Ada seorang pebisnis yang bergerak di bagian penyediaan packaging bernama Pak Johan. Suatu kali, ia mendapatkan proyek packaging sebuah perusahaan alat musik. Untuk menyelesaikan order ini, Pak Johan menggunakan jasa seorang ibu tua dalam proses pelekatan. Karena jumlah order yang masih sedikit, pekerjaan itu dapat dikerjakan di rumah. Di rumah itu jugalah, ibu ini membuka sebuah warung kecil penopang kebutuhan hidup keluarganya.

Setelah berjalan beberapa bulan, order dari perusahaan itu bertambah hingga 10 kali lipat. Ketika melihat prospek ini, sebagai seorang pengusaha, Pak Johan menghadapi sebuah pilihan sulit. Apakah ia harus terus menggunakan jasa dari ibu tua itu dengan bayaran yang lebih tinggi? Ataukah sebaiknya ia membuka sebuah divisi khusus untuk menangani proses pelekatan?

Jika dipertimbangkan dari prinsip ekonomis, tentu saja kerjasama dengan ibu ini harus berakhir. Namun, keputusan yang diambil oleh Pak Johan benar-benar diluar dugaan semua orang. Ia memutuskan melatih ibu ini untuk mengepalai divisi khusus bidang pelekatan yang dibuatnya, dimana ia sendiri turun tangan dalam merekrut dan melatih para ibu tetangga dari ibu tua ini yang mau memiliki penghasilan tambahan. Saat ini, selain rutin menerima order dari perusahaan Pak Johan, kelompok ibu-ibu ini juga sering menerima order dari luar yang tentu saja meningkatkan taraf hidup keluarga mereka.

Saudaraku, mungkin menurut Anda apa yang dilakukan oleh Pak Johan itu keputusan yang merugikan. Untuk apa seorang pengusaha seperti Pak Johan harus repot membentuk divisi yang beranggotakan ibu-ibu yang belum memiliki skill, bahkan melatih mereka dengan sukarela?

Bagi Pak Johan, keuntungan yang ia dapat dari order tersebut tidaklah sebanding nilainya dibandingkan kesempatan untuk membantu kehidupan para ibu tersebut. Ia memilih menjadi berkat bagi sesamanya. Seringkali, apa yang Anda lihat sebagai hal yang tidak berguna sesungguhnya harta karun yang tidak ternilai harganya bagi orang lain

Gusti mberkahi

Siapa yang tak kenal Po si panda dalam film animasi Amerika berjudul "Kungfu Panda"? Saking suksesnya, film ini dibuatkan film-film lanjutannya. Nah dari film kocak nan inspiratif ini, ada satu hal penting yang bisa dibilang tak lekang waktu.

Masih ingat Master Oogway, seekor kura-kura yang sudah berusia tua? Suatu hari di kala perasaan Po sedang gundah, Master Oogway mengatakan:

Yesterday is a history
Tomorrow is a mystery
But, Today is a gift
That is why it's called Present.

Waktu itu Po sedang merasa sedih sekaligus kecewa pada keadaan dan dirinya sendiri. Ia mendapati kenyataan kalau Lima Pendekar yang menjadi idolanya ternyata membencinya. Terlebih lagi, Master Shifu juga membencinya karena sepertinya Po tidak bisa memenuhi harapan untuk menjadi seorang pendekar kung fu yang andal. Di tengah keterpurukan itu, Po berandai-andai, "Mungkin seharusnya aku berhenti belajar kung fu dan kembali membantu ayah menjual mi."

Mendengar ucapan Po, Master Oogway berkomentar, "Kau ini terlalu memikirkan apa yang telah lewat dan merisaukan apa yang akan terjadi." Setelahnya, ia menyampaikan pepatah luar biasa seperti yang sudah tertulis di atas.

Seperti halnya Po, kita seringkali terlalu memikirkan dan merisaukan kejadian-kejadian di masa lalu, segala kesalahan dan penyesalan yang notabene tidak bisa kita ubah karena memang sudah terjadi. Kita juga terlalu mencemaskan apa yang akan terjadi di masa mendatang, segala ketakutan dan kekhawatiran tentang hal-hal yang belum terjadi. Sebenarnya kedua hal itu tidak ada gunanya karena akan membuat kita berjalan di tempat.

Sebagaimana yang dikatakan Master Oogway: Kemarin adalah sejarah dan besok masih menjadi misteri. Dari peristiwa di hari kemarin, cukup kita mengambil hikmah positifnya saja jika memang ada sesuatu pelajaran penting yang bisa kita petik. Lalu mengenai esok hari, karena masih misteri, yang bisa kita lakukan hanyalah melakukan yang terbaik di hari ini. Sesuatu positif yang kita lakukan di hari ini tentu akan memiliki dampak positif juga di esok hari. Karena itulah, Master Oogway mengakhiri pesannya dengan mengatakan: But today is a gift. That's why it is called present.

Mari kita menjalani hari ini sebagai layaknya sebuah hadiah yang berharga. Dengan begitu, dijamin kita akan menyongsong esok hari yang cerah dan penuh harapan. Luar biasa!

Alkisah, ada pasangan muda yang baru saja menikah dan pindah rumah. Mereka tinggal di sebuah kompleks perumahan yang cukup asri dengan tetangga yang ramah satu sama lainnya. Beberapa bulan menempati rumah baru tersebut, mereka sudah cukup akrab dengan tetangga kiri kanan.

Suatu kali, sang istri menengok dari balik jendela samping ke rumah tetangganya. Kebetulan, pagi itu si tetangga sedang menjemur baju. Saat itu, ia sedang menyiapkan sarapan suaminya. Tiba-tiba, sang istri berkata, “Ayah, lihatlah tetangga kita. Mereka orangnya baik. Tapi sayangnya kurang bersih saat mencuci pakaian ya..”

Sang suami hanya tersenyum. Ia tidak menanggapi omongan istrinya itu.

Namun, di pagi hari berikutnya, istrinya terus-menerus memberikan komentar yang senada. Bahkan, hingga seminggu kemudian, komentarnya bertambah pedas. “Aku lihat, makin hari malah makin tambah kurang bersih saja cucian mereka. Kita harus memberi tahu mereka, menunjukkan bahwa kita ini tetangga baru yang baik dan peduli.”

Sang suami kembali hanya tersenyum. Namun, kali ini ia berujar pendek. “Nanti lihat saja saatnya.”

Di akhir minggu, saat mereka libur, sang suami tampak bangun lebih pagi dari biasanya, mendahului istrinya.

Saat bangun, sang istri setengah terkejut. Tidak biasanya sang suami bangun mendahuluinya, apalagi di hari libur. “Ada apa suamiku? Apa ada pekerjaan kantor yang kamu bawa sampai hari libur saja masih harus bangun pagi-pagi?” tanya sang istri.

Suaminya hanya tersenyum. Dan, seperti biasa, kemudian percakapan terjadi di ruang makan. Namun, kali ini sang istri berkomentar dengan nada yang jauh lebih menyenangkan. “Wah… akhirnya ada juga yang memberi tahu tetangga kita ya. Cucian mereka tampak lebih bersih dan rapi. Warnanya baju-bajunya bahkan terlihat sangat cemerlang. Apakah engkau tadi pagi yang akhirnya memberi tahu mereka agar bisa mencuci sebersih diriku? Pasti kamu juga tidak tahan dengan kondisi cucian mereka sehingga memutuskan memberi tahu langsung. Betul?” sahut sang istri.

“Sebenarnya, tak ada yang memberi tahu mereka apa pun. Aku tadi pagi hanya bangun lebih pagi untuk membersihkan kaca jendela kita sendiri,” sebut sang suami. dengan bijak

Sang istri tampak kaget dan sedikit malu.

“Istriku… aku tahu dirimu bermaksud baik. Tapi, cobalah lihat lagi lebih saksama. Kadang memang kita melihat semut di kejauhan, tapi gajah di depan mata tak tampak. Sering kali kita melihat orang lain, padahal sebenarnya yang lebih perlu kita perhatikan adalah apa yang ada pada diri kita. Semoga ini menjadi pelajaran bagi kamu dan kita bersama, untuk mau mengubah sudut pandang saat melihat apa yang kita anggap kurang dari orang lain.”

Setelah lulus dari Harvard, Spencer Penrose pindah ke Colorado Springs pada tahun 1891. Tidak lama setelah kepindahannya, ia mengalami kesulitan keuangan. Kemudian ia memberanikan diri untuk mengirimkan telegram kepada saudara laki-lakinya, meminta bantuan uang sebesar $1.500 untuk usaha pertambangan yang akan dimulainya. Tidak disangka, saudaranya hanya mengirimkan $150 yang cukup untuk biaya tiket kereta api pulang disertai dengan surat peringatan agar ia berhenti berjuang.

Bertahun-tahun kemudian, Spencer kembali ke kampung halamannya di Philadelphia. “Ini untukmu,” ucap Spencer sambil menyerahkan koin emas yang bernilai $75.000 kepada saudara laki-lakinya. “Untuk apa ini?” ujar saudaranya terpana. “Kini kau pulang setelah bersikeras menjalankan bisnis tambang yang tidak ada gunanya itu?” tegur saudaranya keras. “Hahaha… ini pembayaran investasimu. Bukankah dulu kau memberiku $150? Jika saja kau memberiku $1.500, maka saat ini mungkin kau akan menerima $750.000,” ujar Spencer tersenyum lebar.

Ketika kita mengembalikan persepuluhan berupa 10% hasil yang terbaik kepada Tuhan, maka sesungguhnya kita sedang membuka tingkap-tingkap langit. Hal itu berarti, kita tidak lagi hidup di bawah kutuk, namun di bawah langit berkat Tuhan. Akan tetapi, seberapa besar berkat yang tercurahkan melalui tingkap langit tersebut tergantung pada taburan kita. Ketika kita berani menaburkan yang terbaik, dapat berupa waktu, tenaga, talenta, bahkan uang, maka kita sebenarnya sedang melipatgandakan berkat tersebut.

Gusti mberkahi.

Memaafkan dan mengampuni orang yang pernah menyakiti kita akan membuat kita semakin KUAT. Jika kita dihina maka kita hanya perlu menahan hinaan mereka selama beberapa waktu, tapi mereka akan menanggung keburukan perbuatannya seumur hidup.

Kisah berikut adalah kisah nyata dari Afrika Selatan.

Selama bertahun-tahun, orang kulit putih di sana melakukan banyak kekejian pada kaum kulit hitam. Saat Apartheid berhenti dan Nelson Mandela menjadi Presiden Afrika Selatan, beliau tidak menuntut balas. Sebaliknya ia mendirikan sebuah komisi, yaitu Truth and Reconciliation Commission (Komisi Kebenaran dan Rujuk Damai). Pihak mana pun yang telah melakukan kejahatan bisa mendatangi komisi itu, mengakui semua kesalahan dan keburukan yang pernah dilakukannya, dan ia akan diberi pengampunan. Seburuk apa pun itu.

Suatu hari, seorang polisi mengakui bagaimana dengan kejinya ia menyiksa mati seorang aktivis kulit hitam, dilakukan di hadapan istri aktivis yang telah meninggal itu. Polisi itu gemetar ketakutan saat mengakuinya dan merasa bersalah sepanjang hidupnya. Setelah selesai, si janda bangkit dan berlari ke arah polisi itu. Polisi itu berpikiran si janda akan membunuhnya sebagai balas dendam. Namun sebaliknya, si janda memeluk si polisi sambil berkata "Aku memaafkanmu".

Jika si perempuan itu bisa memaafkan pembunuh suaminya, tidakkah kita bisa mengampuni dan memaafkan kesalahan lebih kecil yang dilakukan pada kita?

Jika saja orang-orang bisa saling memaafkan, maka dunia akan bebas dari konflik dan peperangan.

SELAMAT MEMULAI HARI SENIN DENGAN BERKATA,
"AKU MEMAAFKANMU".

Alkisah, seorang guru membawa mangkuk besar ke hadapan murid-muridnya, kemudian mengisinya dengan batu-batu besar sambil bertanya, “Apakah mangkuk ini sudah penuh?” “Sudah” jawab muridnya.

Kemudian sang guru mengisi mangkuk itu dengan pasir, hingga pasir itu memenuhi semua sela antara batu-batu besar tersebut. Sang guru kembali bertanya, “Sudah penuhkah mangkuk ini?” Kali ini muridnya terbelah ke dalam dua kelompok jawaban, ada yang menjawab sudah penuh, dan ada yang mengatakan belum penuh, meski mereka sendiri kurang jelas. Kemudian sang guru menyiramkan air ke dalam mangkuk tadi, dan air itu pun membasahi pasir dan memenuhi mangkuk itu.

Tak lama kemudian guru itu mengambil mangkuk baru yang masih kosong, lalu diisinya dengan pasir. Sejenak kemudian ia berkata, “Apakah mangkuk ini masih muat untuk batu-batu besar ini?” spontan para murid mengatakan, “Tidak.”

Maka seperti itulah kepala kita—ungkap sang guru memulai nasihatnya—jika diisi dengan hal-hal kecil, maka ia tidak akan pernah sanggup diisi oleh ide-ide besar. Pikirkanlah ide-ide besar, maka hal yang kecil akan termuat dengan sendirinya

Di sebuah tempat penampungan, terdapat banyak anak kecil. Saat itu adalah masa peperangan sehingga banyak anak yang terluka. Salah satu dari mereka mengalami pendarahan dan membutuhkan donor darah secepatnya. Dokter yang menangani adalah orang asing sehingga ia mengalami kesulitan dalam berkomunikasi. Dokter pun menggunakan bahasa isyarat untuk menjelaskan bahwa anak kecil yang sekarat ini butuh donor darah. Semua anak di tempat itu hanya terdiam. Setelah menjelaskan sekali lagi dengan bahasa isyarat, ada seorang anak yang bersedia.

Anak ini menangis keras selama dokter mengambil darahnya sampai-sampai membuat dokter dan semua yang ada di tempat itu kebingungan. Setelah proses donor darah selesai, seorang ibu mendatangi anak itu.
Ibu : “Mengapa kamu menangis, Nak? Apakah sangat sakit?”
Anak kecil : “Tidak bu, tidak sakit. Aku hanya sangat takut karena aku akan mati.”
Ibu : “Hahaha, donor darah tidak akan membunuhmu. Kamu tidak paham penjelasan dokter tadi? Hebat sekali kamu, Nak. Kamu mendonorkan darah padahal kamu tahu bahwa kamu akan mati. Mengapa kamu mau?”
Anak kecil : “Karena dia temanku, Bu.”

"KASIH YANG SESUNGGUHNYA ADALAH ORANG YANG RELA MENGORBANKAN NYAWANYA DEMI SEHABATNYA"

Gusti mberkahi

Karena hujan yg tdk kunjung berhenti, akhirnya saya memutuskan menerobos hujan karena hari sdh malam... sampai di Tegalega, perut sdh tdk bisa diajak kompromi lg, akhirnya saya memutuskan mampir diwarung nasi tenda dipinggir jln.. lagi asyik menikmati pecel lele, masuklah seorang bapak, dg istri & 2 anaknya..

Yg menarik adalah kendaraan mrka yaitu gerobak dorong.. Lalu bapak ini memesan 2 piring nasi & ayam goreng... Pertamanya sih ga ada yg menarik, tetapi ketika saya selesai makan, ada yg menarik hati saya...

Ternyata, yg menikmati makanan itu hanya istri & anaknya. Sedangkan sang bapak hanya melihat istri & anaknya menikmati makanan itu. Sesekali. saya melihat. anaknya tertawa senang & sangat menikmati ayam goreng yg dipesan oleh bapaknya.. Saya perhatikan, wajah sang bapak, walau tampak kelelahan terlihat senyum bahagia diwajahnya.. Lalu saya mendengar dia berkata pelan.." mkn yg kenyang ya nak, kan...hari ini tanggal kelahiranmu... "

Saya terharu mendengar nya.. seorang bapak dgn segala keterbatasannya, sbg (mungkin) pemulung.. memberi ayam goreng warung tenda dipinggir jln utk hadiah anaknya.. Hampir menangis rasanya saya diwarung itu..

Segera seblm air mata ini tumpah, saya berdiri & membayar mknan saya & juga dgn pelan saya bilang kepenjaga warung.. "mas, tagihan bapak itu saya yg bayar.. & tolong tambahin ayam goreng & tahu tempe". Lalu lekas2 saya pergi.

Kisah ini kutulis utk bahan perenungan.. Bhw Tuhan sdh memberikan yg terbaik utk saya saat ini..., kita sering & biasa makan di Sushi-Tei, Kentucky, Mc Donald, Hoka Hoka Bento, Pizza Hut dsb... Pdhl bagi org disekitar kita, pecel lele pinggir jln, adalah makanan mewah...

Sungguh tak pantas bagi saya utk mengeluh & merasa kurang.... Rasa Syukur akan mengantarkan rasa bahagia..

Alkisah, di sebuah lahan pertanian ada dua ekor kuda. Dari kejauhan, kedua kuda itu tampak seperti kuda-kuda lainnya. Tetapi jika kita melihatnya lebih dekat, kita baru akan memperhatikan sesuatu yang sungguh menarik.

Salah satu kuda itu ternyata buta. Pemiliknya memilih untuk tidak mematikannya, tapi menyediakan baginya sebuah kandang yang nyaman dan aman untuk ditinggali. Satu hal itu saja sudah sangat menakjubkan.

Namun jika kita berdiri di dekat kuda-kuda itu dan mendengarkan dengan saksama, kita akan mendengar suara denting sebuah lonceng. Bunyi itu datang dari seekor kuda yang bertubuh lebih kecil.

Pada tali leher kuda itu terikat sebuah lonceng kecil berwarna perunggu. Bunyi lonceng itu menjadi petunjuk bagi temannya yang buta untuk mengetahui keberadaan kuda lainnya, sehingga ia bisa mengikuti langkahnya.

Jika kita berdiri lebih lama di situ dan mencoba mengamati kedua kuda yang saling berteman ini, kita akan melihat bahwa kuda berlonceng itu selalu menoleh ke belakang, ke kuda yang buta itu. Memastikan kuda buta itu mendengar bunyi loncengnya dan lalu berjalan pelan ke tempat kuda berlonceng berada. Seolah si kuda buta begitu mempercayai arahan temannya itu yang tidak akan menyesatkannya.

Ketika si kuda berlonceng itu bergerak menuju kandangnya setiap sore, ia sebentar-sebentar akan berhenti untuk menoleh ke belakang, memastikan teman butanya tidak terlalu jauh tertinggal di belakang untuk bisa mendengarkan suara lonceng itu.

Seperti pemilik kedua kuda itu, Sang Maha Pencipta juga tidak akan pernah membiarkan kita begitu saja. Ia selalu mengawasi kita dan bahkan menempatkan orang lain dalam hidup kita untuk menolong kita ketika kita membutuhkannya.

Terkadang kita seperti si kuda buta dalam cerita di atas, yang dituntun oleh lonceng kecil yang berdentang dari orang-orang yang ditempatkan Sang Maha Pencipta dalam kehidupan kita. Di waktu yang lain, kitalah si kuda penuntun yang membimbing orang lain menemukan jalan yang benar.

Seorang pria paruh baya mempunyai sebuah toko makanan ternak yang tidak begitu laku.

Makin hari makin sedikit orang yang beli pakan ternak. Dalam keputusasaanya Pria tersebut mendapat ide gila, yaitu menginvestasikan 50 dolar (uang yang cukup banyak pada zaman itu), untuk membeli 1000 ekor anak ayam. Para tetangganya langsung mengejek dan menganggap pria itu gila. Jual pakan ayam saja tidak bisa, apalagi jual anak ayam. Mereka lebih heran lagi ketika tahu bahwa pria ini tidak menjual anak ayam tersebut. Sebaliknya ia memberikan anak-anak ayam tersebut secara GRATIS kepada pembeli pakan ternaknya.

Benar-benar gila! Mereka berpikir, tokonya mau bangkrut, malah beli banyak anak ayam, terus membagi-bagikan anak ayam tersebut secara Gratis! Mana ada pebisnis waras yang melakukan itu?

Nyatanya, setelah ada program gratis anak ayam tersebut, mulai banyak orang beli ditokonya. Semakin hari ternyata tokonya semakin laris saja. Selidik punya selidik ternyata pembeli yang menerima Anak ayam gratis itu kembali lagi.

Mengapa bisa demikian?
Tentu saja mereka beli makanan ayam untuk anak ayam gratisan itu!

Apa pesan moral dari cerita tersebut diatas?

Jangan pernah takut untuk memberi karena: "MEMBERI ADALAH LANGKAH PERTAMA UNTUK KITA MENERIMA."

"Sayangnya banyak orang selalu berpikir sebaliknya Menerima dulu, baru berpikir untuk memberi".

Ini yang membuat kita tidak mengalami terobosan apa-apa dalam hidup ini. Mana ada petani yang mengharapkan untuk menuai padahal ia tidak pernah menabur sebelumnya ?

Selama ada kesempatan, jadilah orang yang murah hati,

Beri kebaikan

Beri perhatian

Beri dan beri

Jangan hanya Beri jika ada keuntungan saja untuk kita

Ingatlah bahwa hidup ini seperti Gema

Apa yang kita keluarkan akan kembali kepada kita

Apa yang kita berikan akan kita dapatkan kembali, bahkan berkali-kali lipat dari apa yang kita berikan

Mari selalu melakukan kebaikan

Jauhkan Rasa Iri hati

Menabur yang baik

#SELAMAT_MENCOBA

GUSTI MBERKAHI

Hiduplah di salah satu desa Skotlandia, seorang petani. Suatu hari petani itu pergi ke ladang, ia terkejut ketika ada suara teriakan dibalik semak belukar. Ia berlari dan menemukan seorang anak yang hampir tenggelam dalam lumpur hisap. Dengan segenap kekuatan, ia menarik anak itu keluar. Anak itu berhasil keluar dari lumpur dan hidup.

Keesokan harinya, Ayah dari anak itu, yang juga adalah saudagar kaya raya, datang berkunjung. Ia memberikan banyak uang untuk si petani. Tetapi petani itu menolak. Namun Ayah dari anak itu mencari cara lain. Ia melihat bahwa petani itu juga mempunyai seorang anak. Lalu ia menawarkan beasiswa sekolah untuk si anak petani itu. Dengan penuh rasa syukur, petani itu mau menerimanya.

Anak petani itu bersekolah di St. Mary, London. Ia tumbuh menjadi anak yang cerdas. Alexander Flemming adalah nama anak itu, ia tercatat dalam sejarah sebagai orang yang berhasil menemukan antibiotik Penicillin.

Beberapa tahun kemudian, anak yang selamat dari lumpur hisap itu menderita radang paru-paru. Ia dilarikan ke rumah sakit. Karena ketika itu penicilin telah ditemukan, maka nyawa anak itu berhasil diselamatkan. Ia hidup dan tumbuh dewasa. Hingga akhirnya anak itu berhasil menjadi Perdana Menteri Inggris yang dikenal dengan nama Winston Churchill. Ajaib bukan ?

Berkat dari menabur bukan hanya dapat kita rasakan sekarang, tetapi juga dapat dirasakan generasi-generasi penerus kita. Setiap persembahan yang kita berikan, waktu yang mau kita korbankan untuk melayani dan tenaga yang kita kerahkan untuk berjuang dalam jalan Tuhan akan memberbesar berkat keturunan kita. Sebesar dan sesukses apa usaha/bisnis penerus kita kelak tergantung bagaimana kita mengasah skill mereka saat ini. Menaburlah lebih dahsyat, karena berkat-berkat yang kita hasilkan akan lebih dahsyat! Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya. Amin.

Jangan Berhenti Berbuat Baik. Gusti mberkahi.

Seorang laki-laki sedang tidur di pondoknya ketika kamarnya tiba-tiba menjadi terang, dan nampaklah Tuhan dihadapanNya. Tuhan berkata padanya bahwa ada pekerjaan yang harus dilakukannya.

Lalu Tuhan menunjukkan padanya sebuah batu besar di depan pondoknya. Tuhan menjelaskan bahwa ia harus mendorong batu itu dengan seluruh kekuatannya.
Hal ini dikerjakan laki-laki itu setiap hari. Bertahun- tahun ia bekerja sejak matahari terbit sampai terbenam, pundaknya sering menjadi kaku menahan dingin, ia kelelahan karena mendorong dengan seluruh kemampuannya. Setiap malam laki-laki itu kembali ke kamarnya dengan sedih dan cemas, merasa bahwa sepanjang harinya kosong dan tersia-sia.

Ketika laki-laki itu mulai putus asa, si Iblis pun mulai mengambil bagian untuk mengacaukan pikirannya " Sekian lama kau telah mendorong batu itu tetapi batu itu tidak bergeming. Apa kau ingin bunuh diri? Kau tidak akan pernah bisa memindahkannnya."

Lalu, ditunjukkannya pada laki-laki itu bahwa tugas itu sangat tidak masuk akal dan salah. Pikiran tersebut kemudian membuat laki-laki itu putus asa dan patah semangat.

"Mengapa aku harus bunuh diri seperti ini?" pikirnya. "Aku akan menyisihkan waktuku, dengan sedikit usaha, dan itu akan cukup baik."

Dan itulah yang direncanakan, sampai suatu hari diputuskannya untuk berdoa dan membawa pikiran yang mengganggu itu kepada Tuhan.

"Tuhan," katanya "Aku telah bekerja keras sekian lama dan melayaniMu, dengan segenap kekuatanku melakukan apa yang Kau inginkan. Tetapi sampai sekarang aku tidak dapat menggerakkan batu itu setengah milimeterpun. Mengapa? Mengapa aku gagal?'"

Tuhan mendengarnya dengan penuh perhatian," Anakku, ketika aku memintamu untuk melayaniKu dan kau menyanggupi, Aku berkata bahwa tugasmu adalah mendorong batu itu dengan seluruh kekuatanmu seperti yang telah kau lakukan. Tapi tidak sekalipun Aku berkata bahwa kau mesti menggesernya. Tugasmu hanyalah mendorong. Dan kini kau datang padaKu dengan tenaga terkuras, berpikir bahwa kau telah gagal. tetapi apakah benar? Lihatlah dirimu. Lenganmu kuat dan berotot, punggungmu tegap dan coklat, tanganmu keras karena tekanan terus- menerus, dan kakimu menjadi gempal dan kuat. Sebaliknya kau telah bertumbuh banyak dan kini kemampuanmu melebihi sebelumnya. Meski kau belum menggeser batu itu. Tetapi panggilanmu adalah menurut dan mendorong dan belajar untuk setia dan percaya akan hikmatKu. Ini yang kau telah selesaikan. Aku, sekarang yang akan memindahkan batu itu. "

Terkadang, ketika kita mendengar suara Tuhan, kita cenderung menggunakan pikiran kita untuk menganalisa keinginanNya, sesungguhnya apa yang Tuhan inginkan adalah hal-hal yang sangat sederhana agar menuruti dan setia kepadaNya....

Dengan kata lain, berlatih menggeser gunung-gunung, tetapi kita tahu bahwa Tuhan selalu ada dan Dialah yang dapat memindahkannya. Ketika segalah sesuatu kelihatan keliru.... lakukan P.U.S.H. (PUSH = dorong)
Ketika pekerjaanmu mulai menurun.... lakukan P.U.S.H.
Ketika orang-orang tidak berlaku seperti yang semestinya mereka lakukan.... lakukan P.U.S.H.
Ketika uangmu seperti "lenyap" dan tagihan-tagihan mulai harus dibayar.... lakukan P.U.S.H.

P : Pray
U : Until
S : Something
H : Happens

PUSH = Pray Until Something HAPPENS!!
(Berdoalah sampai sesuatu terjadi)
Pengusaha legendaris alm. Bob Sadino (1933-2015), punya wejengan yang inspiratif dan menyegarkan untuk kita semua:

• Membawa selusin bodyguard bukan jaminan keamanan. Tapi rendah hati, ramah, dan tidak mencari musuh, itulah kunci keamanan.

• Obat dan vitamin bukan jaminan hidup sehat. Jaga ucapan, jaga hati, istirahat cukup, makan dengan gizi seimbang dan olahraga yang teratur, itulah kunci hidup sehat.

• Rumah mewah bukan jaminan keluarga bahagia. Saling mengasihi, menghormati, dan memaafkan, itulah kunci keluarga bahagia.

• Gaji tinggi bukan jaminan kepuasan hidup. Bersyukur, berbagi, dan saling menyayangi, itulah kunci kepuasan hidup.

• Kaya raya bukan jaminan hidup terhormat. Tapi jujur, sopan, murah hati, dan menghargai sesama, itulah kunci hidup terhormat.

• Hidup berfoya-foya bukan jaminan banyak sahabat. Tapi setia kawan, bijaksana, mau menghargai, menerima teman apa adanya dan suka menolong, itulah kunci banyak sahabat.

• Kosmetik bukan jaminan kecantikan. Tapi semangat, kasih, ceria, ramah, dan senyuman, itulah kunci kecantikan.

• Satpam dan tembok rumah yang kokoh bukan jaminan hidup tenang. Hati yang damai, kasih dan tiada kebencian itulah kunci ketenangan dan rasa aman.

• Hidup kita itu sebaiknya ibarat “bulan & matahari”—dilihat orang atau tidak, ia tetap bersinar. Dihargai orang atau tidak, ia tetap menerangi. Diterimakasihi atau tidak, ia tetap “berbagi”.

• Jika Anda bilang Anda susah, banyak orang yang lebih susah dari Anda. Jika Anda bilang Anda kaya, banyak orang yang lebih kaya dari Anda. Di atas langit, masih ada langit. Suami, istri, anak, jabatan, harta adalah "titipan sementara". Itulah kehidupan.

• Nikmatilah hidup selama Anda masih memilikinya dan terus belajar untuk bersyukur dengan keadaanmu! Karena Anda tidak akan tahu kapan Sang Pemilik Raga akan datang dan mengatakan pada Anda, “Ini saatnya pulang!”—memaksa Anda meninggalkan apa pun yang Anda cintai, dan Anda banggakan, serta sombongkan.

Silahkan Share Quotes yang Kamu Suka