Tidak hanya cara berbicara, tetapi “body language” alias bahasa tubuh seseorang juga turut berperan dalam menentukan kesuksesan. Nah kita tahu bahwa orang sukses biasanya melakukan segala sesuatu dengan cara yang berbeda dari orang biasa. Lantas bagaimana dengan body language mereka?
Mari kenali 10 bahasa tubuh khas orang sukses:
1. Senyum di waktu yang sesuai: Senyum adalah salah satu “alat” untuk memperoleh kepercayaan dan penerimaan dari orang lain secara instan. Namun yang harus diingat adalah mengetahui kapan waktu yang tepat dan sesuai untuk melakukannya. Tersenyumlah ketika Anda bertemu dengan seorang yang baru atau memberikan feedback pada atasan Anda. Namun jangan tersenyum ketika Anda sedang membahas kegagalan mencapai target, atau kenapa hubungan Anda tidak berjalan baik. Tersenyum di waktu yang tidak tepat justru akan menyampaikan rasa ketidakamanan dan kurang percaya diri.
2. Jabat tangan yang kuat: Jabatan tangan Anda bisa memberikan gambaran apakah Anda orang yang percaya diri, dominan atau tidak. Pada saat interview kerja, pertemuan dengan rekan atau calon klien bisnis, dengan orang baru dan lain sebagainya, pastikan jabat tangan mereka dengan baik dan kuat. Akan tetapi tetap terkendali jangan sampai menyakiti lawan bicara karena Anda terlalu bersemangat.
3. Ekspresi wajah: Setiap orang senang untuk didengarkan, menjadi pendengar menunjukan rasa hormat, ketertarikan, dan kepercayaan. Fokus ke “facial triangle”’ (kedua mata dan bibir) ketika Anda berkomunikasi dengan orang lain. Selain itu “facial triangle” juga akan mencegah kontak mata langsung yang bisa menjadi terlalu intens.
4. Jangan menggosok telapak tangan, wajah atau leher: Ketiganya merupakan bahasa universal yang menundukkan tanda gelisah, cemas dan stres. Menunjukkan bahwa Anda tidak bisa mengatasi tugas yang diserahkan, atau Anda khawatir tentang bagaimana hasil kerja, usaha bisnis atau image Anda di mata orang lain. Hal ini juga menunjukkan bahwa Anda kurang percaya diri, yang akan membuat orang lain kurang percaya pada diri Anda. Orang yang sukses tidak akan melakukan ketiga hal tersebut, tidak secara terbuka. Orang sukses lebih menunjukkan rasa aman dan kekuatan mereka meskipun harus melawan segala kemungkinan.
5. Steeple hand gesture (menyatukan jari-jari kedua tangan Anda dan membentuk seperti menara): Jika Anda ingin terlihat sebagai orang yang menarik, pintar dan percaya diri maka lakukanlah gesture yang sering digunakan oleh para politisi untuk menunjukkan bahwa mereka bisa dipercaya dalam mengemban tugas. Gesture ini sangat baik digunakan di lingkungan yang formal, saat berbicara dengan supervisor Anda dan dengan sendirinya kredibilitas Anda akan meningkat.
6. Anggukan kepala: Seringkali tanpa sadar, anggukan kepala ketika berbicara menandakan persetujuan. Tapi jika dilakukan terlalu sering justru akan mengurangi kredibiltas Anda dan menunjukkan bahwa Anda orang yang mudah setuju atau mudah dikendalikan. Baik ketika berbicara dengan atasan, karyawan, atau rekan kerja sebaiknya kendalikan kebiasaan anggukan kepala Anda. Tunjukkan pendirian Anda. Jika memang tidak setuju, Anda bisa mengungkapkannya dengan cara yang baik dan sopan.
7. Power pose: Power pose ini seperti pose superhero. Hasil penelitian menunjukkan pose ini tidak hanya membuat orang lain melihat Anda sebagai sosok yang percaya diri dan memiliki power, tapi juga secara otomatis akan membuat Anda merasa demikian. Melakukan pose ini sebelum berhadapan dengan situasi yang mungkin memiliki risiko tinggi akan membantu meningkatkan rasa percaya diri dan mengurangi hormon stres di tubuh.
8. Jangan memalingkan wajah dari lawan bicara: Jangan lakukan karena akan menunjukkan semua hal yang negatif. Mulai dari rasa takut, cemas, tidak percaya, minder dan lain sebagainya.
9. Postur tubuh yang baik: Postur tubuh bisa memengaruhi Anda baik secara fisik maupun mental. Postur tubuh yang tegak tidak hanya baik untuk kesehatan dan penampilan Anda tapi juga bisa mengundang rasa hormat. Akan sulit bagi lawan bicara untuk melihat Anda sebagai orang yang setara atau lebih superior jika postur tubuh Anda membungkuk seperti orang yang lunglai.
10. Jangan memberikan gesture yang berlebihan (lebay): Gerakan gesture yang berlebihan dalam usaha untuk menunjukkan bahwa Anda orang yang antusias atau percaya diri justru bisa menjadi senjata makan tuan. Akan sulit menganggap serius orang yang terlalu terlihat flamboyan.
Ada banyak cara untuk menjadi orang sukses, kesuksesan bisa dimulai dari langkah kecil. Salah satunya adalah dengan mengubah sikap, perilaku dan pembawaan diri ketika berhadapan dengan orang lain.
Bagaimana dengan anda?


Dikisahkan, di sebuah kolam yang airnya berlumpur, tumbuh di sana pohon bunga teratai muda. Suatu hari, saat daun teratai membuka mata memulai sebuah hari, dia merasa takjub dengan alam sekitarnya. Dan tiba-tiba si daun teratai merasakan, di atas hijau daunnya ada setitik embun yang hinggap begitu lembut dan bening. Dengan ceria disapanya si embun, "Hai kamu, engkau siapa? Dari mana datangmu, kok tiba-tiba ada di atas punggungku?"
Si embun pun menjawab, "Aku biasa dinamakan embun. Saat menjelang pagi, di alam semesta ini mengandung uap air yang terbawa hembusan angin dan menciptakan titik air yang menjadikan seperti diriku sekarang ini."
"Wah, aku senang sekali bisa bertemu dan ditemani kamu," kata si daun teratai.
"Maaf, teman. Aku tidak bisa menemanimu berlama-lama. Karena bila sebentar lagi matahari mulai bersinar, aku pun harus segera pergi," jawab si embun.
"Kenapa mesti pergi? Tetaplah di sini, bersahabat denganku."
"Bukan aku tidak mau, tetapi begitulah sifat alam. Setiap embun di pagi hari sebentar kemudian segera menguap bila tertimpa sinar matahari."
Sesaat sang matahari mulai terik. Daun teratai pun memohon, "Tolong tetaplah di sini embun, jangan pergi."
Namun, secepat itu pula si embun harus berlalu.
Keesokan harinya, saat daun teratai memulai hari, dia begitu gembira melihat sahabatnya kembali berada di punggungnya. Dia pun menyapa riang, "Hai sobat, kita berjumpa lagi!"
Si embun balas berkata, "Hai juga! Maaf, kita belum saling kenal. Aku embun pagi."
"Lho, bukankah kamu embun yang kemarin?"
"Bukan! Aku embun hari ini. Aku tidak ada hubungannya dengan embun yang kemarin."
"Tapi engkau sama persis dengan embun kemarin. Tetes air yang lembut, bening, dan menyejukkan. Kenapa bisa berbeda?"
"Entahlah. Aku ada ya seperti inilah. Selalu baru dan segera pergi bersama dengan datangnya mentari pagi." Dan tidak lama kemudian, embun itu pun segera menguap tertimpa sinar matahari.
Peristiwa serupa pun terjadi dari ke hari dan setiap hari daun teratai tetap tidak mengerti, mengapa embun yang sama setiap hari selalu tidak mengakui dirinya sebagai embun yang kemarin. Saat hari-hari berlalu terus hingga berganti bulan, si daun teratai pun berumur semakin tua; mulai terkoyak, akhirnya menguning, dan kemudian siap digantikan oleh tunas daun teratai yang baru.
Sama seperti daun teratai dan tetes embun, setiap hari yang kita punyai seolah sama persis seperti hari-hari kemarin yang telah kita lalui. Sesungguhnya, setiap hari adalah hari yang baru; hari baru yang penuh dengan kesempatan baru.
Mari, kita nikmati setiap hari sebagai suatu harapan yang menggairahkan. Hari baru, yang patut kita syukuri sekaligus kita isi dengan bekerja keras, penuh gairah untuk mewujudkan setiap impian kita, sehingga memungkinkan kita menciptakan prestasi yang luar biasa, yang dapat kita kenang sebagai memori indah yang membanggakan.
Perbedaan Orang Sukses dan Orang Gagal_2014-09-02 10-30-49_businessman-on-split-road-to-success-failure

Orang yang sukses selalu kelebihan 1 cara, orang yang gagal selalu kelebihan 1 alasan. Apa maknanya?

Dalam memperjuangkan apa yang kita impikan, perjalanan kadang tidak semulus seperti yang kita rencanakan. Tidak semudah seperti yang kita harapkan. Selalu saja ada hambatan, kesulitan, gangguan, kekeliruan, bahkan mungkin menemui kegagalan.

Apa bedanya, orang sukses dengan orang gagal dalam menghadapi kondisi demikian?

Bedanya pada cara masing-masing menyikapi aral yang ada di hadapannya. Bedanya, ada pada sikap mental mereka dalam melihat masalah tersebut. Bedanya, pada siapa yang bermental menang dan siapa yang bermental kalah.

The looser atau orang gagal, jika dihantam kesulitan, mereka selalu bisa membuat 1001 alasan mengapa dia gagal. Dalih itu muncul silih berganti, seakan tiada habisnya! Dia selalu bisa menemukan alasan mengapa dia gagal. Dan hampir semuanya menunjuk dan menyalahkan pihak di luar dirinya. Itulah mental pecundang. Jelas, orang gagal selalu kelebihan satu alasan.

Sebaliknya, the winner atau pemenang jika dihadapkan pada rintangan, halangan, kesulitan, bahkan kegagalan, akan melihat ke dalam terlebih dahulu, melakukan introspeksi diri. Dia akan mencari penyebabnya dari dalam, menilai, dan mencari kekurangan/kesalahan dari apa yang menjadi penyabab timbulnya masalah dan kegagalan. Jika sebab ditemukan, dia akan mencari cara untuk memperbaikinya. Itulah sebabnya, orang sukses terus bertambah sukses. 

Memang, orang sukses selalu kelebihan 1 cara.

Seperti pepatah dalam bahasa inggris mengatakan, "The winner sees an answer for every problem. The looser sees the problem in every answer". Seorang pemenang selalu melihat sebuah jawaban di setiap masalah, sedangkan seorang pecundang melihat sebuah masalah di setiap jawaban.

Bagi saya, kesuksesan sejati adalah akumulasi dari kegagalan-kegagalan kecil yang mampu kita atasi. Sehingga halangan, kesulitan, kegagalan, justru merupakan sarana terbaik dalam melatih dan mematangkan mental kita.

Pastikan: kita selalu kelebihan 1 cara, bukan kelebihan 1 alasan.

Banyak hal yang bisa kita lakukan untuk menjadikan hidup lebih baik. Selagi masih di awal tahun, kita perlu selalu diingatkan, jika rencana tak segera diikuti dengan tindakan, bisa jadi selamanya hanya akan berujung pada khayalan. Bagaimana jika keadaan masih belum sesuai dengan harapan? Yakinlah dengan usaha yang konsisten, pelan tapi pasti, impian akan jadi kenyataan.

Berikut enam hal yang menurut Stephen Covey, penulis buku megabestseller, 7 Habits of Highly Effective People, akan membuat bulan-bulan ke depan akan semakin cemerlang dan menjadikan hidup lebih terarah.

1. Jadilah lebih proaktif
Yang dimaksud di sini bukan sekadar selalu mengambil inisiatif untuk setiap yang menjadi tanggung jawab di bidang yang kita jalani. Namun, kita benar-benar harus bisa memberdayakan diri sendiri dan sekitar kita dengan apa pun profesi yang dijalankan. Sehingga, tanggung jawab yang kita emban akan menjadikan kita jauh lebih bermanfaat bagi diri dan lingkungan.
Kadang, kita sering kali malah meng-underestimate peran kita dalam posisi yang sedang dijalani saat ini. Padahal, setiap profesi sebenarnya pasti punya manfaatnya tersendiri. Karena itu, proaktif dalam konteks di sini bisa kita maknai sebagai upaya untuk menjadikan peran kita benar-benar menjadi satu bagian yang mampu menjadi “pelengkap” satu sama lain. Misalnya, seorang sopir akan jadi “kekuatan” bagi “bos” yang disopirinya, saat ia mampu mengemudi dengan profesional dan selalu mengantarkan sang bos ke tempat yang dituju dengan selamat. Tanpa disadari, profesionalitasnya ini barangkali akan menjadikan banyak deal-deal besar bisa termaksimalkan karena peran sang sopir yang bisa mengantarkan bos tepat waktu.

2. Tajamkan “kapak”
Ada banyak hal penting dalam hidup. Dan, bisa jadi semua terasa penting. Namun, kita tetap harus bisa menentukan mana prioritas yang harus kita pertajam fokusnya untuk diselesaikan segera. Menajamkan “kapak” ini bisa diartikan sebagai memilih dan memilah mana proses kerja yang harus dimaksimalkan, sehingga semua urusan bisa terselesaikan dengan baik.
Ada rumusan yang sering kita kenal dengan hukum pareto 20:80. Di sini, saat kita berhasil memprioritaskan 20% hal terpenting, maka sisanya yang 80% akan lebih mudah terselesaikan—dengan sendirinya. Jadi, mari pertajam fokus di mana “kapak” kita akan diayunkan, sehingga benar-benar bisa menjadikan waktu demi waktu berjalan lebih efektif dan efisien.

3. Coba untuk mengerti, sebelum ingin dimengerti
Dalam percakapan yang terjadi sehari-hari, sering kali kita cenderung saling berinteraksi dengan lebih banyak mendominasi omongan. Padahal, kita sejatinya tercipta dengan dua telinga dan hanya satu mulut. Ini bisa diartikan bahwa sejatinya kita harus lebih banyak mendengar dibanding berbicara.
Karena itu, untuk lebih sukses ke depan, ada baiknya kita lebih mengutamakan mendengar terlebih dahulu, sebelum minta untuk didengar. Kita lebih mengutamakan memahami dulu, sebelum minta dipahami. Dengan cara ini, menurut Covey, kita sebenarnya sedang “berinvestasi” untuk menjadikan partner bicara sebagai bagian yang akan “ikut” menyukseskan setiap langkah yang akan kita tempuh ke depan. Ibaratnya seorang sales yang baik, ia akan lebih mendengar dulu kebutuhan orang yang akan ditawari produknya, dibanding langsung menawarkan tanpa tahu apa yang diinginkan sang calon konsumen. Dengan pendekatan “memahami” lebih dulu, akan menjadikan sang sales justru bisa menawarkan banyak solusi bagi konsumen sehingga ia mau memakai produknya.

4. Mulailah dengan visi akan seperti apa kita ke depan
Kadang, kita hidup hanya sekadar menjalani hidup. Padahal, saat kita menentukan arah ke mana akan melangkah, kita pasti akan lebih mudah mengarahkan jalan kita menuju impian. Bahkan, bagi orang yang sering menyebut bahwa hidup hanya laksana air mengalir alias apa adanya—pun sebenarnya punya tujuan—disadari atau tidak. Bukankah air selalu mengalir menuju tempat yang lebih rendah? Air juga selalu menuju pada muara yang akhirnya terus menuju ke sungai dan berujung di laut?
Dengan benar-benar tahu apa yang hendak kita tuju, target besar dan menantang apa yang hendak kita selesaikan, kita akan jauh lebih bisa mengarahkan kaki dan tangan—serta tubuh dan jiwa—pada tujuan demi tujuan. Sehingga, tanpa disadari, saat menengok ke belakang, sudah banyak “jejak” sukses yang telah kita raih. Jadi, sudahkah kita menentukan hendak melangkah ke mana dengan visi yang telah kita canangkan sebagai sebuah resolusi di awal tahun lalu?

5. Bangun misi hidup yang jelas
Disadari atau tidak, kita hidup dengan nilai dan keyakinan yang mengarahkan kita pada sikap dan perilaku tertentu. Di sanalah, sebenarnya identitas kita akan terbentuk. Si A dikenal sebagai orang yang baik, si B dikenal orang yang cekatan, si C disebut sebagai orang yang tekun, semuanya sebenarnya dikenal karena nilai hidup yang dianutnya.
Karena itu, dengan mengetahui persis misi hidup kita, tujuan yang hendak dicapai, dan nilai seperti apa yang akan kita kembangkan dalam hidup, kita akan lebih mudah mengarahkan diri pada pencapaian-pencapaian yang hendak kita wujudkan. Jadi, menurut Anda, apa yang paling penting dalam hidup Anda saat ini untuk diperjuangkan? Bisa jadi, itulah misi hidup yang Anda cari selama ini.

6. Berpikir menang-menang
Ada kalanya kita hidup ada yang menang dan kalah, ada saat gagal dan sukses. Kita harus menerima itu, apa pun posisi yang kita dapat. Namun, dengan berpikir menang-menang, apa pun hasil yang kita capai, sebenarnya kita telah jadi “pemenang” sesungguhnya. Saat berada di atas, kita menghargai yang sedang ada di bawah—bahkan bisa menantingnya untuk ikut naik ke atas. Saat sedang di bawah, kita pun tak akan merasa sangat terpuruk karena sadar bahwa suatu saat, kita pun berhak berada di atas.

Mari, kita sadari potensi dan terus gali hal positif di sekitar kita. Masih ada cukup banyak waktu ke depan yang bisa kita maksimalkan. Namun yang terpenting, apa yang bisa kita lakukan hari ini—apa pun profesi dan peran kita—agar bisa mencapai hasil terbaik sesuai yang kita harapkan.