Di sebuah kota kecil, hiduplah sepasang suami istri yang telah menikah selama lima puluh tahun. Selama masa pernikahan mereka, tak ada pertengkaran berarti, kehidupan mereka selalu baik dan rukun, sehingga banyak tetangga yang kagum dengan kerukunan dan kasih dari pasangan ini.

Hanya ada satu rahasia yaitu sebuah kotak sepatu yang disimpan sang istri di atas lemari mereka dan sang istri meminta agar suaminya tidak menanyakan mengenai isi kotak sepatu itu apalagi membukanya. Sang suami menyanggupi hal itu. 

Suatu hari, sang istri mengalami sakit keras, dan sudah berada di ambang kematiannya. Dengan tubuh yang lemah, sang istri merasa bahwa inilah saat yang tepat untuk membuka rahasia yang selama ini disimpannya kepada suaminya. 

Sang suami segera mengambil kotak sepatu itu lalu duduk di samping ranjang sang istri. “Bukalah kotak itu, aku rasa ini adalah saat yang tepat engkau untuk mengetahuinya,” ujar sang istri dengan suara lemah. Sang suami lalu membuka kotak itu. 

“Saat kita menikah dulu, nenekku memberikan sebuah rahasia pernikahan padaku,” ujar sang istri, “Nenekku berpesan, jika kamu melakukan sesuatu yang tidak menyenangkan hatiku, aku tidak boleh kecewa atau marah padamu, yang harus aku lakukan saat aku tidak suka dengan sikapmu adalah tetap diam dan membuat sebuah boneka rajut.” 

Sang suami tersenyum lega karena ia melihat hanya ada 2 boneka rajut disitu. Berarti selama lima puluh tahun pernikahan mereka, ia hanya mengecewakan istrinya sebanyak 2 kali. Ia begitu bersyukur dan bangga dengan dirinya yang selama ini bisa menjaga perasaan istrinya dan tidak banyak mengecewakan istrinya. 

Tapi ia masih penasaran dengan arti dari uang yang sepuluh jutaan itu. Lalu ia bertanya kepada istrinya, “Kalau begitu, apa arti dari uang yang sangat banyak ini? Dari mana kamu memperolehnya?” 

Istrinya, dengan tatapan penuh kasih dan pengertian menjawab, “Uang itu adalah hasil penjualan boneka-boneka rajut yang sudah kubuat selama ini…”

Di sebuah gerbong kereta api yang penuh, seorang pemuda berusia kira-kira 24 tahun melepaskan pandangannya melalui jendela. Ia begitu takjub melihat pemandangan sekitarnya. Dengan girang, ia berteriak dan berkata kepada ayahnya:

”Ayah, coba lihat, pohon-pohon itu… mereka berjalan menyusul kita”.

Sang ayah hanya tersenyum sambil menganggukkan kepala dengan wajah yang tidak kurang cerianya. Ia begitu bahagia mendengar celoteh putranya itu.

Di samping pemuda itu ada sepasang suami-istri yang mengamati tingkah pemuda yang kekanak-kanakan itu. Mereka berdua merasa sangat risih. Kereta terus berlalu. Tidak lama pemuda itu kembali berteriak:

“Ayah, lihat itu, itu awan kan…? lihat… mereka ikut berjalan bersama kita juga…”.

Ayahnya tersenyum lagi menunjukkan kebahagiaan.

Dua orang suami-istri di samping pemuda itu tidak mampu menahan diri, akhirnya mereka berkata kepada ayah pemuda itu:

“Kenapa anda tidak membawa anak anda ini ke dokter jiwa?”

Sejenak, ayah pemuda itu terdiam. Lalu ia menjawab: “Kami baru saja kembali dari rumah sakit, anakku ini menderita kebutaan semenjak lahir. Tadi ia baru dioperasi, dan hari ini adalah hari pertama dia bisa melihat dunia dengan mata kepalanya”.

Pasangan suami itu pun terdiam seribu bahasa.

Setiap orang mempunyai cerita hidup masing-masing, oleh karena itu jangan memvonis seseorang dengan apa yg anda lihat saja. Barangkali saja bila anda mengetahui kondisi sebenarnya anda akan tercengang. Maka kita PERLU BERPIKIR SEBELUM BICARA…

Semoga kita bisa mengambil suatu berkat dari kisah di atas. Amin.