Menurut banyak ahli, membangun kebiasaan untuk bersikap optimis dapat meningkatkan kesehatan kita, baik dalam menghadapi hasil diagnosa medis yang berat atau setumpuk baju kotor yang harus dicuci.
Barbara Fredrickson, Ph.D., seorang profesor psikologi dari University of North Carolina, mengatakan bahwa kita harus melatih diri melakukan aktivitas yang mengembangkan perasaan sukacita, syukur, kasih, dan perasaan positif lainnya.
Namun demikian, kita mengetahui bahwa kita membutuhkan lebih dari sekadar membangun perasaan yang positif.
Kita membutuhkan keyakinan yang kuat akan adanya suatu sumber sukacita, damai sejahtera, dan cinta kasih yang dapat kita andalkan.
Karena tindakan-tindakan di atas terkait dengan frasa “kepada dan karena Tuhan,” semua arahan tersebut bukan hanya angan-angan atau saran yang mustahil untuk dilakukan.
Selamat mencoba, Gusti mberkahi.
0 komentar:
Post a Comment