ada jawaban yang spesial dari mbah Pon.

Hingga seorang peserta bertanya, "mbah Pon, napa njenengan mboten nate wonten masalah?"

Dengan wajah bingung mbah Pon balik bertanya, " masalah niku napa to? Masalah niku sing kados pundi?"

Peserta itu mencontohkan "Niku lho mbah, misalke pas badhe mbayar sekolah pas mboten wonten artone"

Dengan tersenyum mbah Pon menjawab, "oh..niku tho, nggih gampil mawon, dereng wonten artho nggih kula nyuwun Gusti Allah, lha ndilalah mbenjang e gudeg e wonten ingkang mborong"

Jawaban mbah Pon menampar para peserta seminar yang notabene adalah orang-orang pintar terpelajar. Orang-orang yang paham tentang ilmu energi dan bagaimana hukum energi bekerja, Energi selalu menarik energi yang bersifat sama

Mbah Pon tidak tahu apa itu masalah, sehingga tidak pernah menganggap hidupnya ada masalah. 

Bagaimana mungkin masalah datang dalam kehidupannya..??
#KisahNyata#


Kisah Coretan Bocah Kelas 1 SD yang Memenangkan Kontes dari Google/ Foto: IstimewaKisah Coretan Bocah Kelas 1 SD yang Memenangkan Kontes dari Google/ Foto: Istimewa
Kalau bicara coretan anak, u bicara coretan anak, yang bisa terlintas di pikiran orang tua adalah coretan nggak berarti di kertas atau dinding. Hmm, tapi pernah kebayang nggak, Bun, kalau coretan si kecil bisa jadi karya luar biasa dan berhasil memenangkan sebuah kontes? 

Inilah yang dilakukan Gomez Lane. Bocah 7 tahun yang merupakan siswa kelas satu sekolah dasar dari Virginia, telah dipilih dari 180 ribu siswa di seluruh Amerika Serikat. Gomez juga menjadi peserta termuda yang pernah memenangkan kontes yang diselenggarakan Google ini. Gomez merupakan pemenang dari kontes Doodle 4 Google tahunan ke-10 dan gambarnya akan ditampilkan di homepage Google, demikian dilansir CNBC.

Memenangkan kontes membuat Gomez menerima Rp 400 juta untuk beasiswa kuliah, Rp 700 juta untuk biaya sekolahnya sekarang, dan Pine Spring Elementary untuk dibelanjakan berbagai gadget. Wah, hadiah yang dibawa pulang Gomez sudah lebih dari Rp 1 miliar ya, Bun.
Kisah Coretan Bocah Kelas 1 SD yang Memenangkan Kontes dari Google/Kisah Coretan Bocah Kelas 1 SD yang Memenangkan Kontes dari Google/ Foto: Istimewa

Kontes yang diadakan Google ini meminta para peserta menanggapi tema 'Apa yang menginspirasi saya...' dan gambar peserta dinilai berdasarkan manfaat artistik, kreativitas dan seberapa baik tema tersebut terwakili. Penilaian diberi oleh masyarakat dan juri.

Nah, yang menjadi juri adalah aktor Neil Patrick Harris, mantan pemain Mets Carlos Beltran dan peraih medali emas Olimpiade AS Laurie Hernandez. Berbagai tema gambar pun dikirim dari mulai perjalanan angkasa, fashion, desain dan geografi.

Nggak hanya itu hadiahnya, Gomez dan empat finalis lainnya juga memenangkan perjalanan ke markas Google di Mountain View, California, di mana anak-anak tersebut dapat merayakan kemenangannya dan bertemu dengan tim Google Doodle. Setiap finalis juga menerima komputer Pixelbook dan Rp 70 juta untuk tambahan biaya.

Ibu Gomez, Maria Lane mengatakan bahwa keluarganya nggak pakai gadget yang canggih. Coretan Gomez pun murni imajinasinya. Maria bercerita daerah rumah mereka juga disebut 'bomb cyclone' karena pernah terkena badai salju yang besar hingga Gomez dan teman sekolahnya harus belajar di luar ruangan. 

Wah keren deh perjuangan Maria dan anaknya! Ya, kemenangan Gomez bisa dibilang jadi hadiah terbaik untuk dia dan ibunya. Nantinya Gomez juga bekerja dengan Google selama musim panas untuk membantu 'menghidupkan' gambarnya sebelum hasil coretan yang ia menangkan dirilis akhir tahun ini.

"Saya tidak bisa berhenti berpikir dan membicarakan hal ini. Kami semua ikut senang atas kemenangan Gomez. Sangat menyenangkan melihat bagaimana inspirasi dan kreativitas seorang anak dapat memiliki hasil yang sangat menarik dalam kontes nasional ini," kata Maria kepada Falls Church News-Press. 

Diceritakan Maria, anaknya akan terus menggambar dan berbicara tentang banyak hal menarik yang dia lakukan di sekolah . Bicara kreativitas anak, sebenarnya banyak cara mengasahnya, Bun. Salah satunya adalah dengan menciptakan lingkungan rumah yang mendukung kreativitas si kecil.

Kisah Coretan Bocah Kelas 1 SD yang Memenangkan Kontes dari Google/Kisah Coretan Bocah Kelas 1 SD yang Memenangkan Kontes dari Google/ Foto: Istimewa


Hal ini diperkuat pendapat Dr Reni Akbar Hawadi dalam bukunya 'Psikologi Perkembangan Anak, Mengenal Sifat, Bakat, dan Kemampuan Anak', yang mengatakan kondisi rumah memang bisa memengaruhi perkembangan kreativitas anak.

Tika Bisono, psikolog dan dosen di Universitas Mercubuana, juga mengatakan pentingnya mengasah kreativitas. Salah satu caranya adalah dengan tidak melewatkan satupun ide atau gagasan yang dilontarkan anak.

"Setiap anak menyampaikan idenya, kita tanya apa, kalau memang tidak sesuai bisa dibelokkan sedikit-sedikit," sebut Tika dilansir detikHealth.

Nah, agar imajinasi dan kreativitas anak berkembang, kita sebagai orang tua perlu melatihnya dengan menyediakan ruangan yang aman. Selain itu, kita juga perlu berperan dalam permainan yang diciptakan anak.

"Sebaiknya juga kurangi kritikan dan arahan selama bermain. Lebih baik kita menyediakan waktu panjang untuk anak bereksplorasi. Imajinasi kalau nggak dikondisikan nggak akan banyak berkembang. Yang penting ruangannya aman," tutur psikolog anak Saskhya Aulia Prima dari Tiga Generasi.

sumber: detik


Dahulu kala, hiduplah seorang petani yang bertetangga dengan seorang yang berprofesi sebagai pemburu. Pemburu tersebut memiliki anjing-anjing galak yang sangat jago dalam berburu, tapi sayangnya anjing-anjing tersebut kurang terlatih. Anjing-anjing itu sering melompati pagar & mengejar-ngejar domba-domba milik Petani.

Petani itu lalu meminta tetangganya itu untuk menjaga anjing-anjing nya. Sayangnya si Pemburu tidak mau peduli. Hingga suatu hari anjing-anjing itu melompati pagar dan menyerang beberapa domba Petani, sampai terluka parah. Petani itu marah dan merasa tidak sabar. Ia memutuskan pergi ke kota untuk berkonsultasi pada seorang hakim.

Hakim itu mendengarkan cerita petani itu dengan hati-hati lalu berkata, "Saya bisa saja menghukum Pemburu itu serta memerintahkan dia untuk merantai dan mengurung anjing-anjing nya. Tetapi sebagai akibatnya anda akan kehilangan seorang TEMAN dan mendapatkan seorang MUSUH."

"Mana yang anda inginkan, Teman atau musuh yang menjadi tetangga anda?". Ujar si Hakim.

Petani itu menjawab, bahwa ia lebih suka mempunyai seorang teman.

"Baik, saya akan menawari kau sebuah solusi yang damai untuk kedua belah pihak. Domba-dombamu akan aman dan kamu akan tetap berteman dengan tetanggamu itu."

Mendengar solusi pak hakim, si Petani itu setuju.

Ketika sampai di rumah, Petani itu segera melaksanakan solusi pak hakim, dia mengambil 3 domba terbaiknya dan menghadiahkannya kepada ketiga orang anak Pemburu. Karena merasa senang serta untuk menjaga mainan baru anak-anaknya, si Pemburu itu kemudian mengkerangkeng anjing-anjing pemburunya.

Maka sejak itu anjing-anjing si Pemburu tak pernah lagi menganggu domba-domba si Petani. Pemburu itu lalu mulai sering membagi hasil buruan pada si Petani. Sebagai balasannya Petani mengirimkan daging domba & keju buatannya. Dalam waktu singkat mereka menjadi sahabat yang sangat akrab.

Sebuah ungkapan inspirasi mengatakan: "Cara terbaik untuk mempengaruhi orang adalah dengan menggunakan CINTA KASIH."

Oleh karena itu, penuhilah kehidupan anda dengan cinta kasih, maka kebahagiaan akan menghampiri anda dengan sendirinya.



Seorang pria tersesat di gurun pasir, ia hampir mati kehausan dan akhirnya ia tiba di sebuah rumah kosong. Di depan rumah tua tanpa jendela dan hampir roboh, terdapat sebuah pompa. Segera ia menuju pompa itu dan mulai memompa sekuat tenaga, tapi tidak ada air yang keluar. 

Lalu ia melihat ada kendi di sebelah pompa itu dengan mulutnya tertutup gabus & tertem pel kertas dengan tulisan, "Sahabat, pompa ini harus dipancing dengan air terlebih dahulu. Setelah Anda mendapatkan airnya, mohon jangan lupa mengisi kendi ini lagi sebelum Anda pergi." 

Ia mencabut gabusnya & ternyata kendi itu berisi penuh air. "Apakah air ini harus dipergunakan untuk memancing pompa? Bagaimana kalo tidak berhasil? Maka tidak ada air lagi. Bukankah lebih aman saya minum airnya dulu daripada nanti mati kehausan kalau ternyata pompanya tidak berfungsi? Lalu untuk apa menuangkannya ke pompa karatan hanya karena instruksi di atas kertas kumal yang belum tentu benar?" Pikirnya. 

Untung suara hatinya mengatakan bahwa ia harus mengikuti nasihat yang tertera di kertas itu sekali pun beresiko. Ia menuangkan seluruh isi kendi itu ke dalam pompa yang karatan itu dan dengan sekuat tenaga memompanya. Benar!! Air keluar dengan limpahnya dan ia dapat minum sepuasnya. 

Setelah istirahat memulihkan tenaga dan sebelum meninggalkan tempat itu, ia mengisi kendi itu sampai penuh, menutupkan kembali gabusnya dan menambahkan beberapa kata di bawah instruksi pesan itu, 

"Saya telah melakukannya dan berhasil. Engkau harus mengorbankan semuanya terlebih dahulu, sebelum bisa menerima kembali. PERCAYALAH !!!" 

Barang siapa berhati egois dan terlampau mementingkan diri sendiri, ia tidak akan beroleh kemudahan dalam hidupnya. 

Barang siapa berhati baik dan bertindak demi kepentingan orang lain maka ia akan memperoleh kebahagiaan dalam hidupnya. Berkat dan damai sejahtera akan mengalir dalam hidupnya.


Suatu malam, ibu yang bangun sejak pagi, bekerja keras sepanjang hari, membereskan rumah tanpa pembantu. 

Jam 7 malam ibu selesai menghidangkan makan malam untuk ayah, sangat sederhana, berupa telur mata sapi, tempe goreng, sambal teri dan nasi. 

Sayangnya karena mengurusi adik yang merengek, tempe dan telor gorengnya sedikit gosong ! 

Saya melihat ibu sedikit panik, tapi tidak bisa berbuat banyak, minyak gorengnya sudah habis.

Kami menunggu dengan tegang apa reaksi ayah yang pulang kerja pasti sudah sangat capek, melihat makan malamnya hanya tempe dan telur gosong. 

Luar biasa! Ayah dengan tenang menikmati dan memakan semua yg disiapkan ibu dengan tersenyum dan bahkan berkata,"Bu terima kasih ya!" Lalu ayah terus menanyakan kegiatan saya & adik di sekolah.

Selesai makan ,masih di meja makan, saya mendengar ibu meminta maaf krn telor & tempe yg gosong itu & satu hal yg tidak pernah saya lupakan adalah apa yang ayah katakan.

"Sayang, aku suka telor & tempe yang gosong" 

Sebelum tidur, saya pergi untuk memberikan ciuman selamat tidur kepada ayah, saya bertanya " apakah ayah benar-benar menyukai telur & tempe gosong?"

Ayah memeluk saya erat dengan kedua lengannya & berkata, "Anakku, ibu sudah bekerja keras sepanjang hari & dia benar - benar sudah capek, Jadi sepotong telor & tempe yang gosong tidak akan menyakiti siapa pun kok!" 

"Ini pelajaran yang saya praktekkan di tahun-tahun berikutnya; "Belajar menerima kesalahan orang lain, adalah satu kunci yang sangat penting untuk menciptakan sebuah hubungan yang sehat, bertumbuh & abadi.

Ingatlah emosi tidak akan pernah menyelesaikan masalah yang ada, jadi selalu lah berpikir dewasa. 

Mengapa sesuatu hal itu bisa terjadi pasti punya alasannya sendiri. 

Janganlah kita menjadi orang yang egois hanya mau dimengerti, tapi tidak mau mengerti. 

"TUHAN Mengasihi, Memberkati & Menyertai kita selalu.."


Suatu hari, seorang murid diajak berkeliling oleh gurunya. Di sepanjang perjalanan, sang guru memberikan berbagai wejangan kehidupan pada muridnya, yang mendengarkan dengan penuh perhatian. Rupanya, inilah hari terakhir sang murid sebelum turun gunung dan mengamalkan berbagai ilmu yang didapatnya.

Kemudian di tepi sebuah hutan, mereka menemukan sebuah sungai kecil yang tidak memiliki jembatan. Karena sungainya tidak terlalu lebar, sang guru dan murid tanpa kesulitan melompatinya sampai ke seberang. Hanya saja, karena langkah kaki dan ilmunya belum sehebat sang guru, si murid harus mengambil ancang-ancang dua langkah ke belakang.

Mereka pun meneruskan perjalanan sembari terus membicarakan banyak hal. Tanpa terasa, jalan mereka pun terus naik dan mendaki hingga kemudian sang guru berhenti di sebuah tebing jurang yang cukup tinggi.

“Nah, kita sudah hampir tiba di tempat tujuan. Sekarang, kita melompat ke ujung bukit di sana,” pesan sang guru yang tiba-tiba langsung melompat tinggi dan mendarat mulus di seberang. “Ayo, lompat!”

Si murid sejenak melongok ke dalam jurang. Meski tak terlalu dalam, tapi itu cukup untuk membuatnya sedikit ketakutan. Melihat itu, gurunya berujar, “Ayo, jangan takut! Itu jaraknya sama dengan sungai yang kita lewati tadi.”

Meski ragu, si murid pun berusaha menuruti gurunya. Ia merasa tak punya pilihan lain. Apalagi, gurunya mengatakan, jaraknya tak lebih lebar dari saat ia menyeberang di sungai yang tadi dengan mudah dilompatinya. Namun, saat berlari hendak melompat, tiba-tiba ia berhenti. Ia ragu-ragu, karena jika salah ambil ancang-ancang, akibatnya jauh lebih fatal dibanding saat melompati sungai.

Karena itu, si murid mencoba mengambil langkah mundur lebih jauh. Setidaknya, ia mundur hampir sepuluh langkah agar ia bisa berlari kencang sebelum melompat. Ketika mengambil jarak lebih jauh, kecepatan larinya berhasil membuat ia berhasil melompat jauh hingga sampai ke seberang dengan selamat.

Sembari mengelus kepala si murid dengan penuh kasih, sang guru memberi wejengan lain. “Muridku, kamu tahu apa yang membedakan lompatanmu saat di sungai dan di tebing jurang tadi? Meski jaraknya sama, keduanya punya tantangan yang berbeda.  Maka, kamu mengambil ancang-ancang mundur lebih jauh saat di tebing jurang untuk memastikan keselamatanmu.

Begitu juga dengan kehidupan ini. Kadang, saat tantangan yang lebih hebat menghadang, kita perlu mundur sedikit lebih jauh. Ini semata adalah upaya kita untuk bisa melompat lebih jauh dan tinggi. Maka, suatu kali nanti, jika kamu merasa mengalami kemunduran, kegagalan, kesulitan, bahkan jatuh.. jangan pernah berputus asa. Barangkali, itu justru langkah mundurmu agar bisa belajar melompat lebih tinggi.”

"MUNDUR UNTUK MELOMPAT JAUH"

Jika diresapi maknanya, akan melahirkan kekuatan di tengah hadangan dan terjangan badai kehidupan yang sering terjadi. Bahkan, saat mundur itulah, masa paling suram itulah, jika kita tahan, terus maju, ulet, makin kerja keras maka pintu sukses akan terbuka lebar.

Mari, jadikan setiap momen kesulitan, ujian, dan cobaan sebagai masa belajar dan evaluasi untuk memperbaiki keadaan. Jangan sesali dan jangan pernah mengeluh. Sebab, bisa jadi, ujian terberat itu justru membuka banyak peluang di masa depan.

SUKSES SELALU, GUSTI MBERKAHI!