Seorang petani dan istrinya bergandengan tangan menyusuri jalan sepulang dari sawah sambil diguyur air hujan.

Tiba-tiba lewat sebuah motor didepan mereka. Berkatalah petani kepada istrinya, "Lihat Bu, betapa bahagianya suami istri yang naik motor itu meski mereka kehujanan,tapi mereka bisa cepat sampai dirumah tidak seperti kita yg harus lelah berjalan untuk sampai kerumah."

Sementara itu pengendara motor dan istrinya yg sedang berboncengan dibawah derasnya air hujan melihat sebuah mobil pick up lewat didepan mereka.

Pengendara motor itu berkata kpd istrinya,"Lihat Bu,betapa bahagianya orang yg naik mobil itu, mereka tidak perlu kehujanan spt kita."

Didalam mobil pick up yg dikendarai sepasang suami istri terjadi perbincangan ketika sebuah sedan Mercy lewat,

"Lihatlah Bu, betapa bahagia org yg naik mobil bagus itu,pasti nyaman dikendarai tdk spt mobil kita yg sering mogok."

Pengendara mobil Mercy itu seorang pria kaya,dan ketika dia melihat sepasang suami istri yg berjalan bergandengan tangan dibawah guyuran air hujan,

pria kaya itu berkata dlm hati, "Betapa bahagianya suami istri itu, mereka dgn mesranya berjalan bergandengan tangan sambil menyusuri indahnya jalan di pedesaan ini,sementara aku & istriku tdk pernah punya wkt utk berduaan krn kesibukan masing-masing."

Kebahagiaan takkan pernah kita miliki jika kita hanya melihat kebahagiaan milik org lain,dan selalu membandingkan hidup kita dengan hidup org lain.

Bersyukurlah senantiasa atas hidupmu, supaya kau tahu dimana kebahagiaan itu berada.
SIPUT & LALAT



Pada suatu hari yang indah & cerah, awal dari musim semi yang membahagiakan tiba.

Dibawah pohon CERI, tampaklah seekor siput kecil yang merayap perlahan menuju ke atas pohon tersebut. Sementara itu muncullah seekor lalat yang terbang kesana kemari dengan ceria sambil memperhatikan si siput kecil.

Melihat si siput merayap perlahan, sang lalat berkata: "Hai siput, kamu hendak kemana..??". Dengan sangat tenang siput kecil menjawab: "aku mau makan buah ceri, sobat".

"Haa.. Haa.. Haaa.., siput bodoh kamu, mana ada buah ceri..?? Aku barusan sudah terbang dari atas sana, dan buah cerinya tidak ada" (kata si lalat sambil menertawakan perilaku si siput kecil).
"Aku tidak peduli, aku yakin saat aku sampai dan tiba diatas nanti, pasti buah cerinya sudah berbuah" (jawab siput kecil sambil melanjutkan perjalanannya dengan penuh semangat & pengharapan untuk mendapatkan buah ceri diatas pohon).

Terkadang bentuk nyata Tujuan Hidup kita tidak tampak begitu jelas. Namun dengan usaha & doa yang disertai Iman Percaya serta Pengharapan, tujuan hidup kita akan bertumbuh dan berbuah, bahkan kita akan menuainya teramat sangat indah pada waktuNya.

Orang lain mungkin tidak melihatnya, atau mungkin juga mencemooh kita karena mereka tidak benar2 mengerti, bahkan orang lain akan berusaha menjatuhkan semangat kita.

Namun pada saat kita mencapai impian, pada saat kita memperoleh buah CERI yang kita inginkan, barulah mereka mengerti impian kita bukanlah khayalan semata.

Karena itu, janganlah sekalipun membiarkan orang lain merebut impian kita. Dengan semangat pantang menyerah dan pengharapan didalam TUHAN, beranilah bermimpi, jadilah diri kita sendiri, serta tetaplah TEGUH bergerak maju untuk meraih impian kita tersebut bersama TUHAN.

¤(Orang yang SUKSES didalam TUHAN adalah orang yang memiliki Iman, Pengharapan & Kasih, untuk terus melihat ke masa depan, menjadi pribadi diri sendiri, tetap teguh & gigih bergerak maju guna mencapai impiannya bersama TUHAN)¤

"Sebab bagi TUHAN tidak ada yang mustahil."

Seorang ibu kumuh dengan baju kumal, masuk ke dalam sebuah supermarket. Dengan sangat terbata-bata dan dengan bahasa yang sopan ia memohon agar diperbolehkan mengutang. Ia memberitahukan bahwa suaminya sedang sakit dan sudah seminggu tidak bekerja. Ia memiliki tujuh anak yang sangat membutuhkan makan. Pemilik supermarket, mengusir dia keluar. Sambil terus menggambarkan situasi keluarganya, si ibu terus menceritakan tentang keluarganya.

“Tolonglah, Pak, Saya janji akan segera membayar setelah aku punya uang.”

Si Pemilik Toko tetap tidak mengabulkan permohonan tersebut. “Anda tidak mempunyai kartu kredit, anda tidak mempunyai garansi,” alasannya.

Di dekat counter pembayaran, ada seorang pelanggan lain, yang dari awal mendengarkan percakapan tadi. Dia mendekati keduanya dan berkata: “Saya akan bayar semua yang diperlukan Ibu ini.”

Karena malu, si pemilik toko akhirnya mengatakan, “Tidak perlu, Pak. Saya sendiri akan memberikannya dengan gratis. Baiklah, apakah ibu membawa daftar belanja?

“Ya, Pak. Ini,” katanya sambil menunjukkan sesobek kertas kumal.

“Letakkanlah daftar belanja anda di dalam timbangan, dan saya akan memberikan gratis belanjaan anda sesuai dengan berat timbangan tersebut.”

Dengan sangat ragu-ragu dan setengah putus asa, Si Ibu menundukkan kepala sebentar, menuliskan sesuatu pada kertas kumal tersebut, lalu dengan kepala tetap tertunduk, meletakkannya ke dalam timbangan. Mata Si pemilik toko terbelalak melihat jarum timbangan bergerak cepat ke bawah.

Ia menatap pelanggan yang tadi menawarkan si ibu tadi sambil berucap kecil, “Aku tidak percaya pada yang aku lihat.”

Si pelanggan baik hati itu hanya tersenyum. Lalu, si ibu kumal tadi mengambil barang-barang yang diperlukan, dan disaksikan oleh pelanggan baik hati tadi, si Pemilik toko menaruh belanjaan tersebut pada sisi timbangan yang lain. Jarum timbangan tidak kunjung berimbang, sehingga si ibu terus mengambil barang-barang keperluannya dan si pemilik toko terus menumpuknya pada timbangan, hingga tidak muat lagi.

Si Pemilik toko merasa sangat jengkel dan tidak dapat berbuat apa-apa. Karena tidak tahan, si pemilik toko diam-diam mengambil sobekan kertas daftar belanja si Ibu kumal tadi. Dan ia-pun terbelalak. Di atas kertas kumal itu tertulis sebuah doa pendek: “Ya Tuhan, Hanya Engkau yang tahu apa yang hamba perlukan. Hamba menyerahkan segalanya ke dalam tanganMu.”

Si Pemilik Toko terdiam. Si Ibu berterimakasih kepadanya, dan meninggalkan toko dengan belanjaan gratisnya. Si pelanggan baik hati bahkan memberikan selembar uang kepadanya. Si Pemilik Toko kemudian mencek dan menemukan bahwa timbangan yang dipakai tersebut ternyata rusak.

Ternyata memang hanya TUHAN yang tahu bobot sebuah doa. KEKUATAN SEBUAH DOA Saudaraku, Segera setelah membaca cerita ini, ucapkanlah sebuah doa. Hanya itu saja. Sejenak hentikan pekerjaan kita sekarang juga dan ucapkan sebuah doa. Lalu, kita kirimkan cerita ini kepada setiap orang atau sahabat yang kita kenal. Biarlah Tali silaukhuwah ini tidak terputus, karena: “DOA ADALAH HADIAH TERBESAR DAN TERINDAH YANG KITA TERIMA, Tanpa biaya, tetapi penuh daya guna.”


Hiduplah seorang seniman Jepang yang sangat terkenal bernama Hokusai. Pada zaman itu, karya-karya Hokusai sangat diminati. Tidak heran, banyak bangsawan yang berani membayar mahal untuk memiliki karyanya. Suatu hari, seorang bangsawan memesan sebuah lukisan dengan model seekor burung peliharaan kesayangannya. Ia meminjamkan burung peliharaannya pada Hokusai dan meminta agar lukisan dapat selesai dalam waktu 1 minggu.

Hari demi hari berlalu, bangsawan ini mulai tidak sabar menanti. Ia pun mulai merindukan burung kesayangannya. Setelah bersabar menunggu 1 minggu lamanya, ia datang ke kediaman Hokusai. Namun, sang seniman meminta dengan rendah hati agar ia diberi waktu 1 minggu lagi. Penundaan itu pun terus berlanjut, 2 bulan, 6 bulan, sampai akhirnya genap 1 tahun bangsawan ini menunggu. Sudah cukup! Ia tidak mau menunggu lebih lama lagi.

Akhirnya bangsawan itu datang ke kediaman Hokusai. Sebelum bangsawan ini bicara, Hokusai membungkuk dengan hormat lalu berpindah ke meja kerjanya. Dalam waktu beberapa menit, tanpa susah payah, ia membuat sebuah lukisan burung yang sangat indah, seperti yang dipesan oleh bangsawan itu. Bangsawan itu terpana dan bertanya dengan marah, “Mengapa aku harus menunggu selama satu tahun jika ternyata kau hanya memerlukan waktu beberapa menit saja untuk menyelesaikan lukisan ini?!”

Dengan tersenyum, Hokusai menjawab, “Anda tidak mengerti.” Ia lalu mengajak bangsawan itu ke satu ruangan yang penuh dengan sketsa-sketsa burung. “Untuk menghasilkan karya terbaik, aku membutuhkan hubungan pribadi dengan modelnya. Aku mempelajari karakternya sampai akhirnya dapat menghasilkan sebuah karya yang sempurna.”

Semua orang dapat menyembah Tuhan. Namun, tidak semua orang dapat menyentuh hati Tuhan. Menyembah adalah sebuah hubungan, hubungan Anda dengan Tuhan. Sudah seberapa dekat hubungan Anda dengan Tuhan ? Sudahkah Anda berterima kasih untuk semua kebaikan-Nya ? Sudahkah Anda berkata “I love YOU, God ?” Gusti mberkahi.
Pada suatu hari, seorang petani yang bekerja di tanah pertanian, baru saja selesai membersihkan kandang kuda.

Tiba-tiba ia menyadari bahwa sebuah arloji saku pemberian istrinya hilang dari sakunya, segera ia masuk kembali ke dalam kandang kuda untuk mencari arloji tersebut. Tetapi ia tidak menemukan arloji itu meskipun ia telah mencarinya ke seluruh kandang.

Pada saat ia keluar kandang, terlihatlah segerombolan anak-anak sedang bermain, maka ia mencoba menawarkan sayembara, barangsiapa dapat menemukan arlojinya akan diberi imbalan.

Tak pelak anak-anak itu bak segerombolan lebah menyerbu ke kandang kuda, namun tak seorang pun dapat menemukan arloji tersebut. Hal ini membuat petani itu patah semangatnya.

Pada saat itu, tiba-tiba ada seorang anak yang berseru, “Bolehkah saya sekali lagi masuk untuk mencarinya?”

Dengan sedikit ragu-ragu petani itu mengizinkan. Tidak lama kemudian anak itu keluar dengan membawa arlojinya.

Si petani dengan penuh keheranan menanyakan hal itu kepadanya mengapa bisa cepat menemukan arlojinya.

Dengan enteng anak itu menjawab, “Setelah saya masuk, saya hanya duduk diam dan mendengar, lalu saat itulah saya bisa mendengar suara detak-detak arloji itu dan kemudian saya menemukannya!”

Duduk diam dan mendengar, itulah yang perlu terus-menerus kita kembangkan di dalam hidup kita supaya kita bisa menerima petunjuk serta tuntunan Tuhan dalam hidup kita. Banyak kali kita terlalu sibuk dan dipenuhi dengan pemikiran kita sendiri, sehingga kita sulit sekali untuk bisa duduk diam dan mendengar suara Tuhan.

Hari ini, sediakan waktu terbaik Anda untuk duduk diam dan mendengar. Letakkanlah pikiran dan keinginan diri Anda sendiri supaya Anda bisa menerima petunjuk dan mendengarkan suara Tuhan.

Ketika hidup Anda terpimpin oleh petunjuk dan tuntunan Tuhan, maka Tuhan akan membawa hidup Anda masuk ke padang rumput yang hijau dan ke air yang tenang, sehingga Anda akan menemukan sebuah kehidupan yang penuh anugerah dan damai sejahtera.


Saat Abraham Lincoln (1809-1865) masih pengacara muda, ia sering berkonsultasi dengan pengacara lain tentang kasusnya. Suatu hari, ia duduk di ruang tunggu untuk menjumpai seorang pengacara senior. Tapi ketika tiba waktunya, pengacara itu hanya melihat Lincoln sekilas dan berteriak, “Apa yang dia lakukan di sini? Singkirkan dia! Aku tidak akan berurusan dengan seekor monyet kaku!”

Lincoln berpura-pura tidak mendengar, walaupun dia tahu kalau hinaan itu disengaja. Biarpun malu, dia tetap bersikap tenang. Kemudian ketika pengadilan berlangsung, Lincoln diabaikan. Namun pengacara yang telah menghina Lincoln dengan begitu kejamnya, ternyata bisa membela kliennya dengan brillian. Penanganannya atas kasus itu membuat Lincoln terpesona. Katanya dalam hati, “Nalarnya sangat bagus. Argumennya tepat dan sangat lengkap. Begitu tertata serta benar-benar dipersiapkan! Aku akan pulang dan lebih giat belajar hukum lagi.”

Waktu berlalu…

Lincoln menjadi presiden Amerika Serikat pada bulan Maret 1861. Di antara kritikus utamanya, terdapat Edwin M. Stanton, pengacara yang pernah menghinanya dan melukai hatinya begitu dalam. Namun Lincoln mengangkatnya di posisi penting sebagai Sekretaris Perang. Ia tidak pernah lupa bahwa Stanton adalah pengacara berotak cerdas, yang amat dibutuhkan negaranya.

Saat Lincoln meninggal, Stanton berkata, “Dia merupakan mutiara milik peradaban.”

Hanya seseorang yang berkarakter dan mau memaafkan seperti Lincoln, dapat bangkit & berhasil di atas penghinaan! Maka, jaga suasana hati. Jangan biarkan sikap buruk orang lain menentukan cara kita bertindak. Pilih untuk tetap berbuat baik dan belajarlah memafkan. Jadikan “sampah” sebagai “pupuk” atau “bahan bakar” untuk maju—baik di lingkungan keluarga, kerja, atau tempat tinggal kita.


Alkisah, suatu hari seorang kaisar sedang bersenda gurau dengan beberapa orang buta. Tanpa disengaja, pembicaraan pun sampai ke topik tentang gajah. Orang-orang buta tersebut kemudian berkata bahwa mereka tidak tahu apa itu gajah.

Kaisar kemudian memerintahkan pelayannya untuk membawakan seekor gajah kecil dari Selatan agar orang-orang buta tersebut bisa menyentuhnya dan mendeskripsikan bentuk gajah. Maka, mereka mulai menyentuh gajah tersebut.

Orang buta pertama menyentuh gading sang gajah dan berkata, “Ternyata gajah bentuknya seperti sebuah lobak besar!”
Kemudian orang buta kedua menyentuh telinga gajah dan berkata, “Gajah tidak mirip lobak, melainkan seperti sebuah tetampah raksasa.”

Orang ketiga yang menyentuh kaki gajah berkata, “Kalian semua salah! Gajah itu ya mirip sebuah pilar besar.”

Orang keempat menyentuh badan gajah, kemudian ia berkata, “Gajah itu mirip seperti sebuah dinding besar.”

Terakhir, orang buta keenam menyentuh bagian ekor gajah, “Gajah bentuknya seperti seutas tali, kok.”

Keenam orang buta itupun kemudian saling berdebat tentang bentuk sesungguhnya seekor gajah. Kaisar dan para menteri pun tidak kuat menahan tawa melihat perdebatan mereka.

Dari kisah ringan di atas, kita harus tahu bahwa pemahaman tentang suatu hal maupun orang lain, tidak bisa hanya di lihat sebelah mata saja. Pengenalan yang terbatas dan tidak utuh mengenai sesuatu atau mengenai seseorang dapat menyesatkan atau membingungkan bahwa memberi informasi yang salah kepada orang lain. Begitupun dengan pendapat, setiap orang punya pandangan yang berbeda-beda tentang suatu kondisi.

Maka dari itu, baiknya kita saling menghargai dan mau memahami tentang pendapat dan pribadi masing-masing.

Gusti mberkahi.

Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa ada sebagian orang yang dapat meraih kesuksesan yang diidam-idamkan banyak orang, dan di sisi lain lebih banyak orang yang tidak berhasil meraihnya?

Saat ini begitu banyak diadakan pelatihan-pelatihan atau seminar-seminar luar biasa yang mampu mengubah diri Anda menjadi yang terbaik untuk meraih apapun yang Anda inginkan. Anda mempunyai peluang yang cukup besar untuk menjalani hidup yang dinikmati oleh orang-orang yang telah sukses. Tetapi kenyataannya, hanya sedikit sekali kategori orang yang sukses. Malah sebaliknya, lebih dari 90% orang yang hidup biasa-biasa saja atau di bawah rata-rata.

Tanyalah orang-orang yang ada di sekeliling Anda apakah mereka ingin meraih kesuksesan. Pertanyaan ini mungkin kedengarannya bodoh. Saya yakin semuanya pasti menjawab ‘YA’ dengan meyakinkan. Tapi lihatlah kenyataan sebenarnya, lebih banyak orang yang tidak sukses daripada yang sukses.

Permasalahannya terletak pada diri Anda sendiri. Berguna tidaknya ilmu yang Anda pelajari dari buku-buku ataupun seminar-seminar, tergantung diri Anda sendiri. Dengan kata lain, Andalah yang menciptakan kesuksesan sekaligus kegagalan Anda.

Dalam usaha meraih kesuksesan, sikap seseorang dapat terbagi 3 tipe.

1. Orang yang bersikap “saya mau sukses”.Orang dengan tipe seperti ini sulit untuk meraih sukses karena semua orang juga pasti mau sukses. Mereka hanya mau saja, atau hanya sekadar ingin, tetapi mereka tidak ingin membayar harga yang pantas untuk itu. Mereka sebenarnya tidak benar-benar mau. Orang-orang yang memiliki sikap mental yang lemah seperti ini hanya akan menjadi seorang pemimpi belaka tanpa pernah berusaha sedikitpun untuk mewujudkannya. Mereka hanya bersikap pasif dan reaktif, hanya menunggu setiap kesempatan baik datang, bukannya bersikap aktif mencari dan menciptakan peluang itu sendiri.

2. Orang yang bersikap “saya memilih untuk sukses”. Orang-orang yang memiliki sikap mental seperti ini jauh lebih bisa diandalkan daripada orang yang hanya mau sukses. Mereka membuat suatu keputusan yang kuat untuk meraih sukses. Karena mereka memilih untuk sukses, maka mereka tidak mau memilih apapun yang dapat menghalangi mereka dalam meraihnya. Mereka bertanggung jawab sepenuhnya atas kesuksesan mereka sendiri.

3. Orang yang punya prinsip “saya berkomitmen untuk menjadi sukses”. Orang-orang ini tidak akan pernah menyerah apalagi mundur sebelum kesuksesan berhasil mereka raih. Mereka berkomitmen penuh 100% untuk melakukan apapun untuk meraih apa yang paling mereka impikan. Mereka tidak pernah memiliki alasan untuk berhenti dan menyerah tidak pernah ada dalam kamus hidup mereka. Mereka membakar jalan di belakang mereka sehingga tidak ada jalan lain lagi selain maju. Mereka rela mengorbankan waktu, tenaga, uang maupun pikiran mereka untuk membayar harga sebuah kesuksesan. Mereka layaknya sebuah kereta api yang meluncur dengan kecepatan penuh sehingga tidak ada apa pun atau siapa pun yang sanggup menahan dan menghentikan mereka. Komitmen membuat mereka menjadi tak terbendung.

Ini yang membedakan antara orang yang sukses dengan yang gagal. Orang yang memiliki komitmen yang kuat bukan hanya mau sukses, tetapi juga mereka benar-benar mau sukses. Mereka berani menyatakan bahwa mereka akan meraih kesuksesan yang mereka impikan.

Sekarang tanyakan diri Anda, apakah Anda mau sukses atau benar-benar berkomitmen untuk sukses? Setiap orang ingin sukses, tetapi hanya sedikit sekali yang berusaha mewujudkannya. Semua tergantung Anda sendiri. Jika Anda telah mempelajari semua resep sukses, tetapi Anda tidak pernah berkomitmen kepada diri Anda sendiri, kemungkinan besar Anda tidak akan pernah meraih kesuksesan.

Perjalanan meraih kesuksesan penuh dengan jalan yang rusak, berlubang, berkerikil tajam, batuan besar serta jurang yang akan dengan mudah menghentikan Anda jika Anda tidak pernah mau berkomitmen. Hanya dengan komitmenlah Anda akan terus maju melewati rintangan demi rintangan untuk sampai ke tempat tujuan yang telah Anda impikan selama ini.