Duduk Diam dan Mendengar

Pada suatu hari, seorang petani yang bekerja di tanah pertanian, baru saja selesai membersihkan kandang kuda.
Tiba-tiba ia menyadari bahwa sebuah arloji saku pemberian istrinya hilang dari sakunya, segera ia masuk kembali ke dalam kandang kuda untuk mencari arloji tersebut. Tetapi ia tidak menemukan arloji itu meskipun ia telah mencarinya ke seluruh kandang.
Pada saat ia keluar kandang, terlihatlah segerombolan anak-anak sedang bermain, maka ia mencoba menawarkan sayembara, barangsiapa dapat menemukan arlojinya akan diberi imbalan.
Tak pelak anak-anak itu bak segerombolan lebah menyerbu ke kandang kuda, namun tak seorang pun dapat menemukan arloji tersebut. Hal ini membuat petani itu patah semangatnya.
Pada saat itu, tiba-tiba ada seorang anak yang berseru, “Bolehkah saya sekali lagi masuk untuk mencarinya?”
Dengan sedikit ragu-ragu petani itu mengizinkan. Tidak lama kemudian anak itu keluar dengan membawa arlojinya.
Si petani dengan penuh keheranan menanyakan hal itu kepadanya mengapa bisa cepat menemukan arlojinya.
Dengan enteng anak itu menjawab, “Setelah saya masuk, saya hanya duduk diam dan mendengar, lalu saat itulah saya bisa mendengar suara detak-detak arloji itu dan kemudian saya menemukannya!”
Duduk diam dan mendengar, itulah yang perlu terus-menerus kita kembangkan di dalam hidup kita supaya kita bisa menerima petunjuk serta tuntunan Tuhan dalam hidup kita. Banyak kali kita terlalu sibuk dan dipenuhi dengan pemikiran kita sendiri, sehingga kita sulit sekali untuk bisa duduk diam dan mendengar suara Tuhan.
Hari ini, sediakan waktu terbaik Anda untuk duduk diam dan mendengar. Letakkanlah pikiran dan keinginan diri Anda sendiri supaya Anda bisa menerima petunjuk dan mendengarkan suara Tuhan.
Ketika hidup Anda terpimpin oleh petunjuk dan tuntunan Tuhan, maka Tuhan akan membawa hidup Anda masuk ke padang rumput yang hijau dan ke air yang tenang, sehingga Anda akan menemukan sebuah kehidupan yang penuh anugerah dan damai sejahtera.

0 komentar:

Post a Comment