1. Para siswa sekolah tinggi di Korea memiliki waktu belajar dari jam 08:00 pagi sampai 09:30 atau 10:00 malam. Bayangkan, 14 jam berada di sekolah! Tujuannya agar para siswa bisa masuk ke dalam perguruan tinggi favorit karena persaingan di sana cukup tinggi. Seakan belum cukup dengan sekolah formal, para siswa biasanya juga akan menghadiri lembaga pendidikan swasta / Hagwon (학원). Ini berarti para siswa sekolah tinggi rata-rata tidak pulang sampai tengah malam. Sedangkan bagi siswa sekolah menengah, pihak sekolah masih memberi toleransi dengan waktu belajar antara 08:00 pagi sampai 04:00 sore, dengan tambahan Hagwon sepulang sekolah.

2. Di Korea ada pepatah yang mengatakan, “Guru adalah hal tertinggi selayaknya Tuhan.” Masyarakat Korea menganggap guru memegang posisi yang berharga dan tinggi karena Korea menanamkan bahwa pendidikan adalah hal yang utama. Akibatnya, Korea benar-benar menjunjung tinggi para guru. Usia pensiun mereka tidak sampai 65 tahun. Senioritas di kalangan guru dilihat melalui bayaran yang tinggi dan jam mengajar yang lebih banyak.

3. Presentasi Power Point, USB dsb adalah hal-hal dasar yang digunakan dalam sistem pembelajaran SD-SMA. Ruang kelas dilengkapi Komputer yang terhubung ke salah satu sistem proyektor overhead atau layar datar LCD.

4. Ada rotasi mutasi guru setelah lima tahun mengajar. Hal ini dilakukan agar setiap guru mendapat kesempatan yang adil untuk mengajar di berbagai sekolah yang baik atau buruk.

5. Beberapa sekolah unggulan memiliki ruang praktek teknolgi blue screen untuk membuat para siswa dapat berperan dengan layak. Ruangan itu juga dilengkapi dengan berbagai alat dan media untuk membuat akting itu terlihat nyata.

6. Hukuman fisik masih berlaku di Korea. Sistem pendidikan di sana memang sangat ketat dan keras. Bukan hal yang tabu jika guru melakukan kekerasan fisik untuk mendisiplinkan muridnya. Bahkan para orang tua tidak masalah dengan peraturan itu. Hanya saja saat ini hukuman fisik itu memiliki batasan yang lebih kuat.

7. Kebersihan Sekolah adalah tanggung jawab murid. Sistem pendidikan di Korea mengajarkan siswa untuk bertanggung jawab terhadap perawatan sekolah mereka. Sementara para petugas kebersihan melakukan tugas-tugas utama seperti membersihkan kamar mandi, membersihkan lorong, ruang kelas, tangga, para siswa diwajibkan memungut sampah di halaman sekolah setiap pagi sebelum bel berbunyi

8. Siswa-siswa di Korea yang tidak kuat terhadap tekanan pembelajaran banyak yang melakukan bunuh diri. Terkadang, hanya karena nilai mereka yang menurun atau tidak lulus dalam seleksi perguruan tinggi, mereka menganggap bahwa diri mereka telah gagal dan tidak memiliki masa depan yang pasti. Jadi mereka beranggapan kalau bunuh diri adalah solusi terbaik.

9. Para siswa di Korea menghabiskan sebagian waktunya di sekolah. Mereka belajar, makan, dan bergaul bersama. Sehingga banyak siswi yang juga membawa alat makeup ke sekolah, mereka saling membantu memoles wajah bersama.

10. Di Korea, wajib belajar itu cuma SD-SMP, tapi karena tingkat kesadaran masyarakat yang tinggi, anak-anak mereka tetap di sekolahkan sampai jenjang paling tinggi (kuliah)

11. Saat memasuki SMA, sekolah tidak melarang siswa-siswanya memanjangkan rambut, mewarnai rambut, atau merias diri.

Saat lahir para tetangga menyarankan orangtuanya untuk membunuhnya.

Usianya masih terbilang muda, 24 tahun. Namun kekayaannya terbilang fantastis. Dia adalah Srikanth Bollant, pemilik Bollant Industries, sebuah perusahaan di Kota Hyderabad, India yang memproduksi kemasan produk ramah lingkungan yang kini bernilai Rp 98,5 miliar.

Namun siapa sangka, dibalik kesuksesannya tersimpan perjuangan hidup yang membuat setiap orang menahan haru. Srikanth terlahir buta dan dari keluarga miskin. Saat lahir para tetangga menyarankan orangtuanya untuk membunuhnya. Mereka berpendapat itu lebih baik, daripada ia menderita seumur hidupnya karena terlahir buta.

Beruntung bagi Srikanth, orangtuanya tak mengindahkan omongan tetangganya. Namun perjuangan Srikanth baru dimulai ketika ia mulai tumbuh. Saat ia mulai masuk usia sekolah, ayahnya yang seorang petani memutuskan untuk memasukkan Srikanth ke sekolah di desanya.

Namun sayang, karena keterbatasannya ia dikucilkan di lingkungan sekolah. "Tidak ada yang mengakui keberadaanku. Aku diberi tempat di bangku paling belakang. Aku tidak bisa berpartisipasi di kelas. Saat itu aku mulai berpikir mungkin aku adalah anak termiskin di dunia. Namun bukan karena kekurangan uang tapi karena kesepian," kenang Srikanth seperti dikutip dari Yourstory, Sabtu (16/4).Di sekolah ia hanya bertahan dua tahun saja, hingga akhirnya ayahnya memutuskan untuk memindahkan Srikanth ke sekolah berkebutuhan khusus. Di situlah ia mulai berkembang dan banyak belajar. Tak hanya unggul di berbagai mata pelajaran, Srikanth juga sangat unggul di permainan catur dan kriket.

Namun masalah kembali datang ketika ia mulai beranjak masuk SMA. Beberapa sekolah sains menolaknya. Dewan sekolah mengatakan ia hanya bisa mempelajari pelajaran seni. "Apakah karena aku terlahir buta? Tidak, persepsi oranglah yang membuatku terlihat buta," ujar Srikanth. Setelah ditolak berkali-kali, ia memutuskan untuk memperjuangkan haknya. "Aku menggugat pemerintah dan berjuang selama enam bulan. Hingga pada akhirnya, pemerintah mengatakan aku bisa mengambil pelajaran sains tetapi dengan risiko ditanggung sendiri," sambungnya.

Saat itulah Srikanth melakukan apa pun yang ia bisa untuk membuktikan bahwa mereka salah. Ia mulai mencari buku-buku teks yang kemudian dikonversi ke dalam bentuk audio. Belajar siang dan malam untuk menyelesaikan kursus dan berhasil mengamankan nilai hingga 98 persen dalam ujian nasional.

Kegigihannya saat masa sekolah berbuah manis. Srikanth lulus dan memperoleh beasiswa terbang ke Amerika Serikat untuk melanjutkan studinya. Ia menjadi mahasiswa buta internasional pertama yang diterima di Massachusetts Institute of Technology (MIT), sebuah universitas teknologi paling bergengsi di dunia.

Selepas lulus dari MIT, berbagai perusahaan besar Amerika Serikat mulai berniat meminangnya. Tapi Srikanth memutuskan untuk kembali ke India dan melepaskan kesempatan emas itu. Ia mulai membangun bisnisnya sendiri.

Dan hari ini, Srikanth telah memiliki empat pabrik produksi, masing-masing di Kota Hubli, Kota Nizamabad, dan dua lagi di Kota Hyderabad. Seorang 'angle investor' bernama Ravi Mantha, yang bertemu Srikanth sekitar dua tahun lalu, sangat terkesan dengan ketajaman bisnis dan visi Srikanth.

Ia kemudian memutuskan untuk berinvestasi di perusahaan yang dibangun oleh Srikanth. Tak hanya berhenti sampai di situ, kini Bollant Industries milik Srikanth telah mempekerjakan 150 orang karyawan yang semuanya merupakan para disabilitas. Luar biasa!



Gempa berkekuatan 6.9 skala ritcher yang berlangsung selama empat menit menggoncang Armenia pada tahun 1988. Diperkirakan 25.000 orang meninggal dan 500.000 penduduk kehilangan rumah mereka.
Setelah goncangan itu berlalu, seorang pria berlari menuju tempat dimana sekolah anaknya berdiri, hanya untuk mendapati bahwa sekolah itu telah rata dengan tanah.
Di sekelilingnya banyak terlihat orangtua yang berjalan kebingungan, menangis tersungkur di tanah dan meneriaki nama anak-anak mereka. Namun pria ini langsung mengayuhkan kakinya ke bagian reruntuhan di mana kelas anaknya semula berada.
Ia teringat pada janjinya kepada anak yang dikasihinya. Bahwa ia akan selalu ada untuk sang anak. Kemudian ia mulai menyingkirkan bongkahan puing, satu demi satu. Ia tidak peduli ketika para orangtua yang lainnya mengatakan bahwa apa yang ia lakukan itu sia-sia.
Ia tidak mau percaya ketika mendengarkan mereka mengatakan bahwa anak-anak mereka telah meninggal. Bahkan peringatan dari pemadam kebakaran dan polisi tidak digubrisnya. Ia tetap menggali sampai 38 jam lamanya.
Sampai akhirnya ia mendengar suara anaknya. Saat ia memanggil nama anaknya, anak itu pun menyahut, “Ayah?! Benar kan! Aku sudah mengatakan kepada anak-anak lainnya, jika ayah masih hidup, tentu kau akan menyelamatkanku! Karena ayah sudah berjanji akan selalu ada untukku! Kau berhasil, ayah!”
Percayalah, ada keajaiban dimanapun dan kapanpun jika kita PERCAYA DENGAN PENUH IMAN!
Iman bukanlah perasaan, iman adalah KEYAKINAN bahwa kita sudah menerima apa yang kita harapkan.


Ada seorang tukang sepatu miskin yang tinggal disebuah kota kecil, tukang sepatu ini orang yang rajin, periang dan selalu bernyanyi sepanjang hari untuk meluapkan sukacitanya. Hingga anak-anak kecil sering bermain ke rumahnya untuk bermain dan belajar bernyanyi.
Di sebelah rumahnya tinggal seorang yang sangat kaya, sepanjang hari pekerjaannya menghitung uang. Orang kaya ini merasa terganggu dengan suara nyanyian dan anak-anak yang bermain.
Suatu hari orang kaya ini mempunyai ide untuk memberikan hadiah pada tukang sepatu. Datanglah orang kaya itu ke rumah tukang sepatu dan memberikan uang emas satu karung.
Tukang sepatu sangat girang dan senang sekali karena selama hidup baru kali ini dia melihat uang emas sebanyak itu. Kemudian si tukang sepatu selalu berada di kamarnya menghitung uangnya dengan sangat hati-hati dan dia sangat khawatir jika uangnya diambil pencuri.
Lalu uang itu disimpan di lemari, tapi dia khawatir kalau uangnya diambil anak-anak. Anak-anak mulai tidak pernah main ke rumahnya, dengan gelisah tukang sepatu ini menggali lubang di belakang rumahnya dan uang tersebut dikubur di sana.
Pada malam hari tukang sepatu tidak bisa tidur karena gelisah dan khawatir kalau uangnya hilang. Malam itu dia menggali uangnya dan disimpan dibawah ranjangnya.
Malam itu tukang sepatu merasa kesepian, anak-anak tidak pernah lagi bermain ke rumahnya, dia sekarang tidak pernah membuat sepatu. Rumahnya selalu tertutup, dia merasa sendiri dan sedih. Memang dia memiliki uang banyak sekarang namun sukacitanya hilang karena hidupnya penuh ketakutan dan kekhawatiran.
Keesokan harinya tukang sepatu memutuskan untuk mengembalikan uang hadiah itu. Setelah uang itu dikembalikan dia merasa lega dan sukacitanya kembali lagi. Dia mulai bernyanyi, anak-anak kembali bermain ke rumahnya dan mulai membuat sepatu lagi.
Tukang sepatu itu tidak hanya sekedar mencari sesuatu yang kelihatan, dia lebih mengutamakan sesuatu yang tidak dilihat oleh mata. Dia tidak mau kehilangan sukacitanya dan lebih rela melepaskan uang hadiahnya.
Janganlah kita hanya mengejar sesuatu yang kelihatan, karena sesuatu yang kelihatan hanya bersifat sementara.
Hidup dekat melekat pada Tuhan adalah sesuatu yang sifatnya kekal, karena di sanalah tersimpan harta yang tidak kelihatan.


Ada ungkapan, hidup laksana sebuah roda. Artinya, selalu berputar, kadang di atas, kadang di bawah. Yang jadi masalah adalah, bagaimana kalau saat berada di bawah kelamaan? Apa tidak jadi beban yang berkepanjangan? Di sinilah sebenarnya kekuatan seseorang diuji. Sebab, saat di bawah itulah, pilihan paling memungkinkan hanyalah berputar naik. Artinya, saat berada di level paling bawah, sebenarnya kita sedang “mengumpulkan energi” untuk naik ke atas.
Coba lihat seekor burung yang hendak terbang. Dalam sebuah tayangan di sebuah stasiun televisi, saya melihat bagaimana gerak—yang diperlambat sepersekian ribu detik—burung yang hendak terbang naik ke atas. Bagi sebagian besar orang pasti akan mengatakan, sayapnyalah yang membuat ia naik ke atas. Tak salah. Tapi, jika diperhatikan lebih detail, yang membuat burung bisa bertolak naik terbang adalah pijakannya. Kalau pijakannya tidak kokoh, burung terbangnya cenderung lebih sulit. Misalnya, kalau dahannya meliuk ke bawah, saat ditekan kaki burung yang hendak terbang, ia awalnya seperti hendak jatuh. Beda kalau yang dipijak adalah bagian yang keras atau tidak lentur, burung dengan mudah terbang ke atas.
Gambaran tersebut adalah sebuah analogi betapa penting masa-masa di bawah. Betapa pentingnya “injakan”—yakni masa-masa sulit—untuk menjadi titik tolak kita bisa “terbang” atau berputar ke atas. Di sinilah sebuah sudut pandang—atau mindset—menjadi penentu bagaimana seseorang akan bersikap. Kalau sadar “roda” akan terus berputar, maka dengan ikhlas ia akan menerima kondisi keterpurukan sebagai masa pembelajaran.
Pun demikian sebuah perputaran kehidupan. Yang namanya berputar, pasti akan mengalami masa kembali ke titik awal untuk kemudian menuju titik berikutnya. Di sinilah “seni”-nya sebuah perputaran. Ini juga mengapa saya mencuplik ungkapan Mark Twain, seorang pengarang dan sastrawan yang sangat ternama. Ia menyebut sejarah tak akan berulang, tapi ia akan membentuk pola—layaknya sebuah irama puisi (history does not repeat, but it rhymes).
Jika ditilik ke belakang, dan kemudian kita lihat sejenak apa yang sudah dan sedang terjadi, pernahkah kita mengalami satu momen yang—kita merasa—mirip dengan sebuah kejadian. Kadang, kita menyebutnya dengan dejavu—merasa mengulangi sebuah kejadian tertentu yang mirip dengan kejadian di masa lalu. Mungkin sebagaian besar dari kita pernah mengalami kejadian-kejadian yang mirip. Di sinilah salah satu bagian penting dari “seni” perputaran.
Tanpa sadar, sebenarnya kita—barangkali—sedang berputar dalam sebuah roda kehidupan yang mengantar kita pada satu peristiwa ke peristiwa lain—yang memiliki kemiripan. Atau, kalau pun tidak mirip, setidaknya kita pasti pernah berkaca dari pengalaman orang lain yang kemudian jadi referensi untuk melakukan sesuatu, karena merasa kejadian yang dialami mirip dengan yang kita alami saat ini.
Inilah pentingnya kita memahami “seni” perputaran kehidupan. Jika kita bisa “menandai” berbagai peristiwa di masa lampau dengan aneka pembelajaran, di masa kini dan masa depan, kita akan bisa melakukan berbagai antisipasi saat terjadi peristiwa tertentu. Konon, John Naisbitt dengan Megatrends 2000-nya, sebenarnya juga “meramalkan” masa depan dengan berkaca dari pengalaman di masa lalu. Dari buku yang cukup menghebohkan dunia itulah, Naisbitt berhasil menjadikan “perputaran zaman” sebagai pembelajaran untuk meraih keberhasilan.
Maka, seperti yang diungkap Mark Twain, jika kita bisa “merasakan” perputaran kembali pada sebuah titik, kita akan bisa merasakan irama “sajak” yang bisa membimbing kita untuk jadi manusia yang selalu lebih baik dari sebelumnya. Sehingga, mereka yang bisa mengambil pelajaran di masa lalu dan menjadikannya sebagai bekal menghadapi masa depan, akan memiliki kekuatan untuk meraih yang didambakan.
Itulah mengapa, di mana dan kapan pun titik kita berada saat ini, jika dirasa berat, jangan pernah putus asa. Kalau kita berada di titik yang terasa penuh kebaikan dan prestasi luar biasa, jangan pula merasa sombong, karena itu pun tak akan bertahan selamanya.
Mari, sadari dan nikmati perputaran kehidupan yang kita alami. Jadikan setiap momen sebagai momen berharga untuk terus belajar, sehingga kita akan menjadi manusia yang lebih baik, lebih bijak, dan lebih fleksibel dalam menghadapi berbagai keadaan.


Orang benar, tidak akan berpikiran bahwa ia adalah yang paling benar. Sebaliknya orang yang merasa benar, di dalam pikirannya hanya dirinya yang paling benar.
Orang benar, bisa menyadari kesalahannya. Sedangkan orang yang merasa benar, merasa tidak perlu untuk mengaku salah.
Orang benar, setiap saat akan introspeksi diri dan bersikap rendah hati. Tetapi orang yang merasa benar, merasa tidak perlu berintrospeksi. Karena merasa sudah benar, mereka cenderung tinggi hati.
Orang benar memiliki kelembutan hati. Ia dapat menerima masukan/kritikan dari siapa saja. Bahkan dari anak kecil sekalipun. Orang yang merasa benar, hatinya keras. Ia sulit untuk menerima nasihat,masukan apalagi kritikan.
Orang benar akan selalu menjaga perkataan dan perilakunya, serta berucap penuh kehati-hatian. Orang yang merasa benar, berpikir, berkata dan berbuat sekehendak hatinya tanpa mempertimbangkan dan mempedulikan perasaan orang lain.
Pada akhirnya...
Orang benar akan dihormati, dicintai dan disegani oleh hampir semua orang. Namun orang yang merasa benar sendiri hanya akan disanjung oleh orang-orang yang berpikir sempit, yang sepemikiran dengannya, atau orang-orang yang sekadar ingin memanfaatkan dirinya.
Kita ini, termasuk tipe yang manakah? Apakah kita tipe "orang benar" atau "orang yang merasa benar" ? Mari bersama evaluasi diri. Bila kita sudah termasuk tipe "orang benar", bertahanlah dan tetap rendah hati. Luar biasa..!!


Beberapa kemampuan ini perlahan namun pasti tergerus oleh kecanggihan teknologi:
- Kemampuan mengingat nomor telepon
Dahulu, kita bisa hafal beberapa nomor telepon karena khawatir lupa bawa buku telepon dan ada kebutuhan telepon dengan menggunakan telepon umum. Saat ini, gadget bisa menyimpan nomor telepon dengan mudah dan dalam jumlah yang banyak. Anda sendiri hafal berapa nomor telepon keluarga/sahabat?
- Navigasi
Zaman dulu, untuk mengunjungi suatu tempat, seseorang harus memiliki kemampuan navigasi yang baik, minimal tahu dimana utara, selatan, barat dan timur. Sekarang tinggal buka kompas aja di smartphone. Atau buka aplikasi maps yang hampir ada di setiap gadget.
- Kemampuan komunikasi dengan orang baru
Anda sedang ada di tempat umum dengan orang-orang yang baru Anda kenal? Tinggal ambil gadget dan Anda bisa menyibukkan diri sendiri beberapa saat lamanya. Sebelum gadget menjadi benda yang normal dimiliki setiap orang, biasanya orang-orang akan saling berbincang dengan sekitar tanpa canggung.
- Pemahaman ilmu dasar
Hal berikutnya yang terjadi di masyarakat adalah ketergantungan terhadap mesin pencari (search engine), sehingga ilmu-ilmu dasar yang harusnya diketahui menjadi dilupakan. Apabila menemui kesulitan, misal ingin tahu nama ibukota atau mengecek kalimat baku, kita tinggal “googling”.
- Menulis dengan tangan
Ingat saat di bangku sekolah dulu? Kemana-mana kita membawa agenda atau buku catatan kegiatan. Sekarang tinggal catat saja di smartphone Anda.
- Ilmu hitung sederhana
Karena kecanggihan teknologi, saat ini perhitungan sederhana saja kita harus diyakinkan dengan kalkulator biar yakin. Tak bisa dipungkiri, ini adalah fenomena yang tanpa kita sadari hadir di kehidupan masyarakat saat ini.
- Fotografi
Fotografi dulunya menjadi hal yang cukup sulit untuk dipelajari dan harus membutuhkan proses belajar yang sangat lama. Sekarang keberadaan kamera gadget dengan kualitas yang bagus—bahkan beberapa melebihi kualitas kamera manual—membuat kemampuan teknis fotografi menjadi berkurang. Tidak perlu trial and error, atau ribet dengan teknik. Tinggal jepret sepuas hati, edit, dan bagikan kepada banyak orang di social media.
Apakah 7 hal di atas juga kita rasakan? Atau Anda ingin menambahkan beberapa poin?


Tak ada keraguan jika menyebut Candra Wijaya sebagai salah satu legenda bulutangkis Indonesia. Dari deretan prestasinya tergambar betapa ia menyumbang banyak gelar bagi tim Indonesia dan catatan prestasi pribadinya.
Sebagai pemain ganda Candra Wijaya, pernah berpasangan dengan sejumlah pemain ganda top. Di antara pasangannya adalah Tony Gunawan, Sigit Budiarto, Nova Widianto, Ade Sutrisna hingga di ganda campuran bersama Eliza Nathanael dan Jo Novita.
Tengok pula prestasinya. Tahun 1997 di SEA Games ia memboyong dua medali emas dari ganda putra berpasangan dengan Sigit Budiarto dan ganda campuran berpasangan dengan Eliza Nathanael. Setelah itu berbagai gelar juara diraih dari berbagai kejuaraan internasional, termasuk Asian Games 1998 di Bangkok.
Candra juga memenangkan kejuaraan utama dunia. Ia juara dunia ketika berpasangan dengan Sigit Budiarto pada tahun 1997. Juara All England pada tahun 1999 (berpasangan dengan Tony Gunawan) dan tahun 2003 (berpasangan dengan Sigit Budiarto). Meraih Thomas Cup tahun 1998, 2000, 2002. Dan yang paling dikenang adalah memenangkan medali emas Olimpiade Sydney 2000—satu-satunya medali emas untuk Indonesia!
“Harus selalu optimis. (Apalagi) karena kita yang sudah sering juara, (harus) memiliki mental juara, pantang untuk bicara tidak mungkin, tidak mampu. Buat saya sendiri pantang untuk kalah duluan,” paparnya dalam sebuah wawancara, mengenai rahasia prestasi emasnya.
Keluarga bulutangkis
Candra Wijaya adalah pebulutangkis kelahiran Cirebon, 16 September 1975. Keluarganya, "keluarga bulutangkis". Ayahnya, Hendra Wijaya, adalah mantan atlet bulutangkis yang memiliki klub bulutangkis Rajawali di Cirebon. Kakaknya, Indra Wijaya, pemain bulutangkis yang pernah memperkuat Tim Piala Thomas Indonesia 1996 dan 1998. Adiknya, Rendra Wijaya dan Sandrawati Wijaya, juga pemain bulutangkis.
Candra sendiri mulai bermain bulutangkis sejak usia 12 tahun di klub bulutangkis milik ayahnya. Ia kemudian pindah ke Jakarta untuk bergabung dengan klub Pelita Bakrie. Setelah itu pindah ke klub Jaya Raya.
Setelah malang-melintang sebagai atlet bulutangkis selama 15 tahun, ia memutuskan gantung raket pada tahun 2006. Tetapi tak sepenuhnya karena setelah itu ia masih berkecimpung di dunia bulutangkis. Ia mendirikan Candra Wijaya International Badminton Centre (CWIBC) pada 23 Januari 2010, wadah kepelatihan dan pembinaan atlet berbakat mulai dari usia dini hingga tingkat lanjut untuk menuju prestasi dunia dengan fasilitas standar internasional. Selainitu, Candra juga mengelola sejumlah bisnis.



Alkisah, suatu hari, seorang pemuda datang menghadap, minta dicarikan pekerjaan. Dan terjadilah percakapan sebagai berikut..
"Oke saya coba bantu, apa pekerjaan yang Anda inginkan?"
"Apa saja deh Pak, yang penting kerja.."
"Kalau begitu, mungkin saya bisa minta kolega saya untuk interview kamu, buat jadi sales di tempat kerjanya."
"Waduh, kalau bisa jangan yang suruh jualan, saya enggak terlalu suka jualan."
"Oh begitu yah. Hmm oke sebentar, saya coba telepon teman saya di Jakarta." Setelah menghubungi teman saya, saya pun memberitahu yang bersangkutan.
"Kata teman saya, saat ini dia sedang perlu admin untuk input penjualan."
"Wahhh Pak, saya enggak bisa komputer."
Saya mencoba mencari solusi untuk pemuda ini.
"Oke, kenapa kamu tidak coba bisnis saja?"
"Wah, itu butuh modal Pak.. Saya enggak punya modal."
"Kalau misalnya saya ada teman yang bisa membantu kamu bisnis dengan modal kecil atau tanpa modal, bagaimana..?"
Pemuda itu sontak menjawab, "Itu pasti bisnis multi level yah..? Hmmm kalau itu nggak dulu deh Pak, kurang suka MLM saya."
Saya belum selesai menjelaskan, namun rasanya mendadak kehilangan kesabaran untuk membantu orang ini.
Banyak orang susah bukan karena tidak ada KESEMPATAN, namun masalahnya ada pada SIKAPNYA. Motivator Andrie Wongso selalu bicara tentang miskin mental yang merupakan sumber Kemiskinan yang sejati.
Saya pun teringat pesan Jack Ma sang pendiri perusahaan e-commerce Alibaba: di dunia ini orang yang paling sulit dilayani adalah orang BERMENTAL MISKIN.
Dikasih gratis: "Saya mau diperalat apa nih?"
Dikasih murah: "Ini pasti barang jelek!"
Dikasih yang bagus: "Ini pasti mahal!"
Dikasih yang modern, "Saya tidak berpengalaman.."
Dikasih yang mudah, "Ah itu cara tradisional!"
Hilangkan miskin mental, ganti dengan kaya mental!!!
Siap berjuang. Hidup baru bisa bernilai.
(dari sumber internet)


Seorang ibu bertanya kepada anaknya yang berusia 5 tahun, "Kalau mama dan kamu sedang pergi bermain bersama, lalu kita kehausan tapi tidak ada air, dan kebetulan di dalam tas kecil kamu ada 2 buah apel, apa yang kamu akan lakukan?"
Si anak berpikir sejenak, lalu menjawab mantap, "Saya akan menggigit kedua apel tersebut."
Mendengar jawaban si anak, ibunya pun kecewa. Awalnya ia berpikir untuk memarahi dan mengajarkan anaknya apa yang seharusnya dilakukan, namun ia terdiam dan mencoba bersabar. Kemudian sang ibu berkata lembut sambil membelai sayang kepala anaknya, "Bisakah kamu beritahu mama alasan, kenapa kamu melakukan itu?"
Si anak pun menjawab dengan lugu, sambil matanya berbinar cerah. "Karena.... karena saya mau memberikan apel yang lebih manis kepada mama." :)
Begitu mendengarnya, hati sang ibu pun tersentuh. Tanpa terasa, air mata haru pun jatuh membasahi pipinya.
Terkadang, dalam keluarga dekat/harmonis pun, bisa muncul kesalahpahaman. Untuk itu, yang kita perlukan adalah kesabaran dan kemauan untuk mendengar secara tuntas penjelasan dari orang-orang yang kita kasihi.
#mendengar=memahami


Tidak hanya cara berbicara, tetapi “body language” alias bahasa tubuh seseorang juga turut berperan dalam menentukan kesuksesan. Nah kita tahu bahwa orang sukses biasanya melakukan segala sesuatu dengan cara yang berbeda dari orang biasa. Lantas bagaimana dengan body language mereka?
Mari kenali 10 bahasa tubuh khas orang sukses:
1. Senyum di waktu yang sesuai: Senyum adalah salah satu “alat” untuk memperoleh kepercayaan dan penerimaan dari orang lain secara instan. Namun yang harus diingat adalah mengetahui kapan waktu yang tepat dan sesuai untuk melakukannya. Tersenyumlah ketika Anda bertemu dengan seorang yang baru atau memberikan feedback pada atasan Anda. Namun jangan tersenyum ketika Anda sedang membahas kegagalan mencapai target, atau kenapa hubungan Anda tidak berjalan baik. Tersenyum di waktu yang tidak tepat justru akan menyampaikan rasa ketidakamanan dan kurang percaya diri.
2. Jabat tangan yang kuat: Jabatan tangan Anda bisa memberikan gambaran apakah Anda orang yang percaya diri, dominan atau tidak. Pada saat interview kerja, pertemuan dengan rekan atau calon klien bisnis, dengan orang baru dan lain sebagainya, pastikan jabat tangan mereka dengan baik dan kuat. Akan tetapi tetap terkendali jangan sampai menyakiti lawan bicara karena Anda terlalu bersemangat.
3. Ekspresi wajah: Setiap orang senang untuk didengarkan, menjadi pendengar menunjukan rasa hormat, ketertarikan, dan kepercayaan. Fokus ke “facial triangle”’ (kedua mata dan bibir) ketika Anda berkomunikasi dengan orang lain. Selain itu “facial triangle” juga akan mencegah kontak mata langsung yang bisa menjadi terlalu intens.
4. Jangan menggosok telapak tangan, wajah atau leher: Ketiganya merupakan bahasa universal yang menundukkan tanda gelisah, cemas dan stres. Menunjukkan bahwa Anda tidak bisa mengatasi tugas yang diserahkan, atau Anda khawatir tentang bagaimana hasil kerja, usaha bisnis atau image Anda di mata orang lain. Hal ini juga menunjukkan bahwa Anda kurang percaya diri, yang akan membuat orang lain kurang percaya pada diri Anda. Orang yang sukses tidak akan melakukan ketiga hal tersebut, tidak secara terbuka. Orang sukses lebih menunjukkan rasa aman dan kekuatan mereka meskipun harus melawan segala kemungkinan.
5. Steeple hand gesture (menyatukan jari-jari kedua tangan Anda dan membentuk seperti menara): Jika Anda ingin terlihat sebagai orang yang menarik, pintar dan percaya diri maka lakukanlah gesture yang sering digunakan oleh para politisi untuk menunjukkan bahwa mereka bisa dipercaya dalam mengemban tugas. Gesture ini sangat baik digunakan di lingkungan yang formal, saat berbicara dengan supervisor Anda dan dengan sendirinya kredibilitas Anda akan meningkat.
6. Anggukan kepala: Seringkali tanpa sadar, anggukan kepala ketika berbicara menandakan persetujuan. Tapi jika dilakukan terlalu sering justru akan mengurangi kredibiltas Anda dan menunjukkan bahwa Anda orang yang mudah setuju atau mudah dikendalikan. Baik ketika berbicara dengan atasan, karyawan, atau rekan kerja sebaiknya kendalikan kebiasaan anggukan kepala Anda. Tunjukkan pendirian Anda. Jika memang tidak setuju, Anda bisa mengungkapkannya dengan cara yang baik dan sopan.
7. Power pose: Power pose ini seperti pose superhero. Hasil penelitian menunjukkan pose ini tidak hanya membuat orang lain melihat Anda sebagai sosok yang percaya diri dan memiliki power, tapi juga secara otomatis akan membuat Anda merasa demikian. Melakukan pose ini sebelum berhadapan dengan situasi yang mungkin memiliki risiko tinggi akan membantu meningkatkan rasa percaya diri dan mengurangi hormon stres di tubuh.
8. Jangan memalingkan wajah dari lawan bicara: Jangan lakukan karena akan menunjukkan semua hal yang negatif. Mulai dari rasa takut, cemas, tidak percaya, minder dan lain sebagainya.
9. Postur tubuh yang baik: Postur tubuh bisa memengaruhi Anda baik secara fisik maupun mental. Postur tubuh yang tegak tidak hanya baik untuk kesehatan dan penampilan Anda tapi juga bisa mengundang rasa hormat. Akan sulit bagi lawan bicara untuk melihat Anda sebagai orang yang setara atau lebih superior jika postur tubuh Anda membungkuk seperti orang yang lunglai.
10. Jangan memberikan gesture yang berlebihan (lebay): Gerakan gesture yang berlebihan dalam usaha untuk menunjukkan bahwa Anda orang yang antusias atau percaya diri justru bisa menjadi senjata makan tuan. Akan sulit menganggap serius orang yang terlalu terlihat flamboyan.
Ada banyak cara untuk menjadi orang sukses, kesuksesan bisa dimulai dari langkah kecil. Salah satunya adalah dengan mengubah sikap, perilaku dan pembawaan diri ketika berhadapan dengan orang lain.
Bagaimana dengan anda?


Dikisahkan, di sebuah kolam yang airnya berlumpur, tumbuh di sana pohon bunga teratai muda. Suatu hari, saat daun teratai membuka mata memulai sebuah hari, dia merasa takjub dengan alam sekitarnya. Dan tiba-tiba si daun teratai merasakan, di atas hijau daunnya ada setitik embun yang hinggap begitu lembut dan bening. Dengan ceria disapanya si embun, "Hai kamu, engkau siapa? Dari mana datangmu, kok tiba-tiba ada di atas punggungku?"
Si embun pun menjawab, "Aku biasa dinamakan embun. Saat menjelang pagi, di alam semesta ini mengandung uap air yang terbawa hembusan angin dan menciptakan titik air yang menjadikan seperti diriku sekarang ini."
"Wah, aku senang sekali bisa bertemu dan ditemani kamu," kata si daun teratai.
"Maaf, teman. Aku tidak bisa menemanimu berlama-lama. Karena bila sebentar lagi matahari mulai bersinar, aku pun harus segera pergi," jawab si embun.
"Kenapa mesti pergi? Tetaplah di sini, bersahabat denganku."
"Bukan aku tidak mau, tetapi begitulah sifat alam. Setiap embun di pagi hari sebentar kemudian segera menguap bila tertimpa sinar matahari."
Sesaat sang matahari mulai terik. Daun teratai pun memohon, "Tolong tetaplah di sini embun, jangan pergi."
Namun, secepat itu pula si embun harus berlalu.
Keesokan harinya, saat daun teratai memulai hari, dia begitu gembira melihat sahabatnya kembali berada di punggungnya. Dia pun menyapa riang, "Hai sobat, kita berjumpa lagi!"
Si embun balas berkata, "Hai juga! Maaf, kita belum saling kenal. Aku embun pagi."
"Lho, bukankah kamu embun yang kemarin?"
"Bukan! Aku embun hari ini. Aku tidak ada hubungannya dengan embun yang kemarin."
"Tapi engkau sama persis dengan embun kemarin. Tetes air yang lembut, bening, dan menyejukkan. Kenapa bisa berbeda?"
"Entahlah. Aku ada ya seperti inilah. Selalu baru dan segera pergi bersama dengan datangnya mentari pagi." Dan tidak lama kemudian, embun itu pun segera menguap tertimpa sinar matahari.
Peristiwa serupa pun terjadi dari ke hari dan setiap hari daun teratai tetap tidak mengerti, mengapa embun yang sama setiap hari selalu tidak mengakui dirinya sebagai embun yang kemarin. Saat hari-hari berlalu terus hingga berganti bulan, si daun teratai pun berumur semakin tua; mulai terkoyak, akhirnya menguning, dan kemudian siap digantikan oleh tunas daun teratai yang baru.
Sama seperti daun teratai dan tetes embun, setiap hari yang kita punyai seolah sama persis seperti hari-hari kemarin yang telah kita lalui. Sesungguhnya, setiap hari adalah hari yang baru; hari baru yang penuh dengan kesempatan baru.
Mari, kita nikmati setiap hari sebagai suatu harapan yang menggairahkan. Hari baru, yang patut kita syukuri sekaligus kita isi dengan bekerja keras, penuh gairah untuk mewujudkan setiap impian kita, sehingga memungkinkan kita menciptakan prestasi yang luar biasa, yang dapat kita kenang sebagai memori indah yang membanggakan.
Perbedaan Orang Sukses dan Orang Gagal_2014-09-02 10-30-49_businessman-on-split-road-to-success-failure

Orang yang sukses selalu kelebihan 1 cara, orang yang gagal selalu kelebihan 1 alasan. Apa maknanya?

Dalam memperjuangkan apa yang kita impikan, perjalanan kadang tidak semulus seperti yang kita rencanakan. Tidak semudah seperti yang kita harapkan. Selalu saja ada hambatan, kesulitan, gangguan, kekeliruan, bahkan mungkin menemui kegagalan.

Apa bedanya, orang sukses dengan orang gagal dalam menghadapi kondisi demikian?

Bedanya pada cara masing-masing menyikapi aral yang ada di hadapannya. Bedanya, ada pada sikap mental mereka dalam melihat masalah tersebut. Bedanya, pada siapa yang bermental menang dan siapa yang bermental kalah.

The looser atau orang gagal, jika dihantam kesulitan, mereka selalu bisa membuat 1001 alasan mengapa dia gagal. Dalih itu muncul silih berganti, seakan tiada habisnya! Dia selalu bisa menemukan alasan mengapa dia gagal. Dan hampir semuanya menunjuk dan menyalahkan pihak di luar dirinya. Itulah mental pecundang. Jelas, orang gagal selalu kelebihan satu alasan.

Sebaliknya, the winner atau pemenang jika dihadapkan pada rintangan, halangan, kesulitan, bahkan kegagalan, akan melihat ke dalam terlebih dahulu, melakukan introspeksi diri. Dia akan mencari penyebabnya dari dalam, menilai, dan mencari kekurangan/kesalahan dari apa yang menjadi penyabab timbulnya masalah dan kegagalan. Jika sebab ditemukan, dia akan mencari cara untuk memperbaikinya. Itulah sebabnya, orang sukses terus bertambah sukses. 

Memang, orang sukses selalu kelebihan 1 cara.

Seperti pepatah dalam bahasa inggris mengatakan, "The winner sees an answer for every problem. The looser sees the problem in every answer". Seorang pemenang selalu melihat sebuah jawaban di setiap masalah, sedangkan seorang pecundang melihat sebuah masalah di setiap jawaban.

Bagi saya, kesuksesan sejati adalah akumulasi dari kegagalan-kegagalan kecil yang mampu kita atasi. Sehingga halangan, kesulitan, kegagalan, justru merupakan sarana terbaik dalam melatih dan mematangkan mental kita.

Pastikan: kita selalu kelebihan 1 cara, bukan kelebihan 1 alasan.

Banyak hal yang bisa kita lakukan untuk menjadikan hidup lebih baik. Selagi masih di awal tahun, kita perlu selalu diingatkan, jika rencana tak segera diikuti dengan tindakan, bisa jadi selamanya hanya akan berujung pada khayalan. Bagaimana jika keadaan masih belum sesuai dengan harapan? Yakinlah dengan usaha yang konsisten, pelan tapi pasti, impian akan jadi kenyataan.

Berikut enam hal yang menurut Stephen Covey, penulis buku megabestseller, 7 Habits of Highly Effective People, akan membuat bulan-bulan ke depan akan semakin cemerlang dan menjadikan hidup lebih terarah.

1. Jadilah lebih proaktif
Yang dimaksud di sini bukan sekadar selalu mengambil inisiatif untuk setiap yang menjadi tanggung jawab di bidang yang kita jalani. Namun, kita benar-benar harus bisa memberdayakan diri sendiri dan sekitar kita dengan apa pun profesi yang dijalankan. Sehingga, tanggung jawab yang kita emban akan menjadikan kita jauh lebih bermanfaat bagi diri dan lingkungan.
Kadang, kita sering kali malah meng-underestimate peran kita dalam posisi yang sedang dijalani saat ini. Padahal, setiap profesi sebenarnya pasti punya manfaatnya tersendiri. Karena itu, proaktif dalam konteks di sini bisa kita maknai sebagai upaya untuk menjadikan peran kita benar-benar menjadi satu bagian yang mampu menjadi “pelengkap” satu sama lain. Misalnya, seorang sopir akan jadi “kekuatan” bagi “bos” yang disopirinya, saat ia mampu mengemudi dengan profesional dan selalu mengantarkan sang bos ke tempat yang dituju dengan selamat. Tanpa disadari, profesionalitasnya ini barangkali akan menjadikan banyak deal-deal besar bisa termaksimalkan karena peran sang sopir yang bisa mengantarkan bos tepat waktu.

2. Tajamkan “kapak”
Ada banyak hal penting dalam hidup. Dan, bisa jadi semua terasa penting. Namun, kita tetap harus bisa menentukan mana prioritas yang harus kita pertajam fokusnya untuk diselesaikan segera. Menajamkan “kapak” ini bisa diartikan sebagai memilih dan memilah mana proses kerja yang harus dimaksimalkan, sehingga semua urusan bisa terselesaikan dengan baik.
Ada rumusan yang sering kita kenal dengan hukum pareto 20:80. Di sini, saat kita berhasil memprioritaskan 20% hal terpenting, maka sisanya yang 80% akan lebih mudah terselesaikan—dengan sendirinya. Jadi, mari pertajam fokus di mana “kapak” kita akan diayunkan, sehingga benar-benar bisa menjadikan waktu demi waktu berjalan lebih efektif dan efisien.

3. Coba untuk mengerti, sebelum ingin dimengerti
Dalam percakapan yang terjadi sehari-hari, sering kali kita cenderung saling berinteraksi dengan lebih banyak mendominasi omongan. Padahal, kita sejatinya tercipta dengan dua telinga dan hanya satu mulut. Ini bisa diartikan bahwa sejatinya kita harus lebih banyak mendengar dibanding berbicara.
Karena itu, untuk lebih sukses ke depan, ada baiknya kita lebih mengutamakan mendengar terlebih dahulu, sebelum minta untuk didengar. Kita lebih mengutamakan memahami dulu, sebelum minta dipahami. Dengan cara ini, menurut Covey, kita sebenarnya sedang “berinvestasi” untuk menjadikan partner bicara sebagai bagian yang akan “ikut” menyukseskan setiap langkah yang akan kita tempuh ke depan. Ibaratnya seorang sales yang baik, ia akan lebih mendengar dulu kebutuhan orang yang akan ditawari produknya, dibanding langsung menawarkan tanpa tahu apa yang diinginkan sang calon konsumen. Dengan pendekatan “memahami” lebih dulu, akan menjadikan sang sales justru bisa menawarkan banyak solusi bagi konsumen sehingga ia mau memakai produknya.

4. Mulailah dengan visi akan seperti apa kita ke depan
Kadang, kita hidup hanya sekadar menjalani hidup. Padahal, saat kita menentukan arah ke mana akan melangkah, kita pasti akan lebih mudah mengarahkan jalan kita menuju impian. Bahkan, bagi orang yang sering menyebut bahwa hidup hanya laksana air mengalir alias apa adanya—pun sebenarnya punya tujuan—disadari atau tidak. Bukankah air selalu mengalir menuju tempat yang lebih rendah? Air juga selalu menuju pada muara yang akhirnya terus menuju ke sungai dan berujung di laut?
Dengan benar-benar tahu apa yang hendak kita tuju, target besar dan menantang apa yang hendak kita selesaikan, kita akan jauh lebih bisa mengarahkan kaki dan tangan—serta tubuh dan jiwa—pada tujuan demi tujuan. Sehingga, tanpa disadari, saat menengok ke belakang, sudah banyak “jejak” sukses yang telah kita raih. Jadi, sudahkah kita menentukan hendak melangkah ke mana dengan visi yang telah kita canangkan sebagai sebuah resolusi di awal tahun lalu?

5. Bangun misi hidup yang jelas
Disadari atau tidak, kita hidup dengan nilai dan keyakinan yang mengarahkan kita pada sikap dan perilaku tertentu. Di sanalah, sebenarnya identitas kita akan terbentuk. Si A dikenal sebagai orang yang baik, si B dikenal orang yang cekatan, si C disebut sebagai orang yang tekun, semuanya sebenarnya dikenal karena nilai hidup yang dianutnya.
Karena itu, dengan mengetahui persis misi hidup kita, tujuan yang hendak dicapai, dan nilai seperti apa yang akan kita kembangkan dalam hidup, kita akan lebih mudah mengarahkan diri pada pencapaian-pencapaian yang hendak kita wujudkan. Jadi, menurut Anda, apa yang paling penting dalam hidup Anda saat ini untuk diperjuangkan? Bisa jadi, itulah misi hidup yang Anda cari selama ini.

6. Berpikir menang-menang
Ada kalanya kita hidup ada yang menang dan kalah, ada saat gagal dan sukses. Kita harus menerima itu, apa pun posisi yang kita dapat. Namun, dengan berpikir menang-menang, apa pun hasil yang kita capai, sebenarnya kita telah jadi “pemenang” sesungguhnya. Saat berada di atas, kita menghargai yang sedang ada di bawah—bahkan bisa menantingnya untuk ikut naik ke atas. Saat sedang di bawah, kita pun tak akan merasa sangat terpuruk karena sadar bahwa suatu saat, kita pun berhak berada di atas.

Mari, kita sadari potensi dan terus gali hal positif di sekitar kita. Masih ada cukup banyak waktu ke depan yang bisa kita maksimalkan. Namun yang terpenting, apa yang bisa kita lakukan hari ini—apa pun profesi dan peran kita—agar bisa mencapai hasil terbaik sesuai yang kita harapkan.
Siapa sangka, teknologi telekomunikasi terbaru saat ini 4G LTE, ditemukan oleh anak muda asli Indonesia, Khoirul Anwar.

Apalagi, jika mengetahui latar belakang kehidupan Anwar. Sebagai anak desa yang terlahir di daerah Kediri, Jawa Timur, ia tiap hari mendapat tugas jadi tukang arit, atau menyabit rumput sebagai makanan ternak. Namun, suatu kali, ayahnya meninggal. Ibunya pun harus pontang-panting menghidupi keluarga mereka. Melihat kondisi itu, Anwar yang saat itu barusan lulus SD memohon pada ibunya agar bisa tetap bersekolah. Sebab, ia sangat suka belajar, apalagi ilmu-ilmu sains, khususnya Faraday dan Einstein.
Ibunya mengabulkan permintaan Anwar dan bahkan memintanya belajar lebih rajin agar bisa sekolah hingga tingkat paling tinggi. Anwar tak menyiakan kesempatan itu. Ia belajar sungguh-sungguh hingga hampir selalu jadi juara kelas. Ia pun berhasil masuk ke sekolah-sekolah favorit, hingga mengantarkannya mendapat jadi lulusan terbaik di Institut Teknologi Bandung (ITB). Ia lantas meneruskan sekolah ke Jepang di NAIST. Selama 1,5 tahun, ia berhasil menyelesaikan magisternya, dan kemudian dilanjutkan ke studi doktoral.
Saat berusaha menyelesaikan studi doktoral inilah, Anwar melakukan sejumlah penelitian tentang teknologi komunikasi, salah satunya yang kemudian dikenal saat ini sebagai teknologi 4G LTE (Fourth Generation Long Term Evolution).
Awalnya, ia punya masalah pada power Wi-Fi. Dia resah. Saban mengakses internet, power Wi-Fi kerap tak stabil. Kadang bekerja kuat, sekejap kemudian melemah. Banyak juga orang mengeluh soal ini.
Tak mau terus mengeluh, Anwar memutar otak. Ia ingin memberi solusi. Maka dia mencoba menggunakan algoritma Fast Fourier Transform (FFT) berpasangan. FFT merupakan algoritma yang kerap digunakan untuk mengolah sinyal digital. Anwar memasangkan FFT dengan FFT asli. Dia menggunakan hipotesis, cara tersebut akan menguatkan catu daya (power) sehingga bisa stabil.
Pemikiran ini sempat dianggap remeh dan bahkan ditertawakan kalangan ilmuwan di Australia dan Jepang. Banyak ilmuwan beranggapan, jika FFT dipasangkan, keduanya akan saling menghilangkan. Tapi Anwar tetap yakin, pemikiran ini bisa menjadi solusi atas keluhan banyak orang itu.
Anwar kemudian terbang ke Amerika Serikat untuk memaparkan ide yang sama ke para ilmuwan di sana. Di sana, Anwar mendapat sambutan luar biasa. Ide yang dulu dianggap sampah itu bahkan mendapat paten. Namanya Transmitter and Receiver. Bahasa kerennya, 4G LTE.
Lebih “gila” lagi, tahun 2008, pemikiran Anwar ini dijadikan standar telekomunikasi oleh International Telecommunication Union (ITU), sebuah organisasi internasional yang berbasis di Swiss. Dunia pun segera mengadaptasi temuan tersebut.
Dua tahun kemudian, temuan itu diterapkan pada satelit. Kini dinikmati umat manusia di muka Bumi bisa menikmati Wi-Fi lebih stabil.
Inilah bukti, anak asli Indonesia, bisa menciptakan karya-karya yang mendunia. Luar biasa!

Alkisah, ada seorang anak yang sangat menyenangi bunga. Ia ingin rumahnya ditumbuhi oleh bunga-bunga indah. Karena itu, saat akan berulang tahun, ia pun meminta hadiah kepada orangtuanya.

“Papa, mama. Aku ingin sekali punya tanaman bunga yang indah seperti di taman kota, seperti waktu Papa ajak aku jalan-jalan tempo hari,” pinta si bocah.
Keesokan harinya, tepat di hari ulang tahunnya, permintaan itu dikabulkan. Sebuah pot bunga berisi tumbuhan segar diberikan sebagai hadiah.
“Terima kasih Pa, Ma.. Tapi, ini kok nggak ada bunganya?” tanya si bocah polos.
“Bunga yang kamu inginkan itu memang hanya tumbuh saat musimnya datang,” jawab kedua orangtua itu sabar. “Yang penting, rawat tanaman ini baik-baik, sirami, dan pelihara sungguh-sungguh.”
Si bocah pun mematuhi kata-kata orangtuanya. Setiap hari, disiraminya tanaman bunga yang diletakkan di pinggir jendela kamarnya itu. Hari demi hari berlalu. Tak terasa, sudah dua minggu lebih tanaman itu ada di kamar si bocah. Tanaman itu terlihat makin segar karena rajin disiram oleh si bocah. Tapi, yang ditunggu-tunggu si bocah tak kunjung tiba. Tanaman itu baru memunculkan satu dua kuncup calon bunga. Maka, si bocah pun bertanya kepada kedua orangtuanya.
“Papa Mama, mengapa aku sudah rajin menyiram dan merawat, yang muncul hanya kuncup ini? Mana bunganya?”
“Nak, sabar. Kuncup itu akan jadi bunga indah yang kamu inginkan. Terus rawat. Maka kuncup itu akan mekar pada waktunya…” nasihat kedua orangtuanya sabar.
Si bocah mengangguk. Namun, dalam hatinya ia sedikit kecewa. Sudah cukup lama ia menanam dan merawat, tapi yang ia dapat hanya kuncup bunga.
Tak terasa, seminggu kemudian, kuncup itu pun terlihat hendak mekar. Warna kuning merekah sudah terlihat dari dalam kuncup itu. Si bocah kegirangan. Dikiranya, bunga itu segera akan mekar. Maka, ia pun segera meraih kuncup bunga yang hendak merekah itu. Ia merasa, bunga itu harus dibantu untuk bisa keluar dan menghiasi kamarnya.
Tanpa ia sadar, tindakannya itu justru merontokkan bunga yang hendak mekar. Bunga yang memang sedang menunggu saat tepat untuk merekah itu justru layu saat dibantu tangan bocah untuk mekar. Bocah itu pun menangis. Ia menyesali perbuatannya yang hendak membantu mekarnya bunga, malah mematikan bunga itu.
Kisah tadi adalah sebuah pelajaran kehidupan, bahwa tidak ada sesuatu yang instan. Kita bisa saja mempercepat proses untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Tapi, jika memang belum saatnya untuk “matang”, hampir bisa dipastikan, apa yang didapat, tak memiliki fondasi yang kuat. Akibatnya, sukses yang diperoleh pun akan mudah tumbang, mudah goyah, dan mudah pula ditiup badai kehidupan. 
Karena itu, sadari sepenuhnya, bahwa semua butuh diperjuangkan dengan proses yang tak bisa instan. Justru, dengan melewati berbagai halangan, tantangan, dan kesulitan, akan mendewasakan.
Mari, jangan pernah menyerah saat proses hidup terasa menyulitkan. Sebab, di sanalah kita akan digembleng menjadi insan dengan “akar” kuat yang saatnya matang kelak, akan jadi pribadi hebat penuh manfaat.

Pada hari pernikahanku, aku ingat, pada saat itu mobil pengantin berhenti di depan apartemen kami. Teman-teman memaksaku menggendong istriku keluar dari mobil. Lalu aku menggendongnya masuk ke dalam apartemen.  Dia tersipu malu.  Saat itu, aku adalah seorang pengantin pria yang bahagia.

Itu adalah kejadian 10 tahun yang lalu.
Hari-hari berikutnya berjalan biasa saja. Kami memiliki seorang anak. Aku menjadi seorang manager yang berusaha menghasilkan uang lebih. Ketika memperoleh kenaikan jabatan dan tanggung jawab di kantor meningkat, kasih sayang antara aku dan istriku sepertinya mulai menurun.
Istriku seorang karyawan. Setiap pagi kami pergi bersama dan pulang hampir di waktu yang bersamaan. Anak kami bersekolah di sekolah terkemuka. Kehidupan pernikahan kami terlihat bahagia, namun kehidupan yang tenang sepertinya lebih mudah terpengaruh oleh perubahan yang tak terduga.
Lalu seorang wanita bernama Jane datang ke dalam kehidupanku.
Hari itu hari yang cerah. Aku berdiri di balkon apartemen yang luas. Jane memelukku dari belakang. Sekali lagi, hatiku seperti terbenam dalam cintanya. Apartemen itu, aku belikan untuknya. Aku tahu, aku telah mengkhianati istriku.
Aku menurunkan tangan Jane dan berkata, “Kamu perlu memilih beberapa furnitur, ok? Ada yang perlu aku lakukan di perusahaan.” Dia terlihat tidak senang, karena aku telah berjanji akan menemaninya melihat-lihat furnitur untuk apartemen barunya.
Sesaat, pikiran untuk bercerai menjadi semakin jelas walaupun sebelumnya tampak mustahil. Bagaimanapun juga, akan sulit untuk mengatakannya pada istriku. Tidak peduli selembut apapun aku mengatakannya, dia akan sangat terluka. Sejujurnya, dia adalah seorang istri yang baik. Pernah suatu hari aku bertanya pada istriku dengan nada bercanda, “Kalau misalnya kita bercerai, apa yang akan kamu lakukan?”
Dia menatapku beberapa saat tanpa berkata apapun. Kelihatannya dia seseorang yang percaya bahwa perceraian tidak akan datang padanya. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana reaksinya kalau dia tahu bahwa aku serius tentang ini.
Esoknya, ketika istriku datang ke kantor, Jane langsung keluar. Hampir semua pegawai melihat istriku dengan pandangan simpatik dan coba menyembunyikan apa yang sedang terjadi ketika berbicara dengannya. Istriku seperti mendapat sedikit petunjuk. Dia tersenyum lembut kepada bawahan-bawahanku. Tapi aku lihat ada perasaan luka di matanya.
Ketika pulang malam itu, istriku sedang menyiapkan makan malam. Aku genggam tangannya dan berkata, “Ada yang ingin aku bicarakan.” Dia duduk dan makan dalam diam. Lagi-lagi, aku lihat perasaan luka dari matanya.
Aku tidak bisa membuka mulutku. Tapi aku tetap harus mengatakan ini. Aku ingin bercerai. Aku mulai pembicaraan dengan tenang. Dia sepertinya tidak terganggu dengan kata-kataku, sebaliknya malah bertanya lembut, “Kenapa?”
Aku menghindari pertanyaannya. Hal ini membuatnya marah. Dia melempar berteriak padaku, “Kamu bukan seorang pria!”
Malam itu, kami tidak saling bicara. Dia menangis. Aku tahu, dia ingin mencari tahu apa yg sedang terjadi di dalam pernikahan kami. Tapi aku sulit memberikan jawaban yang memuaskan, bahwa hatiku telah memilih wanita lain, Jane. Aku tidak mencintainya lagi. Aku hanya mengasihaninya!
Dengan perasaan bersalah, aku kemudian membuat perjanjian cerai yang menyatakan bahwa istriku bisa memiliki rumah kami, mobil kami serta 30 persen dari harta kekayaan pribadiku. Dia melirik surat itu dan merobek-robeknya. Lalu ia menangis di depanku.
Dua hari kemudian, dia menyerahkan syarat perceraian. Dia tidak menginginkan apapun dariku, hanya menginginkan perhatian selama sebulan sebelum perceraian. Dia minta dalam satu bulan itu, kami berdua harus berusaha hidup sebiasa mungkin. Alasannya sederhana, anak tunggal kami sedang menghadapi ujian sekolah dalam sebulan itu dan dia tidak mau mengacaukan pikiran buah hati kami dengan kabar perceraian orangtuanya.
Aku setuju saja dengan permintaannya. Namun dia minta satu hal lagi. Dia minta selama 1 bulan setiap hari, aku menggendongnya keluar dari kamar ke pintu depan setiap pagi, seperti hari pernikahan kami dulu. Aku pikir.. dia sudah mulai gila. Aku terima saja permintaannya yang aneh itu, karena ingin membuat hari-hari terakhir kami lebih mudah diterima olehnya.
Aku beritahu Jane tentang syarat perceraian istriku. Dia tertawa keras dan berpikir hal itu berlebihan.
Aku dan istriku sudah lama tidak melakukan kontak fisik sejak keinginan untuk bercerai mulai terpikirkan olehku. Jadi, ketika aku menggendong di hari pertama, kami berdua tampak canggung. Namun anak kami bertepuk tangan di belakang kami. Katanya, “Wahhh... papa gendong mama!” Entah kenapa, kata-katanya membuat aku merasa terluka.
Aku menggendong istriku dari kamar ke ruang tamu, lalu ke pintu depan. Aku berjalan sejauh 10 meter dengan mendekap erat wanita yang aku nikahi. Dia menutup mata dan berbisik, “Jangan bilang anak kita ya, mengenai rencana perceraian ini.” Aku mengangguk, merasa sedih. Aku menurunkan di depan pintu. Dia pergi menunggu bus untuk bekerja. Aku sendiri naik mobil ke kantor.
Hari kedua, kami berdua lebih mudah melakukannya. Dia bersandar di dadaku. Aku bisa mencium wangi dari pakaiannya. Aku tersadar, sudah lama aku tidak sungguh-sungguh memperhatikan istriku. Aku sadar dia sudah tidak muda lagi. Ada garis halus di wajahnya, rambutnya ada yang memutih. Pernikahan kami telah membuatnya susah. Sesaat aku terheran-heran dan berpikir, apa yang telah aku lakukan padanya?
Hari keempat, ketika aku menggendongnya, aku merasa kedekatanku dengannya seperti kembali lagi. Wanita ini adalah seorang yang telah memberikan 10 tahun kehidupannya padaku!
Hari kelima dan keenam, aku sadar rasa kedekatan kami semakin bertumbuh. Aku tidak mengatakan ini pada Jane. Seiring berjalannya waktu, semakin mudah menggendongnya. Mungkin karena rajin olahraga membuatku semakin kuat.
Suatu pagi, aku melihat istriku sedang memilih pakaian yang  dia ingin kenakan. Dia coba beberapa helai pakaian, tetapi tidak menemukan yang pas. Dia menghela nafas, “Pakaianku semua jadi kebesaran.”
Tiba-tiba aku tersadar bahwa dia menjadi jauh lebih kurus. Inilah alasan aku bisa menggendongnya dengan mudah. Aku terpukul. Dia telah memendam rasa sakit dan kepahitan luar biasa di hatinya. Tanpa sadar, aku menyentuh dan membelai rambutnya.
Anak kami datang melongok ke dalam kamar dan berkata, “Pa, sudah waktunya menggendong mama keluar.” Bagi anak kami, melihat ayahnya menggendong ibunya keluar menjadi suatu hal yang indah dan penting dalam hidupnya. Istriku melambai pada putra kamim, kemudian memeluknya erat. Kemudian aku kembali menggendong istriku, dari kamar ke ruang tamu, ke pintu depan. Tangannya memeluk leherku dengan lembut. Aku menggendongnya dengan erat, seperti ketika di hari pernikahan kami.
Berat badannya yang semakin ringan membuatku sedih. Pada hari terakhir dalam bulan itu, ketika aku menggendongnya, sulit bagiku untuk bergerak dan berkata-kata.
Aku kemudian pergi menemui Jane dan berkata padanya, “Maaf, Jane, aku tidak mau menceraikan istriku.”
Dia menatapku dengan  heran, menyentuh keningku. “Kamu demam?” tanyanya. Aku menyingkirkan tangannya. “Maaf Jane, aku bilang aku tidak akan bercerai.” Kehidupan pernikahanku selama ini terasa membosankan mungkin karena aku dan istriku tidak melihat dan menilai segala detail kehidupan kami,  bukan karena kami tidak saling mencintai lagi. Sekarang aku sadar, sejak aku menggendongnya di hari pernikahan kami, aku harus terus menggendongnya sampai maut memisahkan kami.
Jane menamparku keras sekali dan membanting pintu sambil menangis. Aku pergi dari apartemennya dan berangkat bekerja.
Petang harinya, ketika menyetir pulang ke rumah, aku mampir ke toko bunga untuk memesan satu buket bunga yang indah untuk istriku. Penjualnya bertanya, apa yang ingin aku tulis di kartu. Aku tersenyum dan menulis, “Aku akan menggendongmu setiap pagi, sampai maut memisahkan kita.”
Aku sampai di rumah dengan buket bunga di tanganku dan senyum di wajahku. Aku berlari ke kamar lantai atas dan melihat istriku terbaring tenang di tempat tidur. Dia sudah meninggal.
Istriku ternyata telah melawan kanker selama berbulan-bulan dan aku terlalu sibuk dengan Jane sampai tidak memperhatikan perubahan yang terjadi padanya. Dia tahu dia akan segera meninggal. Dia hanya ingin menyelamatkanku dari reaksi negatif anak tunggal kami, seandainya kami jadi bercerai. Setidaknya, di mata putraku, aku adalah ayah serta suami yang penuh cinta kasih.
Pesan untuk para pembaca. Hal-hal kecil di dalam kehidupanmu adalah yang paling penting, khususnya dalam suatu hubungan. Bukan rumah besar, mobil, atau uang di bank. Semua itu memang sangat menunjang kehidupan kita, tapi tidak bisa memberikan kebahagiaan itu sendiri.
Jadi, carilah waktu untuk menjadi teman bagi pasanganmu dan lakukan hal-hal kecil bersama untuk membangun kedekatan itu. Milikilah pernikahan yang sungguh-sungguh dan bahagia!
(catatan dari blog teman)
Pada suatu hari, seorang petani yang bekerja di tanah pertanian, baru saja selesai membersihkan kandang kuda.
Tiba-tiba ia menyadari bahwa sebuah arloji saku pemberian istrinya hilang dari sakunya, segera ia masuk kembali ke dalam kandang kuda untuk mencari arloji tersebut. Tetapi ia tidak menemukan arloji itu meskipun ia telah mencarinya ke seluruh kandang.
Pada saat ia keluar kandang, terlihatlah segerombolan anak-anak sedang bermain, maka ia mencoba menawarkan sayembara, barangsiapa dapat menemukan arlojinya akan diberi imbalan.
Tak pelak anak-anak itu bak segerombolan lebah menyerbu ke kandang kuda, namun tak seorang pun dapat menemukan arloji tersebut. Hal ini membuat petani itu patah semangatnya.
Pada saat itu, tiba-tiba ada seorang anak yang berseru, “Bolehkah saya sekali lagi masuk untuk mencarinya?”
Dengan sedikit ragu-ragu petani itu mengizinkan. Tidak lama kemudian anak itu keluar dengan membawa arlojinya.
Si petani dengan penuh keheranan menanyakan hal itu kepadanya mengapa bisa cepat menemukan arlojinya.
Dengan enteng anak itu menjawab, “Setelah saya masuk, saya hanya duduk diam dan mendengar, lalu saat itulah saya bisa mendengar suara detak-detak arloji itu dan kemudian saya menemukannya!”
Duduk diam dan mendengar, itulah yang perlu terus-menerus kita kembangkan di dalam hidup kita supaya kita bisa menerima petunjuk serta tuntunan Tuhan dalam hidup kita. Banyak kali kita terlalu sibuk dan dipenuhi dengan pemikiran kita sendiri, sehingga kita sulit sekali untuk bisa duduk diam dan mendengar suara Tuhan.
Hari ini, sediakan waktu terbaik Anda untuk duduk diam dan mendengar. Letakkanlah pikiran dan keinginan diri Anda sendiri supaya Anda bisa menerima petunjuk dan mendengarkan suara Tuhan.
Ketika hidup Anda terpimpin oleh petunjuk dan tuntunan Tuhan, maka Tuhan akan membawa hidup Anda masuk ke padang rumput yang hijau dan ke air yang tenang, sehingga Anda akan menemukan sebuah kehidupan yang penuh anugerah dan damai sejahtera.
Kenali lima hal yang bisa membunuh semangat dan motivasi Anda:

1. Mudah puas
Menginginkan hidup yang "lebih baik" adalah suatu permulaan yang baik, tetapi jika hanya berakhir di situ-situ saja, maka motivasi tidaklah dibutuhkan. Anda harus mempunyai hasil yang jelas yang ingin dicapai, supaya terus bergerak maju. Buat target yang sangat spesifik dan jelas yang "hidup" dalam pikiran Anda, sebuah tujuan/mimpi yang dapat Anda lihat, sentuh, dan rasakan. Ingatlah, bahwa pencapaian Anda hari ini harus membawa Anda kepada pencapaian selanjutnya.

2. Mudah kompromi
Bergerak dari tempat Anda berada menuju ke tempat yang Anda inginkan membutuhkan keberanian dalam menghadapi perubahan, risiko, dan rasa tidak nyaman. Ketika hal-hal demikian muncul, kebanyakan orang akan mulai membuat alasan-alasan untuk menghindari tantangan-tantangan yang mungkin timbul. Ketika alasan untuk mundur masuk dalam kepala Anda, motivasi untuk tetap bergerak maju akan hilang. Untuk menghindari jebakan ini, perhatikan alasan-alasan menghambat apa yang sering muncul dan paksa diri Anda untuk membuktikan bahwa alasan-alasan Anda tersebut salah!

3. Mudah jatuh
Ini adalah tantangan yang paling sering terjadi dan sangat penting untuk diperhatikan. Sebuah batu kecil sekalipun cukup untuk membuat seseorang yang sedang mengendarai sepeda berubah arah, dan mungkin sampai terjatuh. Demikian juga kehidupan Anda. Latih dan biasakan pikiran Anda bukan hanya tahu, tapi juga percaya bahwa setiap ‘batu’ yang ada di sepanjang jalan Anda adalah sebuah pengalaman belajar yang menarik, yang dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk sukses.

4. Mudah lupa
Seharusnya seseorang melakukan sesuatu karena sebuah alasan. Jangan lakukan sesuatu jika Anda tidak tahu mengapa Anda mau/harus melakukannya. Apapun yang Anda lakukan haruslah dilakukan karena sebuah alasan. Ketika Anda tidak mempunyai cukup alasan untuk melakukan sesuatu, maka Anda juga tidak akan memiliki cukup motivasi. Jangan pernah lupa alasan mengapa Anda harus mencapai tujuan Anda. Renungkan alasan tersebut terus-menerus.

5. Mudah menyerah
Hidup itu seperti berada dalam "medan perang", apabila Anda tidak mau berjuang untuk mendapatkan kehidupan yang Anda inginkan, maka Anda tidak akan mendapatkan apa-apa. Di dalam peperangan tidak boleh ada kata mundur/menyerah. Berjuanglah untuk hidup Anda atau bahkan untuk orang-orang yang Anda kasihi. Keberhasilan Anda akan menjadi berkat bagi orang lain. Ingat, ketika motivasi dalam diri Anda lenyap, maka sebenarnya Anda sudah "mati", walaupun hidup secara raga.
Alkisah, suatu sore di sebuah kantor, setiap akhir bulan, hampir semua karyawan berkumpul untuk merayakan ulang tahun bersama dan sekaligus kocokan arisan. Dan ini adalah arisan periode pertama setelah berakhir periode lalu, sekaligus pimpinan perusahaan berulang tahun sehingga semua orang bersemangat datang merayakan dan berharap mendapatkan arisan yang pertama.
Saat memasuki function room, di dekat pintu masuk di atas meja, disediakan kaleng dan setiap orang wajib memasukkan kertas gulungan kecil bertuliskan nama. Nanti di akhir acara, secara acak akan diambil 1 gulungan dan nama yang tertera yang beruntung mendapatkan uang arisan.
Di sudut ruangan, terlihat wajah sendu ibu pembantu umum di kantor itu. Sikapnya khusuk dalam doa. “Tuhan, tolong hambaMu ini, semoga namaku yang keluar. Sehingga anakku yang sedang sakit bisa mendapatkan biaya untuk operasi dan sembuh seperti sediakala," pintanya sepenuh hati.
Di akhir acara, saat namanya dibacakan dari gulungan kertas kecil, tak terasa linangan air mata si ibu ikut mengiringinya.
“Terima kasih Tuhan, Engkau Maha Baik, telah mendengarkan doa hamba,” dalam hatinya mengucap doa syukur. Semua orang di ruangan itu ikut bersorak gembira. Terasa ada kelegaan menggantung di situ.
Setelah pertemuan usai, si ibu melanjutkan tugas membereskan ruangan bekas pakai itu. Ketika matanya melihat kaleng berisi gulungan nama, sebelum dimusnahkan, iseng dibukanya gulungan nama yang tersisa di dalam kaleng. Dan alangkah terkejutnya dia karena semua gulungan bertuliskan namanya! Seketika pecahlah tangisnya. Perasaan haru biru menyertai. Karena semua orang di kantor ini tidak menulis nama mereka, tetapi menulis namanya, untuk memastikan bahwa gulungan kertas mana pun yang diambil, namanya yang bakal keluar. Dia tidak menyangka, walaupun hanya pembantu di kantor itu, tetapi semua teman menyayangi dengan memastikan dialah yang mendapatkan arisan untuk biaya pengobatan.  
Secara spontan, tanpa kesepakatan sebelumnya, mereka rela memberikan haknya untuk dimanfaatkan oleh teman yang sedang dalam kesulitan. Karena sesungguhnya pada dasarnya, setiap orang sebagai makhluk yang berTuhan, memiliki bibit kebaikan di dalam dirinya. Dan secara bersamaan, saat kita memikirkan orang lain, Tuhan pasti akan memikirkan keadaan kita.
55640f230423bdc8098b4567.jpeg (600×400)

Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa ada sebagian orang yang dapat meraih kesuksesan yang diidam-idamkan banyak orang, dan di sisi lain lebih banyak orang yang tidak berhasil meraihnya?
Saat ini begitu banyak diadakan pelatihan-pelatihan atau seminar-seminar luar biasa yang mampu mengubah diri Anda menjadi yang terbaik untuk meraih apapun yang Anda inginkan. Anda mempunyai peluang yang cukup besar untuk menjalani hidup yang dinikmati oleh orang-orang yang telah sukses. Tetapi kenyataannya, hanya sedikit sekali kategori orang yang sukses. Malah sebaliknya, lebih dari 90% orang yang hidup biasa-biasa saja atau di bawah rata-rata.
Tanyalah orang-orang yang ada di sekeliling Anda apakah mereka ingin meraih kesuksesan. Pertanyaan ini mungkin kedengarannya bodoh. Saya yakin semuanya pasti menjawab ‘YA’ dengan meyakinkan. Tapi lihatlah kenyataan sebenarnya, lebih banyak orang yang tidak sukses daripada yang sukses.
Permasalahannya terletak pada diri Anda sendiri. Berguna tidaknya ilmu yang Anda pelajari dari buku-buku ataupun seminar-seminar, tergantung diri Anda sendiri. Dengan kata lain, Andalah yang menciptakan kesuksesan sekaligus kegagalan Anda.

Dalam usaha meraih kesuksesan, sikap seseorang dapat terbagi 3 tipe.

1. Orang yang bersikap “saya mau sukses”.Orang dengan tipe seperti ini sulit untuk meraih sukses karena semua orang juga pasti mau sukses. Mereka hanya mau saja, atau hanya sekadar ingin, tetapi mereka tidak ingin membayar harga yang pantas untuk itu. Mereka sebenarnya tidak benar-benar mau. Orang-orang yang memiliki sikap mental yang lemah seperti ini hanya akan menjadi seorang pemimpi belaka tanpa pernah berusaha sedikitpun untuk mewujudkannya. Mereka hanya bersikap pasif dan reaktif, hanya menunggu setiap kesempatan baik datang, bukannya bersikap aktif mencari dan menciptakan peluang itu sendiri.

2. Orang yang bersikap “saya memilih untuk sukses”. Orang-orang yang memiliki sikap mental seperti ini jauh lebih bisa diandalkan daripada orang yang hanya mau sukses. Mereka membuat suatu keputusan yang kuat untuk meraih sukses. Karena mereka memilih untuk sukses, maka mereka tidak mau memilih apapun yang dapat menghalangi mereka dalam meraihnya. Mereka bertanggung jawab sepenuhnya atas kesuksesan mereka sendiri.

3. Orang yang punya prinsip “saya berkomitmen untuk menjadi sukses”. Orang-orang ini tidak akan pernah menyerah apalagi mundur sebelum kesuksesan berhasil mereka raih. Mereka berkomitmen penuh 100% untuk melakukan apapun untuk meraih apa yang paling mereka impikan. Mereka tidak pernah memiliki alasan untuk berhenti dan menyerah tidak pernah ada dalam kamus hidup mereka. Mereka membakar jalan di belakang mereka sehingga tidak ada jalan lain lagi selain maju. Mereka rela mengorbankan waktu, tenaga, uang maupun pikiran mereka untuk membayar harga sebuah kesuksesan. Mereka layaknya sebuah kereta api yang meluncur dengan kecepatan penuh sehingga tidak ada apa pun atau siapa pun yang sanggup menahan dan menghentikan mereka. Komitmen membuat mereka menjadi tak terbendung.
Ini yang membedakan antara orang yang sukses dengan yang gagal. Orang yang memiliki komitmen yang kuat bukan hanya mau sukses, tetapi juga mereka benar-benar mau sukses. Mereka berani menyatakan bahwa mereka akan meraih kesuksesan yang mereka impikan.
Sekarang tanyakan diri Anda, apakah Anda mau sukses atau benar-benar berkomitmen untuk sukses? Setiap orang ingin sukses, tetapi hanya sedikit sekali yang berusaha mewujudkannya. Semua tergantung Anda sendiri. Jika Anda telah mempelajari semua resep sukses, tetapi Anda tidak pernah berkomitmen kepada diri Anda sendiri, kemungkinan besar Anda tidak akan pernah meraih kesuksesan.
Perjalanan meraih kesuksesan penuh dengan jalan yang rusak, berlubang, berkerikil tajam, batuan besar serta jurang yang akan dengan mudah menghentikan Anda jika Anda tidak pernah mau berkomitmen. Hanya dengan komitmenlah Anda akan terus maju melewati rintangan demi rintangan untuk sampai ke tempat tujuan yang telah Anda impikan selama ini.
Siapa yang tak kenal Po si panda dalam film animasi Amerika berjudul "Kungfu Panda"? Saking suksesnya, film ini dibuatkan film-film lanjutannya. Nah dari film kocak nan inspiratif ini, ada satu hal penting yang bisa dibilang tak lekang waktu.

Masih ingat Master Oogway, seekor kura-kura yang sudah berusia tua? Suatu hari di kala perasaan Po sedang gundah, Master Oogway mengatakan:

Yesterday is a history
Tomorrow is a mystery
But, Today is a gift
That is why it's called Present.

Waktu itu Po sedang merasa sedih sekaligus kecewa pada keadaan dan dirinya sendiri. Ia mendapati kenyataan kalau Lima Pendekar yang menjadi idolanya ternyata membencinya. Terlebih lagi, Master Shifu juga membencinya karena sepertinya Po tidak bisa memenuhi harapan untuk menjadi seorang pendekar kung fu yang andal. Di tengah keterpurukan itu, Po berandai-andai, "Mungkin seharusnya aku berhenti belajar kung fu dan kembali membantu ayah menjual mi."
Mendengar ucapan Po, Master Oogway berkomentar, "Kau ini terlalu memikirkan apa yang telah lewat dan merisaukan apa yang akan terjadi." Setelahnya, ia menyampaikan pepatah luar biasa seperti yang sudah tertulis di atas.
Seperti halnya Po, kita seringkali terlalu memikirkan dan merisaukan kejadian-kejadian di masa lalu, segala kesalahan dan penyesalan yang notabene tidak bisa kita ubah karena memang sudah terjadi. Kita juga terlalu mencemaskan apa yang akan terjadi di masa mendatang, segala ketakutan dan kekhawatiran tentang hal-hal yang belum terjadi. Sebenarnya kedua hal itu tidak ada gunanya karena akan membuat kita berjalan di tempat.
Sebagaimana yang dikatakan Master Oogway: Kemarin adalah sejarah dan besok masih menjadi misteri. Dari peristiwa di hari kemarin, cukup kita mengambil hikmah positifnya saja jika memang ada sesuatu pelajaran penting yang bisa kita petik. Lalu mengenai esok hari, karena masih misteri, yang bisa kita lakukan hanyalah melakukan yang terbaik di hari ini. Sesuatu positif yang kita lakukan di hari ini tentu akan memiliki dampak positif juga di esok hari. Karena itulah, Master Oogway mengakhiri pesannya dengan mengatakan: But today is a gift. That's why it is called present.
Mari kita menjalani hari ini sebagai layaknya sebuah hadiah yang berharga. Dengan begitu, dijamin kita akan menyongsong esok hari yang cerah dan penuh harapan. Luar biasa!
cover-jangan-dengar-kecil-versi-bisa.jpg (370×512)

Kata-kata orang lain sering menjadi panduan individu tertentu untuk melangkah. Apa kata orang lain bahkan sering juga membuat kita ingin menghentikan langkah yang sudah kita bangun, karena kita tidak enak hati dengan orang lain.
Kita memang tidak mungkin hidup sendiri tanpa orang lain. Karena itu, saat orang lain menjadi acuan adalah hal yang wajar, karena kita hidup sebagai makhluk sosial. Selain itu, kita juga dididik untuk bertoleransi serta menyenangkan orang lain. Sayang, ada yang kemudian menekankan dengan cara yang salah, yaitu kemudian malah menekan keinginan kita, hanya karena tidak ingin orang lain menjadi tidak nyaman.
Kadang kita dilarang bicara tegas pada orang yang kita tidak sukai, karena takut orang itu sakit hati. Kita dilarang menolak permintaan orang lain, karena itu tandanya kita bukan individu yang baik.
Mitos-mitos tentang bagaimana berhadapan dan bersikap pada orang lain dengan mengenyahkankan keinginan dan kenyaman pribadi, pada akhirnya membuat kita bukan menjadi pribadi yang bertoleransi, tapi menjadikan kita pribadi yang takut bersikap. Salah satu sikap yang banyak terjadi adalah dengan selalu memikirkan apa kata orang lain.
Mendengarkan apa kata orang lain tentu saja baik, jika yang kita dengarkan adalah kalimat yang keluar dari orang yang baik. Tapi mendengarkan apa kata orang lain, hanya karena ukuran mereka adalah standar lingkungan tempat mereka berada, sedang kita ingin mengubah lingkungan itu, tentu mendengarkan dalam hal ini akan menjadi tidak baik.
Ilmuwan dan sastrawan Jerman, Johann Wolfgang Van Goethe mengatakan bahwa hal-hal yang paling penting seharusnya tidak pernah dikalahkan oleh hal-hal yang sebenarnya adalah masalah kecil. Jika apa yang dikatakan orang lain menurut kita adalah sesuatu yang kecil, sedang mimpi kita jauh lebih besar, harusnya kita "tutup telinga" dan terus melaju. Beberapa hal di bawah ini bisa kita lakukan agar kita terhindar dari terlalu fokus pada mendengarkan apa kata orang lain:

1. It’s My Life
Kalimat tersebut kedengarannya memang sedikit egois. Tapi, inilah hidup kita. Kita tahu betul mana yang baik dan mana yang benar. Langkah-langkah kita sudah kita prediksi sebelumnya dan jika kita salah, kita sendiri yang juga akan menanggungnya. It’s my life, meyakini bahwa kita sudah melakukan yang terbaik tentu saja membuat kita paham bahwa apa yang kita lakukan benar. Dan benar itu artinya hasil dari introspeksi panjang yang sudah kita lakukan, tidak asal bersikap saja.
"Ini hidupku," tentunya bukan hanya sebagai jargon, tapi harus benar-benar memahami jika yang kita jalani adalah bagian dari mimpi kita. Jika kita berhak melakukan apa pun dengan hidup kita, harusnya kita juga menyeimbangkan dengan pemahaman bahwa kalimat di atas akan efektif untuk diri kita dan orang banyak, bila kita melakukan hal yang sifatnya positif.
Tentunya kita juga harus menyadari bahwa semakin dewasa kita itu artinya semakin dewasa juga dalam bersikap dan bertindak. Tindakan it’s my life yang orang dewasa lakukan tentunya berbeda dengan apa yang anak baru beranjak remaja lakukan.

2. Kita Diperhatikan
Seorang membicarakan kita—entah itu di belakang kita atau justru di depan kita—itu artinya satu, mereka memperhatikan kita. Sedemikian perhatiannya mereka pada kita hingga titik terkecil dari diri kita juga mereka perhatikan. Bukankah itu sesuatu yang menyenangkan untuk kita? Mereka akan membicarakan keburukan kita dan kita yang tanggap bisa introspeksi lalu mengubah segala yang buruk menjadi baik.
Mereka membicarakan mimpi konyol kita, bukankah itu juga sebuah teguran yang membuat kita bisa merenung? Merenungi apakah mimpi kita benar-benar konyol? Atau mereka yang menganggap konyol itu yang tidak paham makna sebuah mimpi yang sedang kita jalankan? 
Ingat baik-baik, kita sedang diperhatikan. Dan bersyukurlah ada seseorang yang mau mengurusi hal-hal kecil dari diri kita.

3. Mimpi Besar Lazim Dapat Hambatan     
Setiap yang besar berawal dari yang kecil. Sesuatu yang ingin menjadi besar pasti melewati banyak hal menyakitkan yang justru menguatkannya untuk semakin kokoh ketika menjadi besar.
Hukum alam di dunia ini sama. Semua cita-cita luhur akan mendapat tantangan dari orang yang tidak percaya, dan semua mimpi besar pasti akan dikecilkan. Tidak ada yang instan di dunia ini. Bahkan seorang Bill Gates yang sukses tidak ingin mewariskan hartanya yang berlimpah pada anak-anaknya dengan alasan bahwa ia tidak ingin memberi sukses yang instan pada mereka.
Jika kita ingin seperti pohon besar, maka ciptakan sesuatu yang berbeda. Perkataan orang lain itu—perkataan negatif khususnya—diubah saja dalam benak kita menjadi sesuatu yang lain. Bila kita dikatakan pemimpi, ubah kalimat itu di benak kita menjadi sebuah pujian bahwa mereka sedang memuji kita. Dengan begitu kita terus bergairah untuk mewujudkan mimpi kita.

4. Mereka Menunjukkan Jalan yang Harus Kita Tuju
Kadang kita tidak menyadari bahwa orang yang membicarakan kita sebenarnya sedang menunjukkan tempat yang bisa kita tuju. Seringnya juga karena kita terlalu egois, kita tidak memahami apa makna kalimat mereka. 
Biasanya seorang yang bicara pada kita akan mengatakan, seharusnya begini bukan begitu. Kita yang terburu emosi menganggap mereka tidak mendukung kita. Kita sudah antipati terlebih dahulu, padahal bisa jadi mereka mengatakan hal itu karena memang mereka sudah berpengalaman, atau mereka mendengar pengalaman dari orang lain. Saring saja baik-baik apa yang mereka katakan dan telaah dengan lebih jeli lagi. Nanti kita akan bisa mendapatkan pemahaman baru tentang jalan mana yang harusnya kita tempuh.

5. Sampai Di Mana Tingkat Egoisme Kita?
Apa kata orang lain tentang kita, apa yang kita rasakan tentang diri kita sendiri adalah kesatuan utuh yang tidak bisa dipisahkan. Orang dekat melihat kita sebagaimana kita adanya, melalui cara kita berinteraksi dengan mereka. Jadi bila mereka membicarakan kita, apalagi di depan kita, maka bukalah telinga kita. Bisa jadi mereka ingin membuat kita lebih baik, atau mereka terlalu melindungi kita sehingga mereka takut kalau-kalau kita melakukan kesalahan.

6. Panglima Terakhir Adalah Hati Nurani
Jika apa yang dikatakan orang lain begitu memusingkan kepala kita, sedang kita sendiri belum paham apa yang seharusnya kita lakukan, maka jalan terbaik yang harus kita lakukan adalah dengan mendengarkan apa kata hati nurani.
Hati nurani menjadi panglima kita yang terakhir, penunjuk kebenaran. Tentunya hati nurani ini bisa berfungsi sempurna bila kita sendiri sering menggunakannya. Sering-seringlah melakukan perenungan dan introspeksi diri sehingga hati nurani kita menjadi jernih dan bisa menuntun kita ke arah yang paling baik.
10863695_843762865679934_113437230_n.jpg (295×245)

Ada seorang yang kaya raya, ia memiliki villa yang besar, megah dan mewah. Setiap kali ia pergi ke villanya, ia harus melewati sebuah daerah kumuh, dan ia selalu mampir ke sana untuk membagi-bagikan bingkisan kepada anak-anak.
Pada suatu hari, ia mengajak anak-anak itu ke villanya dan berkata bahwa setiap anak boleh mengambil sebuah benda apa saja yang ada di rumahnya dan membawa pulang benda tersebut. Anak-anak sangat gembira dan pergi untuk mencari barang-barang yang disenanginya.
Tetapi ada seorang anak yang diam saja, tidak melakukan apa-apa. Lalu orang kaya itu bertanya: “Apakah tidak ada satupun benda yang engkau senangi?” Anak itu tetap saja diam, karena masih ragu menyampaikan kerinduannya.
Orang kaya itu kembali bertanya, “Benarkah engkau tidak menyukai benda-benda yang ada di rumahku ini?” Lalu anak itu balik bertanya, “Apakah benar saya boleh memilih apa saja yang ada di dalam rumah ini?” Bapak itu menjawab, “Ya, benar!”
Tiba-tiba, anak itu datang dan memeluk orang kaya itu erat-erat serta berkata: “Kakek, aku ingin memiliki engkau…” Banyak orang hanya menginginkan berkatnya saja tetapi tidak sumber berkatnya.
Padahal, sekali kita mendapatkan Sang Sumber Berkat, maka hidup kita tidak akan pernah kekurangan berkat.
Gusti mberkahi.

Dunia karier memang penuh dengan yang namanya persaingan. Nah kalau Anda mau meningkatkan karier, Anda perlu meningkatkan juga produktivitas dalam bekerja.

Berikut 5 cara simpel untuk meningkatkan produktivitas diri:

1. Mantaining your energy: Baik secara mental atau fisik, yang namanya kerja, pasti otak ikut berpikir. Jadi meskipun seharian duduk di depan komputer dalam ruangan ber-AC sekalipun, pasti Anda akan tetap merasa lelah, dan kalau sudah begitu pasti produktivitas juga ikut turun. Salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas adalah dengan meningkatkan energi dalam tubuh kamu. Caranya mudah kok! Biasakan berolahraga minimal 2 jam dalam sehari.  Awalnya mungkin terasa sulit, tapi kalau sudah terbiasa, Anda akan merasakan perubahan pada kesehatan dan stamina kamu. Dan pastinya kamu akan lebih produktif.

2. Eating good food for the brain: Makanan yang kurang sehat juga bisa membuat kerja otak tidak  maksimal, dan itu bisa mempengaruhi produktivitas dan daya konsentrasi (dalam belajar maupun bekerja). Mulai hari kamu dengan sarapan yang sehat seperti oatmeal dan pisang. Lauk ikan untuk makan siang, terbukti efektif meningkatkan konsentrasi. Minuman teh hijau, buah alpukat, atau dark chocolate bisa menstimulasi fungsi kerja otak.

3. Decrease the number of surrounding distraction: Ada banyak hal yang bisa mengganggu konsentrasi Anda. Baik itu ruangan dan meja kerja yang berantakan, bau tidak enak, atau suara-suara yang berasal dari sekitar kamu. Sebaiknya sebelum mulai kerja, rapikan dan tata meja kamu, sediakan pengharum ruangan dan headphone untuk menepis gangguan dari luar. Dalam keadaan yang nyaman, pekerjaan pasti akan terasa lebih mudah.

4. Learn how to stay fokus: Mengerjakan hal yang kurang Anda suka pasti akan jauh lebih sulit dibanding mengerjakan apa yang Anda cintai. Tapi ada banyak cara untuk membuat semua itu jadi mudah. Yang paling penting, tanamkan rasa tanggung jawab dalam diri dan sadari bahwa pekerjaan yang Anda anggap membosankan itu akan tetap berguna untuk masa depan.

5. Avoid spending time unproductively:Selama bukan waktu tidur, tidak ada alasan untuk tidak produktif. Latih otak kamu untuk selalu mengerjakan atau menghasilkan sesuatu. Contoh sederhana: Anda hobi main video games? Kamu bisa bikin channel YouTube dan bahas pendapat kamu soal video games tertentu, atau kamu bisa bikin tutorial cara mainnya dan lain sebagainya.
Hmm.. Dapat Tips Bagus Nih.. Coba Ahh.. :-)
Gusti mberkahi.


Hai, bagaimana kabarmu? Apakah kamu sudah melakukan apa yang kamu niatkan? Apakah ini tahun yang baik untukmu? Aku berharap kamu membaca surat ini dengan hati yang gembira, dan merasa bangga dengan apa yang sudah kamu lakukan sejauh ini. Mengenalmu, aku kuatir kamu belum berhasil menyelesaikan semua yang kamu sudah kamu rencanakan. Jika kamu berhasil, banyak selamat! Aku sangat bangga dengan dirimu. Jika belum, tetaplah bertahan. Jangan kecewa dengan dirimu sendiri. Ingatlah bahwa benih-benih tanaman pun perlu waktu untuk bisa bertunas. Dan sekalipun kita belum melihat mereka bertunas, bukan berarti benih-benih itu tidak ada di sana. Saatnya akan tiba, dan Allah bekerja di balik layar. Percayalah kepada-Nya dan sabarlah dengan dirimu sendiri. Oh ya, jangan lupa menuliskan tujuan-tujuan yang ingin kamu capai tahun depan dan sebuah surat untukku, oke?

Salam hangat,
Jick

Itulah surat yang aku tulis tahun lalu, menulis sebuah surat kepada diri kita sendiri adalah sebuah cara praktis yang dapat menolong kita mendengarkan suara hati kita.

Saat aku membaca tulisanku sendiri, aku menyadari bahwa itu adalah kali pertama aku mendengarkan diriku sendiri dengan begitu jelas.

Seringkali, kita tidak terlalu menaruh perhatian terhadap suara hati kita. Kita lebih banyak mendengarkan nasihat orang lain yang terkadang membingungkan kita, membuat kita tidak yakin dengan pikiran dan perasaan kita sendiri.

Menulis sebuah surat kepada diriku sendiri memungkinkan aku merefleksikan hidupku sepanjang tahun yang telah berlalu, dan mengajukan beberapa pertanyaan penting untuk diriku sendiri.

Bertanya akan membuat kita mau tidak mau berusaha menjawab, sama seperti kita mau tidak mau harus menentukan tujuan sebelum bisa menentukan jalan mana yang harus kita tempuh.

Menuliskan tujuan-tujuan kita dalam sebuah surat akan mengingatkan kita mengapa kita membuat keputusan untuk memilih jalan tertentu.

Berikut ini beberapa pertanyaan yang bisa kamu ajukan kepada dirimu sendiri:

Apakah kamu sedang menjalani hidup sesuai apa yang kamu harapkan?

Berapa banyak hubungan yang telah kamu bangun dan masih terus kamu pelihara?

Bagaimana kamu menghargai hubungan-hubungan yang kamu miliki?

Apa yang akan kamu lakukan dalam lima tahun ke depan?

Hal-hal apa saja yang telah kamu syukuri dan hal-hal apa saja yang akan kamu syukuri?

Apa kalimat pertama yang ingin kamu katakan kepada dirimu di masa depan (tahun 2017) ?

Pelajaran-pelajaran apa saja yang telah kamu dapatkan di sepanjang tahun 2015 yang ingin kamu ingatkan kepada dirimu sendiri di tahun 2017?

Apakah kamu siap menulis sebuah surat kepada dirimu sendiri? Selain menulis surat biasa, kamu juga bisa menuliskannya secara online.

Mari menjadikan tahun 2016 kali ini (juga tahun-tahun berikutnya tentunya) istimewa dengan mengirimkan surat istimewa ini.

Surat yang akan menolong diri kita di masa depan mendengarkan apa yang perlu kita dengar dan menjalani hidup kita dengan tujuan-tujuan yang makin jelas.

Selamat mancoba, semoga impianmu segera tercapai.

Gusti mberkahi.
(Dikutip dari tulisan Jick Siriwan)

Asada Mao adalah atlet ice skating yang sangat berbakat dan merupakan kebanggan dari bangsa Jepang. Asada Mao telah menjuarai berbagai kejuaran, termasuk Olimpiade. Namun tanpa disangka pada tahun 2015 Asada Mao atlet berbakat itu dikalahkan oleh seorang atlet muda yang belum memiliki pengalaman sebanyak dirinya. Hal ini membuat banyak orang tercengang bahkan terheran-heran.
Satoko Miyahara, atlet muda yang berhasil mengalahkannya, sebenarnya adalah atlet yang tidak terlalu berbakat. Namun semangatnya yang luarbiasa itulah yang membuatnya menjadi pemenang. Satoko terus berjuang untuk memperbesar kapasitasnya, ia berlatih dengan sangat keras dan disiplin.
Kalau untuk pemain berbakat, pelatihnya memerintahkan mengulang gerakan sebanyak 25x, maka kepada Satoko pelatih memerintahkan mengulang gerakan sebanyak 50x.
Namun Satoko tidak mengulangnya sebanyak 50x, melainkan 100x! Ia sungguh-sungguh berjuang dengan keras, konsisten dan sangat disiplin.
Itulah yang akhirnya bisa membuat dia menang dan mengalahkan seorang pemain berbakat yang sudah berpengalaman! Satoko tidak kecil hati, minder, atau pesimis saat harus menghadapi lawannya yang senior, sebaliknya ia terus berjuang meningkatkan kapasitas kemampuannya sampai ia berhasil meraih kemenangan.
Kalau Anda saat ini merasa tidak berbakat, tidak memiliki apa-apa yang bisa dibanggakan, atau merasa tidak bisa apa-apa, jangan berkecil hati, sebab kemenangan Anda tidak ditentukan oleh apa yang Anda miliki atau tidak miliki, tetapi oleh perjuangan, kerja keras, dan komitmen Anda untuk bergerak maju dan meraih kemenangan.
Gusti mberkahi.