Alkisah, di sebuah desa, tinggal tiga orang sahabat karib yang punya hobi berbeda-beda. Yang pertama, hobinya membaca. Yang kedua, kegemarannya bermain-main dengan siapa saja, sehingga ia mudah bergaul ke mana pun. Sedangkan yang ketiga, ia adalah seorang olahragawan. Meski berbeda kegemaran, mereka bertiga sangat akrab dan saling mengisi satu sama lain.

Suatu kali, ada sebuah perlombaan ketangkasan yang digelar kerajaan. Hadiahnya menggiurkan, yakni sebidang tanah garapan di ibukota. Siapa yang menang, perorangan atau kelompok, akan mendapatkan hadiah itu serta diangkat menjadi penasihat kerajaan. Karena itu, banyak orang berbondong-bondong mencoba mengikuti lomba tersebut.

Singkat cerita, ada dua kelompok yang akhirnya masuk ke babak final. Yang pertama adalah kelompok dari tiga pemuda satu desa tadi. Sedangkan yang kedua adalah kelompok orang kota yang merasa tahu segalanya. Merasa hidup di kota dengan akses yang lebih luas, mereka yakin akan segera jadi pemenang. Apalagi, setelah tahu lomba terakhir adalah berburu rusa di hutan kerajaan. Pemuda kota yakin sekali akan jadi pemenang karena sudah beberapa kali belajar menangkap rusa di halaman kerajaan.

Pada hari yang telah ditentukan, dua kelompok pemuda itu pun segera beraksi. Kelompok pemuda kota membawa peralatan seadanya, seperti yang biasa mereka bawa saat berburu rusa di halaman kerajaan, seperti yang sudah sering mereka praktikkan. Sedangkan para pemuda desa, mempersiapkan dengan matang untuk memenangkan lomba itu. Si pehobi baca, belajar apa saja tentang kehidupan rusa di hutan. Si suka bermain, dengan pergaulannya yang luas bertanya ke sana kemari tentang bagaimana cara terbaik untuk menangkap rusa secepatnya. Si olahragawan, dengan cekatan membuat berbagai jebakan sesuai instruksi teman-temannya.

Hasilnya, karena sudah disiapkan lebih matang sesuai dengan pembelajaran dan pengetahuan yang didapat dari banyak sumber, kelompok pemuda desa berhasil menjadi yang pertama berhasil menangkap rusa liar di hutan. Sedangkan pemuda kota, karena rusa yang harus ditangkap adalah rusa liar yang berbeda dengan latihan yang mereka dapat di kota, tak berhasil menangkap satu pun rusa. Sehingga, para pemuda desa dengan gabungan pengetahuan serta pengalaman, berhasil menjadi pemenang.

Dari kisah di atas kita belajar, teori hebat yang dimiliki ternyata tak bisa langsung diterapkan di kehidupan sebenarnya. Begitu juga saat kita membaca banyak buku yang beredar. Sering kali, semua itu menjadi sesuatu yang berbeda saat dipraktikkan. Maka, bila saat dipraktikkan saja harus butuh pengalaman dan pembelajaran langsung di lapangan, apalagi yang hanya dibiarkan mengendap sebagai teori atau sekadar bacaan?

Maka, sudah selayaknya membuat kita sadar untuk mau “terjun” langsung di lapangan. Bukan sekadar untuk mempraktikkan teori apa yang kita miliki, tapi juga menambahkan pengalaman yang akan memperkaya kehidupan. Sehingga, apa yang kita lakukan dan jalankan—ditambah pengetahuan yang didapat dari berbagai bacaan—mampu menjadikan hidup penuh keluarbiasaan.

Sukses selalu untuk Anda.


Alkisah, ada seekor burung hantu yang menempuh perjalanan siang dan malam untuk pindah ke hutan lain.

Dalam perjalanan panjang ini,ia bertemu dengan seekor burung perkutut. Si Perkutut heran melihat burung yang begitu tergesa-gesa. Katanya, “Hai, Burung Hantu! Anda hendak kemana?”

Burung hantu berputar sejenak di angkasa, lalu menjawab, ”Aiih! Terlalu sulit untuk bergaul dengan para tetangga daerah ini. Anda kan tahu, saya memiliki bakat bernyanyi, jika malam tiba, saya sangat suka bersenandung. Tapi, yah… sepertinya mereka semua tidak suka mendengar suara saya. Apa boleh buat? Lebih baik saya meninggalkan tempat ini dan pindah ke hutan lain!”

Mendengar hal ini, burung perkutut berkata, ”Burung Hantu, Anda kan telah tinggal di sini puluhan tahun lamanya. Semua tetangga kiri dan kanan telah mengenal Anda. Mengapa harus pindah ke tempat asing..?”

Perkutut melanjutkan, “Menurut saya, lebih baik Anda ubah sedikit nada suara nyanyian Anda. Para tetangga pasti akan menyukainya. Jika tidak begitu, kemana pun Anda pergi, sama saja. Anda akan tetap tidak disukai.”

Mendengar penuturan burung perkutut, dengan malu burung hantu menundukkan kepalanya. Tak lama, ia terlihat terbang kembali menuju rumahnya di hutan Lama.

Sahabat luar biasa,

Jika Anda kerap kali mengalami perselisihan dengan orang-orang di sekitar atau merasa rekan/teman sering mempersulit diri Anda, sebaiknya Anda mencoba mengoreksi diri sendiri—bukannya selalu menyalahkan orang lain.

Apabila kita selalu melemparkan semua kesalahan pada lingkungan sekitar serta tidak mau merenungi diri sendiri, maka sama halnya dengan si burung hantu. Ke mana pun kita pergi, tidak akan pernah disukai...

Semoga bisa menjadi bahan perenungan.
Gusti mberkahi.



Suatu malam, seorang wanita berusia 20-an tahun bertengkar dengan ibunya. Karena sangat marah, ia segera meninggalkan rumah tanpa membawa apapun. Saat berjalan ia baru menyadari bahwa ia sama sekali tidak membawa uang. Saat menyusuri sebuah jalan, ia melewati sebuah kedai bakmi dan ia mencium harumnya aroma masakan. Ia ingin sekali memesan semangkuk bakmi, tetapi ia tidak mempunyai uang.

Pemilik kedai melihat si anak berdiri cukup lama di depan kedainya, lalu berkata: “Nona, apakah engkau ingin memesan semangkuk bakmi?”.

“Ya, tetapi, aku tidak membawa uang”, jawab si wanita dengan malu-malu.

“Tidak apa-apa, aku akan mentraktirmu”, jawab si pemilik kedai. “Silakan duduk, aku akan memasakkan bakmi untukmu”.

Tidak lama kemudian, pemilik kedai itu mengantarkan semangkuk bakmi. Si wanita segera makan beberapa suap, kemudian air matanya mulai berlinang.

“Ada apa nona?”, tanya si pemilik kedai. “Tidak apa-apa”, aku hanya terharu jawab wanita itu sambil mengeringkan air matanya.

“Bahkan, seorang yang baru kukenal pun memberi aku semangkuk bakmi ! Tetapi, ibuku sendiri, setelah bertengkar denganku, mengusirku dari rumah dan mengatakan kepadaku agar jangan kembali lagi. Anda seorang yang baru kukenal, tetapi begitu peduli denganku dibandingkan dengan ibu kandungku sendiri”, katanya kepada pemilik kedai.

Setelah mendengar perkataannya, pemilik kedai itu menarik nafas panjang lalu berkata: “Nona, mengapa kau berpikir seperti itu? Renungkanlah hal ini, aku hanya memberimu semangkuk bakmi dan kau begitu terharu. Ibumu telah memasak bakmi dan nasi untukmu saat kau kecil sampai saat ini, mengapa kau tidak berterima kasih kepadanya? Dan kau malah bertengkar dengannya”.

Si wanita terhenyak mendengar hal tersebut. “Mengapa aku tidak berpikir tentang hal itu? Untuk semangkuk bakmi dari orang yang baru kukenal, aku begitu berterima kasih. Tetapi kepada ibuku yang memasak untukku selama bertahun-tahun, aku bahkan tidak memperlihatkan kepedulianku kepadanya. Dan hanya karena persoalan sepele, aku bertengkar dengannya”.

Dia segera menghabiskan bakminya, lalu ia menguatkan dirinya untuk segera pulang ke rumahnya. Saat berjalan ke rumah, ia memikirkan kata-kata yang harus diucapkan kepada ibunya. Begitu sampai di ambang pintu rumah, ia melihat ibunya berwajah letih dan cemas. Ketika bertemu dengannya, kalimat pertama yang keluar dari mulutnya adalah, ”Nak, kau sudah pulang? Cepat masuklah, Ibu telah menyiapkan makan malam. Makanlah dahulu sebelum kau tidur. Makanan akan dingin jika kau tidak memakannya sekarang”. Pada saat itu si wanita tidak dapat menahan tangisnya. Ia pun menangis di pelukan ibunya.

Sekali waktu, kita mungkin akan sangat berterima kasih kepada orang lain di sekitar kita untuk suatu pertolongan kecil yang diberikan kepada kita. Tetapi kepada orang yang sangat dekat dengan kita, khususnya orang tua kita, kita harus ingat bahwa kita berterima kasih kepada mereka seumur hidup kita. Terkadang kita sulit atau lebih tepatnya tidak mau untuk melihat dan menghargai pertolongan yang diberikan oleh orang-orang yang sudah sangat kita kenal. Untuk menghargai cinta kasih mereka, kita menganggap itu sebagai suatu keharusan, sebuah kewajiban.

Renungkanlah:

- Kapan kita terakhir kali menelpon Ibu ? - Kapan kita terakhir mengundang Ibu ? - Kapan terakhir kali kita mengajak Ibu jalan2 ? - Kapan terakhir kali kita memberikan kecupan manis dengan ucapan terima kasih kepada Ibu kita ? -Dan kapankah kita terakhir kali berdoa untuk Ibu kita ?

Berikanlah kasih sayang selama Ibu kita masih hidup, percuma kita memberikan bunga maupun tangisan apabila Ibu telah berangkat, karena Ibu tidak akan bisa melihatnya lagi.

SELAMAT HARI IBU

Pernahkah Anda membayangkan proses kehidupan seorang juara? Mungkin beberapa diantara kita tidak ingin hidup seperti calon juara harus hidup. Mengapa? Sebab hidupnya pasti jauh dari kenyamanan. Hidupnya penuh dengan disiplin dan pelatihan.

Susi Susanti contohnya. Ia adalah juara All England 4x, juara dunia dan juara Olimpiade, serta menjuarai berbagai kejuaraan bulu tangkis baik di dalam maupun luar negeri. 

Tahukah Anda proses seperti apa yang harus dilaluinya untuk menjadi seorang juara seperti itu? Kegiatan Susi berbeda dengan remaja lain karena ia tinggal di asrama dan bersekolah di sekolah khusus untuk atlet. 

Sebagai atlet, jadwal latihannya sangat padat yaitu enam hari dalam seminggu, Senin – Sabtu dari jam 7 sampai jam 11 pagi, lalu disambung lagi jam 3 sore sampai jam 7 malam. Makan, jam tidur, dan pakaian juga ada aturannya tersendiri. Ia tidak diperbolehkan memakai sepatu dengan hak tinggi agar kakinya terhindar dari kemungkinan keseleo. 

Jalan-jalan ke mallpun hanya bisa dilakukannya pada hari Minggu. Itu pun jarang karena ia sudah terlalu capek latihan. Memang tidak ada pilihan lain, ia harus disiplin dan berkonsentrasi untuk menjadi juara, meskipun itu artinya harus hidup jauh dari kenyamanan.

Apakah kamu ingin menjadi Seorang PEMENANG? Keluarlah dari ZONA NYAMAN!

Gusti mberkahi.

Suatu sore, seorang anak menghampiri ibunya di dapur. Ia menyerahkan selembar kertas yang telah ditulisinya. Setelah sang ibu mengeringkan tangannya dengan celemek. Ia pun membaca tulisan itu dan inilah isinya:

Untuk memotong rumput Rp. 5000 Untuk membersihkan kamar tidur minggu ini Rp. 5000 Untuk pergi ke toko disuruh ibu Rp. 3000 Untuk menjaga adik waktu ibu belanja Rp. 5000 Untuk membuang sampah Rp. 1000 Untuk nilai yang bagus Rp. 3000 Untuk membersihkan dan menyapu halaman Rp. 3000 Jadi jumlah utang ibu adalah Rp. 25000

Sang ibu memandangi anaknya dengan penuh harap. Berbagai kenangan terlintas dalam benak sang ibu. Lalu ia mengambil pulpen, membalikkan kertasnya. Dan inilah yang ia tuliskan:

Untuk sembilan bulan ibu mengandung kamu, gratis Untuk semua malam ibu menemani kamu, gratis Untuk membawamu ke dokter dan mengobati saat kamu sakit, serta mendoakan kamu, gratis Untuk semua saat susah dan air mata dalam mengurus kamu, gratis Kalau dijumlahkan semua, harga cinta ibu adalah gratis Untuk semua mainan, makanan, dan baju, gratis Anakku… dan kalau kamu menjumlahkan semuanya, Akan kau dapati bahwa harga cinta ibu adalah GRATIS

Seusai membaca apa yang ditulis ibunya, sang anak pun berlinang air mata dan menatap wajah ibunya, dan berkata: “Bu, aku sayang sekali sama ibu” ia kemudian mendekap ibunya. Sang ibu tersenyum sambil mencium rambut buah hatinya.”Ibupun sayang kamu nak” kata sang ibu.

Kemudian sang anak mengambil pulpen dan menulis sebuah kata dengan huruf-huruf besar sambil diperhatikan sang ibu: “LUNAS”

====== Sahabat, seberapapun jasa yang tlah kita berikan kepada ibu, seberapapun uang yang kita dapatkan dan kita berikan kepada ibu, atau seberapapun liter keringat kerja yang kita kumpulkan untuk ibu, tidak akan dapat mengganti kasih sayang seorang ibu.Kasih ibu sepanjang masa. dapatkah kita menukar kasih sayang ibu itu dengan materi? menukar dengan bilangan angka? atau menukar dengan rangkaian kata terima kasih? Tidak sahabat, sama sekali tidak bisa. Oleh karenanya sahabatqu, Berbuat baiklah kepadanya, sayangilah beliau, cintailah beliau, dan doakanlah beliau….

Seorang ibu terus-menerus merasa sedih dan gelisah sepanjang tahun, tidak pernah ada satu haripun di dalam hidupnya dimana ia bisa mengucap syukur dan berbahagia. 

Apa penyebabnya? Ternyata penyebabnya adalah karena ibu ini memiliki dua orang anak yang memiliki usaha yang saling bertolak belakang. 

Anak sulung membuka usaha payung dan anak bungsu membuka usaha pabrik krupuk. Usaha anak sulung memerlukan hujan dan usaha anak bungsu memerlukan matahari. 

Sehingga ketika musim panas, ibu ini sedih memikirkan anak sulungnya, dan mengharap-harapkan segera datangnya musim hujan. Namun ketika musim hujan datang, ibu ini kembali bersedih karena memikirkan anak bungsunya, dan ia mengharap-harapkan segera datangnya musim panas. 

Orang bijak yang mengetahui hal ini, menasehati sang ibu supaya mengubah cara pandangnya, “Bu, daripada Ibu bersedih terus-menerus sepanjang tahun, mengapa ibu tidak terus-menerus bersyukur saja? Waktu musim hujan, Ibu bisa bersyukur karena anak sulung Ibu bisa diberkati dalam usahanya. Sedangkan waktu musim panas, Ibu bisa bersyukur karena anak bungsu Ibu bisa lancar dan diberkati dalam pekerjaannya.” 
Mendengar nasehat sang orang bijak, Ibu ini mulai mengubah cara pandangnya. Saat musim hujan, ia bersyukur untuk anaknya yang sulung. Sedangkan saat musim panas, ia bersyukur untuk anaknya yang bungsu. Sejak itu, ia selalu berbahagia sepanjang tahun.

Jangan menunggu impian Anda tercapai baru Anda berbahagia. berbahagialah sejak sekarang dengan apa yang sudah ada dalam hidup Anda! Daripada digusarkan dan digelisahkan dengan apa yang belum ada pada kita, jadilah bahagia dengan mengucap syukur atas apa yang sudah ada dalam hidup kita. 

Daripada mengeluh untuk hal-hal yang belum kita miliki, daftarkanlah hal-hal yang sudah kita miliki dan bersyukurlah. Maka kita akan menjadi orang-orang yang berbahagia sepanjang waktu.

Gusti mberkahi.

Ketika aku masih kecil, waktu itu ibuku sedang menyulam sehelai kain. Aku yang sedang bermain di lantai, melihat ke atas dan bertanya, apa yang ia lakukan. Ia menerangkan bahwa ia sedang menyulam sesuatu di atas sehelai kain. Tetapi aku memberitahu kepadanya, bahwa yang aku lihat dari bawah adalah benang ruwet.

Ibu dengan tersenyum memandangiku dan berkata dengan lembut, "Anakku, lanjutkanlah permainanmu, sementara ibu menyelesaikan sulaman ini, nanti setelah selesai, engkau akan kupanggil dan kududukkan di atas pangkuan ibu dan kamu dapat melihat sulaman ini dari atas".

Aku heran mengapa ibu menggunakan benang hitam dan putih begitu semrawut menurut pandanganku. Beberapa saat kemudian aku mendengar suara ibu memanggil,

"Anakku, mari kesini dan duduklah di pangkuan ibu".

Waktu aku lakukan itu, aku heran dan kagum melihat bunga-bunga yang indah, dengan latar belakang pemandangan matahari yang sedang terbit, sungguh indah sekali. Aku hampir tidak percaya melihatnya, karena dari bawah yang aku lihat hanyalah benang-benang yang ruwet.

Kemudian ibu berkata, "Anakku, dari bawah memang nampak ruwet dan kacau, tetapi engkau tidak menyadari bahwa di atas kain ini sudah ada gambar yang direncanakan, sebuah pola, ibu hanya mengikutinya. Sekarang, dengan melihatnya dari atas engkau dapat melihat keindahan dari apa yang ibu lakukan".

Sering selama bertahun-tahun, kita melihat ke atas dan bertanya kepada Tuhan, "Tuhan, apa yang Engkau lakukan?"

Ia menjawab, "Aku sedang menyulam kehidupanmu".

Dan aku membantah, "Tetapi nampaknya hidup ini ruwet, benang-benangnya banyak yang hitam, mengapa tidak semuanya memakai warna yang cerah?"

Kemudian Tuhan menjawab, "Anakku, kamu teruskan pekerjaanmu, dan Aku juga menyelesaikan pekerjaanKu di bumi ini, satu saat nanti aku akan memanggilmu ke surga dan mendudukkan kamu di pangkuanKu dan kamu akan melihat rencanaKu yang indah dari sisiKu".

Selamat hari minggu, Tuhan memberkati aktivitas kita minggu ini. AMIN!

Michael Jeffrey Jordan adalah salah satu pria paling sukses dalam sejarah olahraga basket. Ia sukses menyulap kegagalannya menjadi kesuksesan hingga akhir kariernya.

Saat ia berada di kelas 3 SMP, Jordan, dengan tinggi 175 cm hanya menempati posisi guard dengan skill rata-rata, tanpa prestasi. Kecintaannya dengan basket semakin lama semakin besar. 

Bersama saudaranya, Larry Jordan, mereka menghabiskan berjam-jam dalam sehari untuk berlatih. Lambat laun kemampuannya berkembang, walaupun demikian ia selalu berlatih dengan porsi yang lebih berat dibandingkan dengan teman-temannya. 

Ia selalu menjadi orang pertama yang datang ke tempat latihan dan orang terakhir yang pulang latihan. Hal tersebut berlanjut sampai masa kuliahnya.

Dengan tinggi 183 cm, Jordan menyadari bahwa tinggi badannya masih dibawah standar pemain basket dunia. Oleh karena itulah ia selalu berlatih jump shoot dan assist. Ia ingin memiliki tembakan yang akurat. 

Kerja kerasnya membuahkan hasil. Berkat kemampuan yang ia buktikan selama di universitas, jalan Jordan menuju NBA pun menjadi mulus. Ia kemudian bergabung dengan Chicago Bulls. 

Di situ ia memiliki karier yang cemerlang antara lain memenangkan NBA Championship sebanyak 6 kali, trofi MPV 5 kali, selusin All-Star Game, gelar NCAA, dan dua medali emas Olimpiade.

Anda mau Sukses?
Keluarlah dari rutinitas kenyamanan hidupmu.
Gusti mberkahi.

"I WANT TO BE LIKE MIKE"



“Berapa saya harus membayar untuk bantuanmu, Bryan?” tanya wanita tua tersebut kepada laki-laki yang sudah menolong memperbaiki mobilnya yang mogok.

“Saya tulus membantu Anda, Nyonya. Jika Anda ingin membalas jasa saya, lakukanlah pada orang yang membutuhkan pertolongan Anda,” ucap Bryan sambil tersenyum dan kemudian pamit pergi.

Seorang pramusaji terheran-heran karena menemukan uang sebesar 1000 dollar dengan secarik pesan, “Jangan pernah berhenti berbuat baik,” dari seorang wanita tua yang ia layani baru saja. Wanita tersebut menghilang bersama dengan uang dan secarik pesan tersebut.

Selesai bekerja, pramusaji itu pulang ke rumah dengan hati yang gembira. Ia tak habis pikir, bagaimana wanita itu bisa tahu kalau ia dan suami sangat membutuhkan uang untuk kelahiran bayi mereka. Setelah mandi, ia masuk ke kamar dan melihat suaminya sudah tidur terlebih dulu. Dengan lembut ia mengecup kening suaminya, “Biaya kelahiran anak kita sudah Tuhan cukupkan, Bryan sayang.”

Di saat Anda tidak egois dan tidak hanya memikirkan kebutuhan dan kesenangan Anda sendiri, saat itu Anda akan dengan rela menabur kebaikan, keuangan, tenaga, pikiran, bahkan senyum, Anda. 

Memang tampaknya Anda kehilangan sesuatu, namun justru saat itu akan menjadi saat dimana Tuhan menganugerahkan kepada Anda hal-hal besar yang melebihi apa yang Anda lihat, pikirkan, dan rancangkan. 

Selamat Mencoba. Gusti Mberkahi.



Saat itu malam hujan badai, seorang laki-laki tua dan istrinya masuk ke sebuah lobby hotel kecil di Philadelphia. 

Mencoba menghindari hujan, pasangan ini mendekati meja resepsionis untuk mendapatkan tempat bermalam. ”Dapatkah Anda memberi kami sebuah kamar disini?” tanya sang suami. 

Sang pelayan, seorang laki-laki ramah dengan tersenyum memandang kepada pasangan itu dan menjelaskan bahwa ada tiga acara konvensi di kota. ”Semua kamar kami telah penuh,” pelayan berkata. ”Tapi saya tidak dapat mengirim pasangan yang baik seperti Anda, keluar kehujanan pada pukul satu dini hari. Mungkin Anda mau tidur di ruangan milik saya? Tidak terlalu bagus, tapi cukup untuk membuat Anda tidur dengan nyaman malam ini.” 

Akhirnya pasangan ini setuju. Ketika pagi hari saat tagihan dibayar, laki-laki tua itu berkata kepada sang pelayan, ”Anda seperti seorang manager yang baik yang seharusnya menjadi pemilik hotel terbaik di Amerika. Mungkin suatu hari saya akan membangun sebuah hotel untuk Anda.” Sang pelayan hanya tersenyum. 

Dua tahun berlalu. Sang pelayan hampir melupakan kejadian itu ketika ia menerima surat dari laki-laki tua tersebut dan disertai dengan tiket pulang-pergi ke New York, meminta laki-laki muda ini datang mengunjungi pasangan tua tersebut. 

Laki-laki tua ini bertemu dengannya di New York, dan membawa dia ke sudut Fifth Avenue and 34th Street. Dia menunjuk sebuah gedung baru yang megah disana, sebuah istana dengan batu kemerahan, dengan menara yang menjulang ke langit. ”Itu adalah hotel yang baru saja saya bangun untuk engkau kelola,” kata laki-laki tua itu. ”Anda pasti sedang bergurau,” jawab laki-laki muda. ”Saya jamin, saya tidak,” kata laki-laki tua itu, dengan tersenyum lebar. 

Nama laki-laki tua itu adalah William Waldorf Astor dan struktur bangunan megah tersebut adalah bentuk asli dari Waldorf-Astoria Hotel. Laki-laki muda yang kemudian menjadi manager pertama itu, adalah George C.Boldt. 

Pelayan muda ini tidak akan pernah melupakan kejadian yang membawa dia untuk menjadi manager dari salah satu jaringan hotel paling bergengsi di dunia.

Layanilah orang lain dengan sepenuh hati.

Gusti mberkahi.

Lima orang anak laki-laki kembali membuat keributan di dalam rumahnya. Mereka memecahkan banyak perabotan rumah, membentak ibu mereka, dan tidak pernah mau mendengarkan saran dari orang lain kecuali dari ayah mereka.

Salah satu anak laki-laki itu berteriak, “Kami akan tetap bertingkah laku seperti ini jika kau masih berada di rumah ini. Kau bukan ibu kandung kami. Kau adalah ibu tiri dan kami benci ibu tiri!“

Wanita yang kini menjadi ibu mereka hanya tersenyum dan tidak memarahi ataupun membentak anak-anak itu. Wanita itu juga selalu terbangun pada tengah malam untuk berdoa, “Tuhan, aku tahu bahwa aku bukanlah ibu kandung mereka, dan aku juga tidak bisa menjadi ibu yang baik bagi mereka. Aku hanya bisa bersabar dalam mengurus mereka. Aku mau belajar untuk tetap mengasihi mereka seperti Kau mengasihi aku. Tuhan, mampukan aku untuk bisa bertahan dalam mengurus anak-anakku. Dan beri aku seribu alasan untuk bisa memaafkan semua yang telah mereka lakukan kepadaku. Amin.”

Saat anak-anak itu tumbuh menjadi pria dewasa, mereka baru menyadari bahwa ibu tirinya adalah seorang wanita yang spesial. Mungkin sudah ribuan kesalahan dan kekacauan yang sengaja mereka buat, namun ibunya selalu menemukan seribu alasan untuk bisa memaafkan mereka.

Pernahkah kita merasa sult untuk memaafkan?

Pernahkah kita merasa jengkel ketika seseorang berulangkali melukai kita?

Saat kita melakukan kesalahan yang fatal, kita begitu memohon-mohon agar kesalahan kita dimaafkan, lantas mengapa kita tidak bisa memberikan maaf kepada orang lain?

Manusia memang tidak sempurna. Mereka akan selalu membuat kesalahan baik yang disengaja ataupun yang tidak disengaja. 

Ada orang-orang yang lebih memilih untuk memusuhi atau membalas dendam, namun kita sebagai pribadi yg disayang Tuhan harus bisa menjadi pribadi yang berbeda.

Jangan pernah berpikir untuk membalas dendam kepada orang lain karena pembalasan itu adalah hak Tuhan.

Slamat Mencoba, Gusti Mberkahi.

Sebuah penelitian terhadap aktivitas
kehidupan burung menemukan fakta bahwa burung murai, sebagai contoh, setiap hari bangun dini hari pukul 2.30 dan mencari makan hingga larut pukul 21.30. 

Jadi, setiap hari mereka bekerja selama 19 jam. Tak cuma itu. Burung murai bolak-balik ke sarangnya hingga sekitar 200 kali sehari, demi memberi makan anak-anaknya.

Berapa lama kita bekerja dalam sehari? 

Apa yang kita tabur, itulah yang kita tuai. 

Kita tidak dapat berpangku tangan dan berdoa meminta Tuhan menurunkan berkat-Nya dari langit secara ajaib. 

Ada bagian yang harus kita kerjakan dan Tuhan akan mengerjakan bagian-Nya.

Semangat dan keuletan burung murai justru menjadi teladan indah bagi kita. 

Diam berpangku tangan dan tidak melakukan apa-apa hanya mendatangkan kesia-siaan. 

Namun, ketika kita berusaha, maka berkat
Tuhan akan mengikuti kita.

Selamat mengawali minggu ini dengan semangat baru, 

Gusti Mberkahi.

Anthony Burgess, 40 tahun menderita tumor otak, Dokter mengatakan bahwa sisa hidupnya hny tinggal paling lama 1 tahun lagi.

Biaya pengobatan telah membuatnya jatuh miskin. Satu satu hal yg paling dia risaukan adalah saat dia meninggal, dia tidak punya apa² utk istrinya, Lynne, yg segera akan menjadi janda.

Burgess berpikir, apa yg harus aku lakukan dia tidak mau hanya menunggu saja, hingga ajal menjemputnya. Burgess tidak pernah menjadi novelis sebelumnya, tetapi dia tahu ada potensi dalam dirinya untuk menjadi seorang penulis. Sehingga dia mengharapkan royalty penjualan bukunya dpt menopang kehidupan istrinya kelak.

Lalu diapun mulai menulis tetapi dia tidak tahu bagaimana bukunya akan terpublikasikan.

"Itu adalah bulan Januari 1960," katanya, "Menurut perkiraan, saya hanya memiliki musim dingin, musim semi dan musim panas untuk hidup, dan pada musim gugur ajal akan datang menjemputku.”

Untuk mengejar sisa waktu hidupnya, Burgess menulis penuh semangat, dia menyelesaikan 5½ novel dalam tahun itu. Tetapi tahun itu berlalu, Burgess tdk meninggal. Kanker otaknya telah lenyap sama sekali. Dan itu tdk membuatnya berhenti menulis juga dan dia terus menulis hingga mewariskan 70 judul novel sebelum meninggal, Bukan karena kanker.

Dia mungkin tidak pernah pernah menulis kalau bukan adanya ancaman kanker otak tersebut.

Banyak dari kita seperti Anthony Burgess, Banyak Kehebatan yg terpendam dalam diri kita, apakah selalu menunggu sampai saat kritis baru dimunculkan.

Tanyakan pada diri kita, apa yg akan dilakukan saat menghadapi ajal seperti Anthony Burgess...

"Jika saya hanya mempunyai sisa satu tahun untuk hidup, apa yg akan saya lakukan? "

Lakukan yg Terbaik Mulai Sekarang dan JANGAN TUNDA LAGI !


Di Taiwan ada seorang Konglomerat & Pengusaha kaya. Hebatnya, kekayaan itu menurut banyak pihak di peroleh benar-benar dari nol. Karena itu, apa yg dilakukannya mampu menginspirasi banyak org.

Suatu ketika karna penasaran, ada seorang Pemuda mau belajar menimba pengalaman dari sang Pengusaha.

“Terimakasih Bapak mau menerima saya. Terus terang saya sangat mau menimba pengalaman dari Bapak, sehingga bisa sukses juga” ujar si pemuda

Mendengar permintaan itu, sang Pengusaha tersenyum sejenak, lalu ia pun meminta Pemuda tadi menengadahkan tangannya.

Si pemuda pun terheran-heran. Lantas si Pengusaha menjelaskan maksudnya, “Biar aku lihat garis tanganmu. Simaklah baik-baik apa pendapatku” jawab Pengusaha

Setelah menengadahkan kedua tangannya, si Pengusaha pun berkata, “Liatlah telapak tanganmu ini, di sini ada beberapa garis utama yg menentukan nasib, Ada garis kehidupan, Ada garis rezeki, & Ada pula garis jodoh. Sekarang, menggenggamlah... Di mana semua garis tadi?” tanya si Pengusaha

“Di dalam telapak tangan yg saya genggam” Jawab si pemuda yg penasaran

“Nah, apa artinya itu? Hal itu mengandung arti, bahwa apapun takdir & keadaanmu kelak, smua itu ada dalam genggamanmu sendiri. Anda liat bukan? Bahwa smua garis tadi ada di tanganmu. Begitulah rahasia suksesku selama ini. Aku berjuang & berusaha dgn berbagai cara u/menentukan nasibku sendiri” jawab si Pengusaha

“Tapi coba liat pula genggamanmu. Bukankah masih ada garis yg tak ikut tergenggam? Sisa garis itulah yg berada di luar kendalimu, karna di sanalah letak kekuatan dari TUHAN. Kita tak akan mampu melakukan & itulah bagianNYA TUHAN" lanjut si Pengusaha

PESAN MORAL, Genggam & lakukan bagianmu dgn kerja keras, lalu bawalah kpd TUHAN bagian yg tak mampu Anda lakukan!!

Sukses itu adalah saat kita berjalan bersama TUHAN!!

DO U'R BEST & LET GOD DO THE REST !!!!

Bai Fang Li adalah seorang kakek tua yang hidup di Tianjin, Cina. Ia bukanlah orang yang berkelimpahan harta. Li adalah kakek yang miskin secara materi, tetapi punya hati yang luar biasa kaya. 

Kemiskinan tidak membuatnya punya alasan untuk tidak memberi. Ia terpanggil untuk memberi sumbangan kepada sekolah-sekolah dan universitas di kotanya untuk menolong lebih dari 300 anak miskin agar mampu memperoleh pendidikan demi masa depan mereka. 

Selama 20 tahun ia menggenjot becaknya demi memperoleh uang agar bisa menambah jumlah sumbangannya. Ia memilih hidup secukupnya agar bisa semakin banyak memberi. Makan siangnya hanyalah dua buah kue kismis dan air tawar, sedang malamnya ia hanya makan sepotong daging atau sebutir telur. Baju yang ia kenakan diambil dari tempat sampah, jika mendapat beberapa helai pakaian itu sudah merupakan suatu kemewahan. 

Li menarik becak tanpa henti, 365 hari setahun tanpa peduli kondisi cuaca baik ketika salju turun atau panas terik menyengat, dia terus mengayuh becaknya mulai jam 6 pagi hingga jam 8 malam. “Tidak apa-apa saya menderita, tetapi biarlah anak-anak yang miskin itu dapat bersekolah,” katanya. 

Ketika usianya menginjak 90 tahun, ia tahu ia tidak mampu lagi mengayuh becaknya. Tabungan terakhirnya berjumlah 500 yuan atau sekitar Rp 650.000 dan semuanya ia sumbangkan ke sekolah Yao Hua. 

Dia berkata, “Saya sudah tidak dapat mengayuh becak lagi. Saya tidak dapat menyumbang lagi. Ini mungkin terakhir yang dapat saya sumbangkan..” 

Dan semua guru disana pun menangis. Tiga tahun kemudian, Bai Fang Li wafat dan dikatakan meninggal dalam kemiskinan. 

Tetapi lihatlah dibalik kemiskinannya itu ia telah menyumbang 350.000 yuan secara total atau sekitar Rp 455 juta rupiah selama hidupnya. Ia membaktikan hidupnya secara penuh demi membantu anak-anak miskin yang tidak sanggup sekolah.

Begitu besar kasih Bai Fang Li kepada anak-anak yang miskin itu sehingga ia dapat melakukan hal yang sedemikian rupa.



Di sebuah kota kecil, hiduplah sepasang suami istri yang telah menikah selama lima puluh tahun. Selama masa pernikahan mereka, tak ada pertengkaran berarti, kehidupan mereka selalu baik dan rukun, sehingga banyak tetangga yang kagum dengan kerukunan dan kasih dari pasangan ini.

Hanya ada satu rahasia yaitu sebuah kotak sepatu yang disimpan sang istri di atas lemari mereka dan sang istri meminta agar suaminya tidak menanyakan mengenai isi kotak sepatu itu apalagi membukanya. Sang suami menyanggupi hal itu. 

Suatu hari, sang istri mengalami sakit keras, dan sudah berada di ambang kematiannya. Dengan tubuh yang lemah, sang istri merasa bahwa inilah saat yang tepat untuk membuka rahasia yang selama ini disimpannya kepada suaminya. 

Sang suami segera mengambil kotak sepatu itu lalu duduk di samping ranjang sang istri. “Bukalah kotak itu, aku rasa ini adalah saat yang tepat engkau untuk mengetahuinya,” ujar sang istri dengan suara lemah. Sang suami lalu membuka kotak itu. 

“Saat kita menikah dulu, nenekku memberikan sebuah rahasia pernikahan padaku,” ujar sang istri, “Nenekku berpesan, jika kamu melakukan sesuatu yang tidak menyenangkan hatiku, aku tidak boleh kecewa atau marah padamu, yang harus aku lakukan saat aku tidak suka dengan sikapmu adalah tetap diam dan membuat sebuah boneka rajut.” 

Sang suami tersenyum lega karena ia melihat hanya ada 2 boneka rajut disitu. Berarti selama lima puluh tahun pernikahan mereka, ia hanya mengecewakan istrinya sebanyak 2 kali. Ia begitu bersyukur dan bangga dengan dirinya yang selama ini bisa menjaga perasaan istrinya dan tidak banyak mengecewakan istrinya. 

Tapi ia masih penasaran dengan arti dari uang yang sepuluh jutaan itu. Lalu ia bertanya kepada istrinya, “Kalau begitu, apa arti dari uang yang sangat banyak ini? Dari mana kamu memperolehnya?” 

Istrinya, dengan tatapan penuh kasih dan pengertian menjawab, “Uang itu adalah hasil penjualan boneka-boneka rajut yang sudah kubuat selama ini…”
=== Kisah Inspiratif ===
(Sediakan waktu 5menit untuk mendalaminya) 



Kisah nyata cinta kasih tentang seorang nenek yang ingin memberi makan pada cucunya ini membuat semua terharu dan terus meneteskan air mata.

Di suatu siang hari terlihat seorang nenek berulang kali menekan tombol sebuah rice cooker, tetapi rice cooker itu tetap tidak mau menyala. Lalu nenek ini berjalan tergopoh-gopoh dari dapur ke kamarnya. Di dalam kamar nenek langsung merapikan rambutnya yang sudah memutih dan mengganti baju.

Setelah semua kancing bajunya terkancing, si nenek kembali membukanya lagi. Ternyata kancing bajunya tidak terkancing sesuai urutan, sehingga terkadang sisi baju yang sebelah kiri menjadi lebih tinggi dari yang kanan. Atau kancing yang sebelah kanan melampaui 2 urutan dari yang sebelah kiri. Nenek bahkan harus mengulanginya beberapa kali sampai berkeringat, baru akhirnya semua bisa terkancing rapi sesuai urutannya. Setelah itu nenek berjalan keluar dari kamar.

Saat nenek melintasi ruang tamu, cucu perempuannya yang berumur 16 tahun sedang menonton TV. Terheran melihat neneknya berpakaian rapi, lalu bertanya, “Nenek mau kemana, bukannya tadi nenek sedang masak didapur?” Nenek kemudian menjelaskan kalau ia tadinya memang mau memasak, tapi entah kenapa rice cookernya tidak mau menyala, dan sekarang nenek mau keluar sebentar membeli makanan.

Dengan wajah cemberut, cucunya meminta agar nenek cepat pulang karena ia sudah mulai lapar. “Iya, nenek akan cepat pulang. Kamu tunggu nenek sebentar yah...” Kata neneknya dengan tersenyum, supaya wajah cucunya tidak merengut lagi. Nenek pun berjalan keluar rumah, menunggu bus yang lewat, lalu naik bus ke pusat penjualan makanan.

Beberapa saat setelah nenek keluar rumah, cucunya berjalan ke dapur mencari cemilan untuk sekedar mengganjal perut. Tak sengaja dia melihat steker rice cooker yang belum dicolok. Cucunya pun tersenyum geli melihat sikap pelupa neneknya seperti orang yang sudah pikun saja.

Sesampai di pusat penjualan makanan, nenek membeli nasi ayam kesukaan cucunya. Setelah selesai membayar dan hendak pulang, langkah nenek tiba-tiba terhenti persis di pintu keluar. Kepalanya menoleh ke kiri dan ke kanan, bola matanya membesar, raut mukanya berubah tampak kebingungan. Semua bangunan dan jalanan yang ada di depannya terlihat berbeda dan asing.

Nenek terdiam membisu sejenak. Dan akhirnya menyadari kalau ia lupa arah jalan pulang ke rumah.

Lantas dengan sigap, nenek melambaikan tangannya sambil berjalan menghampiri seorang pemuda yang melintas di depannya. Meminta bantuan kepada pemuda itu agar mau membawanya pulang. “Nak, Nak, tolong antarkan nenek pulang...” Kata nenek.

“Maaf, Nek. Saya sedang terburu-buru.” Tolak pemuda tadi.

Kemudian nenek menghampiri seorang wanita paruh baya. Sama dengan pemuda tadi, wanita ini juga tidak bisa mengantarkan nenek pulang karena akan menjemput anak-anaknya.

Nenek tidak berhenti. Kali ini dengan gesit ia berjalan ke arah seorang bapak-bapak untuk meminta tolong. “Pak, Pak, tolong antarkan saya pulang. Cucu saya sedang menunggu saya pulang membawa makanan. Dia pasti sudah lapar sekarang.” Kata nenek dengan wajah terlihat sedih.

“Rumah Nenek dimana, yuk saya antar.” Jawab bapak ini.

“Emm... mm... saya.., saya tidak ingat dimana.” Kata nenek dengan terbata-bata. “Tapi tolong antarkan saya pulang, Pak. Pokoknya antarkan saja saya pulang.” Nenek memohon. Bapak ini juga tidak bisa menolong karena nenek sudah pikun dan sama sekali tidak ingat dimana rumahnya. Mata nenek tampak berkaca-kaca, air matanya hampir jatuh membasahi pipi.

Berulang kali nenek terus meminta tolong kepada setiap orang yang ditemuinya untuk diantarkan pulang. Ada yang menolak dan ada juga yang bersedia... tapi siapa pun yang mau menolong tetap saja tidak bisa mengantarkan nenek. Wajah nenek tampak sangat sedih. Tanpa di sadari air mata nenek mengalir di pipinya. Teringat cucunya menahan lapar, sedang menunggunya pulang membawa makanan.

Nenek tetap terus berjalan sambil meminta tolong, dan sesekali mencoba mencari jalan pulang sendiri. Tanpa berhenti untuk beristirahat. Rambut putihnya yang tadinya tersisir rapi dan diikat ke belakang, sekarang mulai berantakan dan tidak karuan.

Kedua tangannya terus mendekap nasi ayam yang dibelinya tadi siang agar tetap hangat. Seluruh wajah dan bajunya telah basah oleh keringat. Langkahnya juga sudah mulai melambat karena kakinya terasa sakit dan kelelahan.

Hingga hari mulai gelap, nenek masih saja terus berjalan, berusaha bisa sampai ke rumah meskipun dari wajahnya terlihat jelas sekali kalau nenek sudah sangat kelelahan...

Pada waktu yang bersamaan, dirumah nenek, sepasang suami istri baru pulang. Mereka adalah orang tua dari cucu nenek. Si ibu melihat anaknya yang sedang ngemil sambil menonton TV. Lalu bertanya, “Kok kamu ngemil, apa nenek belum selesai masak?” Putrinya menjelaskan, kalau nenek tidak jadi masak hari ini dan sudah sejak tadi siang pergi ke pusat penjualan makanan tapi masih belum pulang sampai sekarang.

“Apa! Nenek belum pulang dari tadi siang?!” Kata ayahnya dengan wajah terkejut bercampur khawatir. Belum sempat anaknya berkata apapun, kedua suami istri ini langsung pergi lagi bermaksud mencari nenek ! Anaknya kaget melihat kedua orang tuanya tiba-tiba menjadi panik dan langsung pergi lagi.

Setelah beberapa saat dia baru sadar, kalau nenek bukan pelupa, tapi sudah pikun, dan nenek pasti sedang tersesat sekarang. Segera, dia pun mengikuti kedua orang tuanya pergi mencari nenek.

Ketiganya berkeliling di tengah keramaian kota, berusaha menemukan nenek. Dan kemudian, kedua suami istri ini mendengar bunyi klakson mobil bersahut-sahutan. Keduanya segera berlari ke arah bunyi klakson tersebut.

Sesampainya disana mereka melihat nenek berdiri terbengong di tengah jalan menghalangi laju mobil-mobil. Lalu keduanya menarik tangan nenek dan menuntunnya ke tepi jalan. “Apa yang Ibu lakukan di tengah jalan seperti ini. Ibu membuat kita jadi tontonan semua orang...” Bentak putranya.

“Pak, Pak, tolong antarkan saya pulang, cucu saya sekarang pasti sudah sangat lapar. Kasihan cucu saya, dia belum makan dari siang. Tolong Pak...”

Karena di bentak, nenek semakin linglung dan tidak ingat dengan putra maupun menantunya sendiri. “Bu! Saya ini anakmu sendiri!” Teriak putranya lagi.

Kemudian sang nenek berpaling ke arah menantunya, “Nyonya, tolong antarkan saya pulang, cucu saya sedang menunggu saya pulang bawa makanan.” Nenek memelas sambil menangis.

Mendengar nenek memelas seperti itu ditambah dengan melihat kondisi tubuh nenek yang sedemikian sangat lelahnya. Hati keduanya terasa sangat pilu sekali. Tak kuasa menahan air mata, menantunya menjadi ikut menangis. Menangis dengan teramat sedih. Menyadari betapa besarnya cinta dan kasih sayang nenek kepada cucunya, yang tak lain adalah putri mereka sendiri.

Tiba-tiba... dari kejauhan, sayup-sayup terdengar suara cucunya memanggil, “Nenek, Nenek...” Nenek menoleh ke belakang, mencari asal suara cucunya. Ternyata benar, cucunya berada tidak jauh dari sana.

Dibalik keremangan lampu jalan, cucunya berlari ke arah nenek. Senang melihat cucunya berada disana, nenek pun berjalan ke arah cucunya dengan tertatih-tatih. Walaupun terlihat nenek tersenyum sangat senang, namun masih tampak sangat jelas kecapekan dibalik senyumannya itu.

Cucunya langsung memeluk nenek. “Nenek maafkan saya, Nenek tidak apa-apa?” Kata cucunya dengan meneteskan air mata. “Iya, Nenek tidak apa-apa. Ini nenek sudah belikan nasi ayam kesukaan kamu, ayo makan. Kamu pasti sudah lapar sekali. Kasihan cucu nenek harus kelaparan sampai malam.” Kata nenek sambil membuka bungkus nasi lalu di suapkan ke mulut cucunya. Cucunya terus menangis. “Nenek maafkan saya, maafkan saya, nek.” Cucunya terus berulang-ulang meminta maaf sambil menangis...

“Tolong maafkan nenek yah, kamu jadi harus kelaparan menunggu nenek terlalu lama.” Mendengar nenek berkata demikian, dan melihat kondisi nenek yang begitu kesakitan juga kelelahan. Air mata cucunya semakin deras mengalir. Putra dan menantu nenek yang melihat kejadian ini, juga menitikkan air mata. Lalu keduanya berjalan mendekati nenek dan memeluk nenek dari belakang. “Ibu, kami semua sangat mencintaimu.”

Kisah ini disampaikan kepada kita untuk membuka hati dan mata kita akan betapa besarnya cinta kasih orang tua dalam mengurus serta membesarkan anak-anaknya. Ketika orang tua kita sudah renta dan tidak lagi mampu mengurus dirinya sendiri, sebagai anak, sudah sepatutnya kita juga mengasihi, merawat dan memperhatikan mereka sama persis dengan yang telah mereka lakukan kepada kita.

Dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa hormat, maukah Anda berbaik hati untuk ikut serta bersama saya dalam meneruskan pesan kisah cinta kasih ini dengan “Tag/Share & Broadcast” kepada semua teman-teman dan anggota keluarga?

Karena dengan kita berbuat demikian serta menganjurkan orang lain turut melakukan suatu maha karya kebajikan untuk lebih peduli kepada orang tua dan akan membawa berkah rahmat terbesar dalam hidup kita di dunia ini.


Siapa tidak kenal Jack Ma? Pendiri dan CEO dari Alibaba ini orang ketiga terkaya di Tiongkok (berdasarkan “Hurun China Rich List”; 12/10/2017) dengan harta kekayaan mencapai 30 miliar dolar AS. Pria 53 tahun ini juga penasihat steering committee roadmap e-commerce Indonesia—penawaran lisan serta tertulis dari Pemerintah RI, telah disetujuinya.

Dengan berbagai prestasi dan kesuksesan yang dicapai Jack Ma, tentu orang kerap bertanya rahasia sukses darinya. Baginya, pintar bukan jaminan sukses. Satu kunci keberhasilan, menurut kelahiran Hangzhou ini, adalah emotional quotient (EQ). Sesuai namanya, EQ berkait dengan kecerdasan emosional seseorang. Khususnya, tahu bagaimana cara memperlakukan orang dengan baik.

“Karena kalian akan memahami bagaimana bekerja sama dengan orang lain,” paparnya dalam berbagai kesempatan. “Tidak peduli betapa pintar kalian, jika tidak dapat bekerja sama, kalian tidak akan pernah sukses.”

Jack Ma menambahkan bahwa love quotient (LQ) memainkan peranan besar bagi manusia, untuk menjadi orang yang lebih peduli, lebih penuh kasih terhadap sesamanya, lebih “terhormat”. Konsep LQ ini sering ia paparkan, saat sharing dalam berbagai forum bisnis dan teknologi.

Menurutnya, di masa depan, keseharian/pekerjaan akan kita didominasi oleh kecerdasan buatan (artificial intelligence, AI) dan komputer. Nah, daripada mengarahkan manusia agar bisa menyamai performa mesin, kita seyogianya melihat kelebihan diri sendiri.

“Mesin tidak mempunyai hati, mesin tidak mempunyai jiwa, dan mesin tidak mempunyai hal yang dipercayai. Manusia memiliki jiwa, memiliki hal yang dipercayai, memiliki nilai. Kita adalah makhluk yang arif dan kreatif, kita tunjukkan bahwa kitalah yang mampu mengendalikan mesin-mesin.”

Katanya juga, “Abad lalu, orang saling membandingkan otot dan memberdayakan diri sendiri. Sedangkan abad ini, kita saling membandingkan kebijaksanaan dan keramahan, juga memberdayakan orang lain.”

Membentuk Karakter Sukses

Jack Ma juga menegaskan bahwa ia tidak pernah dididik untuk menjadi pengusaha. Namun, masa-masa saat menjadi ketua kelas membantunya mendapat pengalaman bekerja sama dan menghadapi orang lain. Selain itu, mampu mengakui kegagalan sendiri, mau belajar dari kesalahan orang lain, dan pantang mengeluh menjadi hal-hal yang penting dalam membentuk karakter sukses.

“Hanya orang-orang yang memahami masalah yang mampu menjadi sukses. Jadi jika Anda punya keluhan, harus ada solusinya. Jika tidak, jangan mengeluh!” pungkasnya.



Seorang tukang kebun mencoba mengadakan penelitian sederhana.

Ia menanam 2 tanaman yang sama pada lahan yang sama. Yang membedakan hanya bagaimana cara dia merawat tanaman tsb.

Tanaman yang pertama disirami secara rutin tiap pagi sore, sedangkan tanaman yg kedua disirami hanya 2 hari sekali.

Ketika tanaman itu bertumbuh cukup besar, tiba waktunya untuk menguji kekuatan akar tsb.

Perbedaannya cukup mencolok; Untuk tanaman yg ke satu; dibutuhkan waktu kurang dari 2 menit untuk mencabut akar nya. Untuk tanaman yg kedua, dibutuhkan waktu lebih lama yaitu empat menit untuk bisa mencabutnya!

Mengapa hal itu bisa terjadi?

Tanaman yang pertama cukup dimanjakan dengan air yang ia dapat dengan mudah, sehingga akarnya tidak berusaha mencari ke tanah yang lebih dalam.

Sedang tanaman yang kedua karena mendapat suplai air yang lebih sedikit, maka mau tidak mau akar nya mencari ke sumber air, sehingga di dapatinya akarnya jauh lebih kuat karena masuk lebih dalam ke tanah.

Pesan Moral: Cara TUHAN mendidik kita tak jauh beda dengan ilustrasi tsb.

Bayangkan saja jika TUHAN memanjakan kita dgn mengabulkan semua doa yang kita minta atau tidak pernah mengijinkan penderitaan & masalah hidup.

Tentu ini akan membuat kita jadi orang yang manja. Tak hanya itu, kita akan menjadi orang yang cengeng.

Akibatnya akar iman kita tidak kuat & ketika permasalahan terjadi, dengan mudahnya kehidupan kita tumbang!

TUHAN sangat mengasihi kita, itulah sebabnya DIA selalu mendewasakan & melatih akar iman kita.

Mengijinkan penderitaan, masalah, tekanan hidup / keadaan yg tidak menyenangkan, dengan harapan bahwa akar iman kita terus mencari “Sumber” yang sejati.

Bagaimana dengan kita ?

Apakah kita memilih untuk menjadi orang yg manja dengan akar yg rapuh? atau menjadi orang yang didewasakan oleh TUHAN?

"TANPA MASALAH, KITA HANYA AKAN MENJADI ORANG YANG MANJA & MEMILIKI AKAR IMAN YG RAPUH!!"

Namanya mbah Pon...
Penjual gudheg dipojokan pasar Beringharjo Jogja.

Mempunyai 5 anak yang 2 kuliah di UGM, 2 lagi di ITB dan 1 di UI, mereka sekolah sampai jenjang kuliah tanpa beasiswa.

Siang itu mbah Pon duduk didepan para peserta seminar yang antusias ingin belajar kesuksesan dari mbah Pon.

Banyak pertanyaan dilemparkan, tapi tidak ada jawaban dari mbah Pon yang bisa memuaskan peserta. Misalkan, ketika ada pertanyaan, kiat mendidik anak, jawabannya hanya, "nggih biasa mawon, nek nakal nggih dikandhani"

Pertanyaan soal pembayaran kuliah anak-anaknya dijawab mbah Pon.. "Pas kedah bayar sekolah nggih dibayar"

Peserta seminar sudah tidak tahu lagi harus bertanya apa, karena tidak ada jawaban yang spesial dari mbah Pon.

Hingga seorang peserta bertanya, "mbah Pon, napa njenengan mboten nate wonten masalah?"

Dengan wajah bingung mbah Pon balik bertanya, " masalah niku napa to? Masalah niku sing kados pundi?"

Peserta itu mencontohkan "Niku lho mbah, misalke pas badhe mbayar sekolah pas mboten wonten artone"

Dengan tersenyum mbah Pon menjawab, "oh..niku tho, nggih gampil mawon, dereng wonten artho nggih kula nyuwun Gusti Allah, lha ndilalah mbenjang e gudeg e wonten ingkang mborong"

Jawaban mbah Pon menampar para peserta seminar yang notabene adalah orang-orang pintar terpelajar. Orang-orang yang paham tentang ilmu energi dan bagaimana hukum energi bekerja, Energi selalu menarik energi yang bersifat sama

Mbah Pon tidak tahu apa itu masalah, sehingga tidak pernah menganggap hidupnya ada masalah. 

Bagaimana mungkin masalah datang dalam kehidupannya..??
#KisahNyata#


Kisah Coretan Bocah Kelas 1 SD yang Memenangkan Kontes dari Google/ Foto: IstimewaKisah Coretan Bocah Kelas 1 SD yang Memenangkan Kontes dari Google/ Foto: Istimewa
Kalau bicara coretan anak, u bicara coretan anak, yang bisa terlintas di pikiran orang tua adalah coretan nggak berarti di kertas atau dinding. Hmm, tapi pernah kebayang nggak, Bun, kalau coretan si kecil bisa jadi karya luar biasa dan berhasil memenangkan sebuah kontes? 

Inilah yang dilakukan Gomez Lane. Bocah 7 tahun yang merupakan siswa kelas satu sekolah dasar dari Virginia, telah dipilih dari 180 ribu siswa di seluruh Amerika Serikat. Gomez juga menjadi peserta termuda yang pernah memenangkan kontes yang diselenggarakan Google ini. Gomez merupakan pemenang dari kontes Doodle 4 Google tahunan ke-10 dan gambarnya akan ditampilkan di homepage Google, demikian dilansir CNBC.

Memenangkan kontes membuat Gomez menerima Rp 400 juta untuk beasiswa kuliah, Rp 700 juta untuk biaya sekolahnya sekarang, dan Pine Spring Elementary untuk dibelanjakan berbagai gadget. Wah, hadiah yang dibawa pulang Gomez sudah lebih dari Rp 1 miliar ya, Bun.
Kisah Coretan Bocah Kelas 1 SD yang Memenangkan Kontes dari Google/Kisah Coretan Bocah Kelas 1 SD yang Memenangkan Kontes dari Google/ Foto: Istimewa

Kontes yang diadakan Google ini meminta para peserta menanggapi tema 'Apa yang menginspirasi saya...' dan gambar peserta dinilai berdasarkan manfaat artistik, kreativitas dan seberapa baik tema tersebut terwakili. Penilaian diberi oleh masyarakat dan juri.

Nah, yang menjadi juri adalah aktor Neil Patrick Harris, mantan pemain Mets Carlos Beltran dan peraih medali emas Olimpiade AS Laurie Hernandez. Berbagai tema gambar pun dikirim dari mulai perjalanan angkasa, fashion, desain dan geografi.

Nggak hanya itu hadiahnya, Gomez dan empat finalis lainnya juga memenangkan perjalanan ke markas Google di Mountain View, California, di mana anak-anak tersebut dapat merayakan kemenangannya dan bertemu dengan tim Google Doodle. Setiap finalis juga menerima komputer Pixelbook dan Rp 70 juta untuk tambahan biaya.

Ibu Gomez, Maria Lane mengatakan bahwa keluarganya nggak pakai gadget yang canggih. Coretan Gomez pun murni imajinasinya. Maria bercerita daerah rumah mereka juga disebut 'bomb cyclone' karena pernah terkena badai salju yang besar hingga Gomez dan teman sekolahnya harus belajar di luar ruangan. 

Wah keren deh perjuangan Maria dan anaknya! Ya, kemenangan Gomez bisa dibilang jadi hadiah terbaik untuk dia dan ibunya. Nantinya Gomez juga bekerja dengan Google selama musim panas untuk membantu 'menghidupkan' gambarnya sebelum hasil coretan yang ia menangkan dirilis akhir tahun ini.

"Saya tidak bisa berhenti berpikir dan membicarakan hal ini. Kami semua ikut senang atas kemenangan Gomez. Sangat menyenangkan melihat bagaimana inspirasi dan kreativitas seorang anak dapat memiliki hasil yang sangat menarik dalam kontes nasional ini," kata Maria kepada Falls Church News-Press. 

Diceritakan Maria, anaknya akan terus menggambar dan berbicara tentang banyak hal menarik yang dia lakukan di sekolah . Bicara kreativitas anak, sebenarnya banyak cara mengasahnya, Bun. Salah satunya adalah dengan menciptakan lingkungan rumah yang mendukung kreativitas si kecil.

Kisah Coretan Bocah Kelas 1 SD yang Memenangkan Kontes dari Google/Kisah Coretan Bocah Kelas 1 SD yang Memenangkan Kontes dari Google/ Foto: Istimewa


Hal ini diperkuat pendapat Dr Reni Akbar Hawadi dalam bukunya 'Psikologi Perkembangan Anak, Mengenal Sifat, Bakat, dan Kemampuan Anak', yang mengatakan kondisi rumah memang bisa memengaruhi perkembangan kreativitas anak.

Tika Bisono, psikolog dan dosen di Universitas Mercubuana, juga mengatakan pentingnya mengasah kreativitas. Salah satu caranya adalah dengan tidak melewatkan satupun ide atau gagasan yang dilontarkan anak.

"Setiap anak menyampaikan idenya, kita tanya apa, kalau memang tidak sesuai bisa dibelokkan sedikit-sedikit," sebut Tika dilansir detikHealth.

Nah, agar imajinasi dan kreativitas anak berkembang, kita sebagai orang tua perlu melatihnya dengan menyediakan ruangan yang aman. Selain itu, kita juga perlu berperan dalam permainan yang diciptakan anak.

"Sebaiknya juga kurangi kritikan dan arahan selama bermain. Lebih baik kita menyediakan waktu panjang untuk anak bereksplorasi. Imajinasi kalau nggak dikondisikan nggak akan banyak berkembang. Yang penting ruangannya aman," tutur psikolog anak Saskhya Aulia Prima dari Tiga Generasi.

sumber: detik


Dahulu kala, hiduplah seorang petani yang bertetangga dengan seorang yang berprofesi sebagai pemburu. Pemburu tersebut memiliki anjing-anjing galak yang sangat jago dalam berburu, tapi sayangnya anjing-anjing tersebut kurang terlatih. Anjing-anjing itu sering melompati pagar & mengejar-ngejar domba-domba milik Petani.

Petani itu lalu meminta tetangganya itu untuk menjaga anjing-anjing nya. Sayangnya si Pemburu tidak mau peduli. Hingga suatu hari anjing-anjing itu melompati pagar dan menyerang beberapa domba Petani, sampai terluka parah. Petani itu marah dan merasa tidak sabar. Ia memutuskan pergi ke kota untuk berkonsultasi pada seorang hakim.

Hakim itu mendengarkan cerita petani itu dengan hati-hati lalu berkata, "Saya bisa saja menghukum Pemburu itu serta memerintahkan dia untuk merantai dan mengurung anjing-anjing nya. Tetapi sebagai akibatnya anda akan kehilangan seorang TEMAN dan mendapatkan seorang MUSUH."

"Mana yang anda inginkan, Teman atau musuh yang menjadi tetangga anda?". Ujar si Hakim.

Petani itu menjawab, bahwa ia lebih suka mempunyai seorang teman.

"Baik, saya akan menawari kau sebuah solusi yang damai untuk kedua belah pihak. Domba-dombamu akan aman dan kamu akan tetap berteman dengan tetanggamu itu."

Mendengar solusi pak hakim, si Petani itu setuju.

Ketika sampai di rumah, Petani itu segera melaksanakan solusi pak hakim, dia mengambil 3 domba terbaiknya dan menghadiahkannya kepada ketiga orang anak Pemburu. Karena merasa senang serta untuk menjaga mainan baru anak-anaknya, si Pemburu itu kemudian mengkerangkeng anjing-anjing pemburunya.

Maka sejak itu anjing-anjing si Pemburu tak pernah lagi menganggu domba-domba si Petani. Pemburu itu lalu mulai sering membagi hasil buruan pada si Petani. Sebagai balasannya Petani mengirimkan daging domba & keju buatannya. Dalam waktu singkat mereka menjadi sahabat yang sangat akrab.

Sebuah ungkapan inspirasi mengatakan: "Cara terbaik untuk mempengaruhi orang adalah dengan menggunakan CINTA KASIH."

Oleh karena itu, penuhilah kehidupan anda dengan cinta kasih, maka kebahagiaan akan menghampiri anda dengan sendirinya.



Seorang pria tersesat di gurun pasir, ia hampir mati kehausan dan akhirnya ia tiba di sebuah rumah kosong. Di depan rumah tua tanpa jendela dan hampir roboh, terdapat sebuah pompa. Segera ia menuju pompa itu dan mulai memompa sekuat tenaga, tapi tidak ada air yang keluar. 

Lalu ia melihat ada kendi di sebelah pompa itu dengan mulutnya tertutup gabus & tertem pel kertas dengan tulisan, "Sahabat, pompa ini harus dipancing dengan air terlebih dahulu. Setelah Anda mendapatkan airnya, mohon jangan lupa mengisi kendi ini lagi sebelum Anda pergi." 

Ia mencabut gabusnya & ternyata kendi itu berisi penuh air. "Apakah air ini harus dipergunakan untuk memancing pompa? Bagaimana kalo tidak berhasil? Maka tidak ada air lagi. Bukankah lebih aman saya minum airnya dulu daripada nanti mati kehausan kalau ternyata pompanya tidak berfungsi? Lalu untuk apa menuangkannya ke pompa karatan hanya karena instruksi di atas kertas kumal yang belum tentu benar?" Pikirnya. 

Untung suara hatinya mengatakan bahwa ia harus mengikuti nasihat yang tertera di kertas itu sekali pun beresiko. Ia menuangkan seluruh isi kendi itu ke dalam pompa yang karatan itu dan dengan sekuat tenaga memompanya. Benar!! Air keluar dengan limpahnya dan ia dapat minum sepuasnya. 

Setelah istirahat memulihkan tenaga dan sebelum meninggalkan tempat itu, ia mengisi kendi itu sampai penuh, menutupkan kembali gabusnya dan menambahkan beberapa kata di bawah instruksi pesan itu, 

"Saya telah melakukannya dan berhasil. Engkau harus mengorbankan semuanya terlebih dahulu, sebelum bisa menerima kembali. PERCAYALAH !!!" 

Barang siapa berhati egois dan terlampau mementingkan diri sendiri, ia tidak akan beroleh kemudahan dalam hidupnya. 

Barang siapa berhati baik dan bertindak demi kepentingan orang lain maka ia akan memperoleh kebahagiaan dalam hidupnya. Berkat dan damai sejahtera akan mengalir dalam hidupnya.


Suatu malam, ibu yang bangun sejak pagi, bekerja keras sepanjang hari, membereskan rumah tanpa pembantu. 

Jam 7 malam ibu selesai menghidangkan makan malam untuk ayah, sangat sederhana, berupa telur mata sapi, tempe goreng, sambal teri dan nasi. 

Sayangnya karena mengurusi adik yang merengek, tempe dan telor gorengnya sedikit gosong ! 

Saya melihat ibu sedikit panik, tapi tidak bisa berbuat banyak, minyak gorengnya sudah habis.

Kami menunggu dengan tegang apa reaksi ayah yang pulang kerja pasti sudah sangat capek, melihat makan malamnya hanya tempe dan telur gosong. 

Luar biasa! Ayah dengan tenang menikmati dan memakan semua yg disiapkan ibu dengan tersenyum dan bahkan berkata,"Bu terima kasih ya!" Lalu ayah terus menanyakan kegiatan saya & adik di sekolah.

Selesai makan ,masih di meja makan, saya mendengar ibu meminta maaf krn telor & tempe yg gosong itu & satu hal yg tidak pernah saya lupakan adalah apa yang ayah katakan.

"Sayang, aku suka telor & tempe yang gosong" 

Sebelum tidur, saya pergi untuk memberikan ciuman selamat tidur kepada ayah, saya bertanya " apakah ayah benar-benar menyukai telur & tempe gosong?"

Ayah memeluk saya erat dengan kedua lengannya & berkata, "Anakku, ibu sudah bekerja keras sepanjang hari & dia benar - benar sudah capek, Jadi sepotong telor & tempe yang gosong tidak akan menyakiti siapa pun kok!" 

"Ini pelajaran yang saya praktekkan di tahun-tahun berikutnya; "Belajar menerima kesalahan orang lain, adalah satu kunci yang sangat penting untuk menciptakan sebuah hubungan yang sehat, bertumbuh & abadi.

Ingatlah emosi tidak akan pernah menyelesaikan masalah yang ada, jadi selalu lah berpikir dewasa. 

Mengapa sesuatu hal itu bisa terjadi pasti punya alasannya sendiri. 

Janganlah kita menjadi orang yang egois hanya mau dimengerti, tapi tidak mau mengerti. 

"TUHAN Mengasihi, Memberkati & Menyertai kita selalu.."


Suatu hari, seorang murid diajak berkeliling oleh gurunya. Di sepanjang perjalanan, sang guru memberikan berbagai wejangan kehidupan pada muridnya, yang mendengarkan dengan penuh perhatian. Rupanya, inilah hari terakhir sang murid sebelum turun gunung dan mengamalkan berbagai ilmu yang didapatnya.

Kemudian di tepi sebuah hutan, mereka menemukan sebuah sungai kecil yang tidak memiliki jembatan. Karena sungainya tidak terlalu lebar, sang guru dan murid tanpa kesulitan melompatinya sampai ke seberang. Hanya saja, karena langkah kaki dan ilmunya belum sehebat sang guru, si murid harus mengambil ancang-ancang dua langkah ke belakang.

Mereka pun meneruskan perjalanan sembari terus membicarakan banyak hal. Tanpa terasa, jalan mereka pun terus naik dan mendaki hingga kemudian sang guru berhenti di sebuah tebing jurang yang cukup tinggi.

“Nah, kita sudah hampir tiba di tempat tujuan. Sekarang, kita melompat ke ujung bukit di sana,” pesan sang guru yang tiba-tiba langsung melompat tinggi dan mendarat mulus di seberang. “Ayo, lompat!”

Si murid sejenak melongok ke dalam jurang. Meski tak terlalu dalam, tapi itu cukup untuk membuatnya sedikit ketakutan. Melihat itu, gurunya berujar, “Ayo, jangan takut! Itu jaraknya sama dengan sungai yang kita lewati tadi.”

Meski ragu, si murid pun berusaha menuruti gurunya. Ia merasa tak punya pilihan lain. Apalagi, gurunya mengatakan, jaraknya tak lebih lebar dari saat ia menyeberang di sungai yang tadi dengan mudah dilompatinya. Namun, saat berlari hendak melompat, tiba-tiba ia berhenti. Ia ragu-ragu, karena jika salah ambil ancang-ancang, akibatnya jauh lebih fatal dibanding saat melompati sungai.

Karena itu, si murid mencoba mengambil langkah mundur lebih jauh. Setidaknya, ia mundur hampir sepuluh langkah agar ia bisa berlari kencang sebelum melompat. Ketika mengambil jarak lebih jauh, kecepatan larinya berhasil membuat ia berhasil melompat jauh hingga sampai ke seberang dengan selamat.

Sembari mengelus kepala si murid dengan penuh kasih, sang guru memberi wejengan lain. “Muridku, kamu tahu apa yang membedakan lompatanmu saat di sungai dan di tebing jurang tadi? Meski jaraknya sama, keduanya punya tantangan yang berbeda.  Maka, kamu mengambil ancang-ancang mundur lebih jauh saat di tebing jurang untuk memastikan keselamatanmu.

Begitu juga dengan kehidupan ini. Kadang, saat tantangan yang lebih hebat menghadang, kita perlu mundur sedikit lebih jauh. Ini semata adalah upaya kita untuk bisa melompat lebih jauh dan tinggi. Maka, suatu kali nanti, jika kamu merasa mengalami kemunduran, kegagalan, kesulitan, bahkan jatuh.. jangan pernah berputus asa. Barangkali, itu justru langkah mundurmu agar bisa belajar melompat lebih tinggi.”

"MUNDUR UNTUK MELOMPAT JAUH"

Jika diresapi maknanya, akan melahirkan kekuatan di tengah hadangan dan terjangan badai kehidupan yang sering terjadi. Bahkan, saat mundur itulah, masa paling suram itulah, jika kita tahan, terus maju, ulet, makin kerja keras maka pintu sukses akan terbuka lebar.

Mari, jadikan setiap momen kesulitan, ujian, dan cobaan sebagai masa belajar dan evaluasi untuk memperbaiki keadaan. Jangan sesali dan jangan pernah mengeluh. Sebab, bisa jadi, ujian terberat itu justru membuka banyak peluang di masa depan.

SUKSES SELALU, GUSTI MBERKAHI!



Setelah peristiwa 11 September, sebuah perusahaan mengundang karyawan yg selamat saat terjadinya serangan atas WTC. 

Pada pertemuan itu, semua org menceritakan bagaimana mrka bisa selamat. 
Dan semua kisah itu adl hanya mengenai : HAL-HAL YANG KECIL 

#Kepala keamanan perusahaan selamat pd hari itu krn mengantar anaknya hari pertama masuk TK 

#Karyawan lain msh hidup krn hari itu adl gilirannya membawa kue utk murid di kelas anakny 

#Seorg wanita terlambat dtg krn alarm jamnya tdk berbunyi tepat waktu 

#Seorang karyawan ketinggalan bus 

#Seorang karyawan menumpahkan makanan di bajunya sehingga perlu waktu utk berganti pakaian 

#Seorang karyawan msk ke dlm rumah kembali utk menerima telepon yg berdering 

#Seorang karyawan tdk mendapatkan taxi 

#Sedangkan satu hal yg menahan saya sendiri adl : Sebuah Sepatu Baru. 
Saya memakai sepatu baru pagi itu dan berangkat kerja dgn bersemangat. Tetapi seblm sampai di kantor (WTC), sepatu itu menyebabkan luka di tumit. Saya berhenti di sebuah toko obat utk membeli plester. 
Inilah yg menyebabkan saya bisa tetap hidup sampai hari ini. 

Sekarang, jika saya terjebak dlm kemacetan lalu lintas, ketinggalan lift, hrs msk ke rumah lagi utk menjawab telepon dan semua HAL KECIL yg mengganggu, saya sgt MEMAHAMI bahwa Tuhan benar2 menginginkan saya berada di sini untuk saat ini.

Suatu pagi jika kita merasa semuanya terlihat sgt kacau, anak2 lambat berpakaian, anda tdk bisa menemukan kunci mobil, selalu sampai di perempatan saat lampu merah menyala. 

Jangan terburu2 MARAH atau FRUSTASI. Karena Tuhan sdg BEKERJA utk Menjaga Kehidupan kita. 

*Terkadang hal yang terjadi itu bkn hanya KEBETULAN..*

Semua itu mengingatkan kita utk lebih PEKA dan SABAR..
 
*TUHAN turut bekerja dlm segala hal yg terjadi utk mendatangkan kebaikan bagi kita yg berserah kepada TUHAN.*

Kiranya TUHAN selalu Memberkati kita dgn semua HAL-HAL KECIL yg tampaknya mengganggu dan semoga kita bisa mengingat akan maksud dari semua Peristiwa Kecil yang terjadi. 

*share dari seseorang yg selamat dari serangan WTC 11 sept 2001


Dikisahkan, di sebuah kolam yang airnya berlumpur, tumbuh di sana pohon bunga teratai muda. Suatu hari, saat daun teratai membuka mata memulai sebuah hari, dia merasa takjub dengan alam sekitarnya. Dan tiba-tiba si daun teratai merasakan, di atas hijau daunnya ada setitik embun yang hinggap begitu lembut dan bening. Dengan ceria disapanya si embun, "Hai kamu, engkau siapa? Dari mana datangmu, kok tiba-tiba ada di atas punggungku?"

Si embun pun menjawab, "Aku biasa dinamakan embun. Saat menjelang pagi, di alam semesta ini mengandung uap air yang terbawa hembusan angin dan menciptakan titik air yang menjadikan seperti diriku sekarang ini."

"Wah, aku senang sekali bisa bertemu dan ditemani kamu," kata si daun teratai.

"Maaf, teman. Aku tidak bisa menemanimu berlama-lama. Karena bila sebentar lagi matahari mulai bersinar, aku pun harus segera pergi," jawab si embun.

"Kenapa mesti pergi? Tetaplah di sini, bersahabat denganku."

"Bukan aku tidak mau, tetapi begitulah sifat alam. Setiap embun di pagi hari sebentar kemudian segera menguap bila tertimpa sinar matahari."

Sesaat sang matahari mulai terik. Daun teratai pun memohon, "Tolong tetaplah di sini embun, jangan pergi."

Namun, secepat itu pula si embun harus berlalu.

Keesokan harinya, saat daun teratai memulai hari, dia begitu gembira melihat sahabatnya kembali berada di punggungnya. Dia pun menyapa riang, "Hai sobat, kita berjumpa lagi!"

Si embun balas berkata, "Hai juga! Maaf, kita belum saling kenal. Aku embun pagi."

"Lho, bukankah kamu embun yang kemarin?"

"Bukan! Aku embun hari ini. Aku tidak ada hubungannya dengan embun yang kemarin."

"Tapi engkau sama persis dengan embun kemarin. Tetes air yang lembut, bening, dan menyejukkan. Kenapa bisa berbeda?"

"Entahlah. Aku ada ya seperti inilah. Selalu baru dan segera pergi bersama dengan datangnya mentari pagi." Dan tidak lama kemudian, embun itu pun segera menguap tertimpa sinar matahari.

Peristiwa serupa pun terjadi dari ke hari dan setiap hari daun teratai tetap tidak mengerti, mengapa embun yang sama setiap hari selalu tidak mengakui dirinya sebagai embun yang kemarin. Saat hari-hari berlalu terus hingga berganti bulan, si daun teratai pun berumur semakin tua; mulai terkoyak, akhirnya menguning, dan kemudian siap digantikan oleh tunas daun teratai yang baru.

Sama seperti daun teratai dan tetes embun, setiap hari yang kita punyai seolah sama persis seperti hari-hari kemarin yang telah kita lalui. Sesungguhnya, setiap hari adalah hari yang baru; hari baru yang penuh dengan kesempatan baru.

Mari, kita nikmati setiap hari sebagai suatu harapan yang menggairahkan. Hari baru, yang patut kita syukuri sekaligus kita isi dengan bekerja keras, penuh gairah untuk mewujudkan setiap impian kita, sehingga memungkinkan kita menciptakan prestasi yang luar biasa, yang dapat kita kenang sebagai memori indah yang membanggakan.


Di depan gerbang suatu jembatan di salah satu kota Eropa, duduklah seorang peminta-minta yang buta. Untuk mencari nafkahnya, ia setiap hari duduk disitu sambil memainkan biola nya yang sudah usang. Didepannya terletak kaleng kosong yang diharapkannya orang-orang yang lalu lalang merasa iba terhadapnya, dan melalui musik biola-nya, orang-orang akan memberinya sedikit uang. Begitulah pengemis miskin ini melakukan kebiasaannya setiap harinya.

Pada suatu hari, seseorang yang berpakaian sedikit rapi, berjubah panjang, datang menghampiri pengemis tadi dan meminta agar pengemis itu meminjamkan biola usangnya. Tentu saja dengan sigap pengemis itu menolak, dan berkata "Tidak!! Ini adalah hartaku yang paling mahal !".

Pendatang ini tidak putus asa, dan terus membujuk si pengemis agar mau meminjamkannya biola tersebut hanya untuk sebuah lagu. Sepertinya ada rasa kepercayaan pada pengemis buta itu, dan dengan perlahan ia memberikan biola tuanya kepada pendatang tersebut.

Pendatang tersebut mengambil biola tersebut, dan mulai memainkan sebuah lagu dengan begitu merdu. Suara biola yang begitu halus ditangan si pendatang membuat orang yang lalu lalang berhenti dan mereka mulai berkeliling mengelilingi si pendatang dan pengemis tersebut.

Begitu merdunya lagu dan bagusnya permainan biola si pendatang tersebut membuat semua orang terdiam, dan si pengemis buta ternganga tanpa dapat berkata-kata. Kaleng yang tadinya kosong kini telah penuh dengan uang dan lagu demi lagu telah dimainkan oleh si pendatang tersebut.

Akhirnya iapun harus menyelesaikan permainannya, dan sambil mengucapkan terimakasih, ia mengembalikan biola tersebut kepada si pengemis. Si pengemis sambil berurai air mata, dan dengan gemetar bertanya: "Siapakah anda orang budiman?". Si pendatang tersenyum dan dengan perlahan menyebutkan namanya "Paganini".


Ada sebuah cerita mengenai seorang anak laki-laki yang secara rutin mengikuti latihan sepakbola di sekolahnya. Oleh karena kemampuan bermainnya belum memadai, selama ini dia belum pernah diikutsertakan dalam pertandingan. Sementara berlatih anak ini selalu ditemani oleh ayahnya yang duduk menunggu di pojok lapangan.

Pertandingan besar segera dimulai dan berlangsung selama empat hari, Anak laki-laki ini tidak muncul untuk latihan selama perempat dan semifina. Dia muncul pas saat final dan menghampiri pelatihnya serta berkata, "Pelatih, selama ini saya hanya latihan dan tidak pernah diizinkan untuk bertanding." Pelatihnya lalu menjawab, "Maaf, saya tidak dapat mengizinkan kamu bermain di pertandingan final ini. Masih banyak yang lebih baik dari kamu. Dan kita harus menjaga reputasi klub ini." Anak laki-laki ini kembali memohon dengan berkata, "Saya tidak akan mengecewakan Bapak, saya akan bermain sebaik mungkin. Mohon beri saya kesempatan kali ini saja." Dengan terpaksa sang pelatih akhirnya memberi kesempatan.

Ketika pertandingan dimulai, anak ini ternyata mampu bermain dengan sangat luarbiasa. Beberapa kali bola yang dioper padanya dapat ditembakkan ke gawang lawan dan mencetak banyak gol. Semua orang kagum dengan penampilannya. Saat pertandingan usai pelatihnya segera menghampirinya dan berkata, "saya tidak pernah melihat kamu bermain sebaik ini, apa yang membuat kamu menjadi seperti tadi? Anak ini menjawab, "Karena hari ini Ayah saya menyaksikan saya bertanding." Pelatih tersebut berpaling dan melihat ke arah pojok tempat biasa ayah anak laki-laki itu duduk, dan ternyata tempat itu kosong. Anak itu berkata pada pelatihnya, "Saya tidak pernah memberi tahu selama ini bahwa ayah saya BUTA, empat hari yang lalu dia MENINGGAL dan ini hari yang pertama dia dapat MELIHAT saya bermain bola dari atas".

1.Seorang ayah selalu ingin anak-anaknya punya lebih banyak kesempatan daripada dirinya, menghadapi lebih sedikit kesulitan, lebih tidak tergantung pada siapapun, dan selalu membutuhkan kehadirannya.

2.Seorang ayah membiarkan kamu menang dalam permainan ketika kamu masih kecil, tapi dia tidak ingin membiarkan kamu menang ketika kamu sudah besar.

3.Ayah tidak selalu ada di album foto keluarga, karena dia yang memotret.

4.Ayahlah yang paling tahu bagaimana mendorong ayunan cukup tinggi untuk membuatmu senang tapi tidak takut.

5.Ayah akan memberimu tempat duduk terbaik dengan mengangkatmu dibahunya, ketika engkau tak mampu melihatnya.

Selamat Sore , mari kita belajar untuk berbagi kasih.

Gusti mberkahi. Amin.


Seekor ikan๐Ÿ  bertanya kpd Kura Kura๐Ÿข:

๐Ÿ : "Mengapa setiap kali mengalami masalah anda selalu bersembunyi, masuk kedalam cangkangmu...?"

Kura Kura sambil merenggangkan kakinya...dengan santai berkata:

๐Ÿข: "Komentar Orang lain apakah penting...?"

"Itu bukanlah lari dari kenyataan,... melainkan mencari suasana yang lebih damai".

Ikan bertanya lagi:
๐Ÿ : "Tetapi apakah kamu tidak peduli selalu dicerca...?"

Kura kura melirik... perlahan-lahan berbalik dan menjawab:

๐Ÿข: "Inilah alasan mengapa saya lebih panjang umur dari anda"...

"Dalam hidup ini kita sendiri berbuatlah yg terbaik, biarkanlah orang lain mau berkomentar apapun"

"Orang yg menyukaimu tetap akan membenarkanmu, dan...

Orang yg membencimu, selalu akan menyalahkanmu!

๐Ÿ Kebenaran ๐Ÿ‘๐Ÿป๐Ÿ‘๐Ÿป๐Ÿ‘

Seorang petani dan istrinya bergandengan tangan menyusuri jalan sepulang dari sawah sambil diguyur air hujan.
Tiba-tiba lewat sebuah motor didepan mereka. Berkatalah petani kepada istrinya, "Lihat Bu, betapa bahagianya suami istri yang naik motor itu meski mereka kehujanan,tapi mereka bisa cepat sampai dirumah tidak seperti kita yg harus lelah berjalan untuk sampai kerumah."
Sementara itu pengendara motor dan istrinya yg sedang berboncengan dibawah derasnya air hujan melihat sebuah mobil pick up lewat didepan mereka.
Pengendara motor itu berkata kpd istrinya,"Lihat Bu,betapa bahagianya orang yg naik mobil itu, mereka tidak perlu kehujanan spt kita."
Didalam mobil pick up yg dikendarai sepasang suami istri terjadi perbincangan ketika sebuah sedan Mercy lewat,
"Lihatlah Bu, betapa bahagia org yg naik mobil bagus itu,pasti nyaman dikendarai tdk spt mobil kita yg sering mogok."
Pengendara mobil Mercy itu seorang pria kaya,dan ketika dia melihat sepasang suami istri yg berjalan bergandengan tangan dibawah guyuran air hujan,
pria kaya itu berkata dlm hati, "Betapa bahagianya suami istri itu, mereka dgn mesranya berjalan bergandengan tangan sambil menyusuri indahnya jalan di pedesaan ini,sementara aku & istriku tdk pernah punya wkt utk berduaan krn kesibukan masing-masing."
Kebahagiaan takkan pernah kita miliki jika kita hanya melihat kebahagiaan milik org lain,dan selalu membandingkan hidup kita dengan hidup org lain.
Bersyukurlah senantiasa atas hidupmu, supaya kau tahu dimana kebahagiaan itu berada.