Alkisah pada zaman dahulu di China ada seorang ahli nujum yang sangat ahli dalam meramal nasib seseorang. Suatu hari ada dua orang tua yang masing-masing membawa anaknya untuk diramal perjalanan hidupnya.

Setelah melihat anak yang pertama, si ahli nujum dengan takjub berkata kepada ibunya, “Anak Ibu mempunyai nasib yang luar biasa. Ia bisa berpotensi menjadi seorang pejabat atau penguasa yang luar biasa di negeri ini.” Ramalan itu membuat si ibu sangat senang dan bangga dengan anak tunggalnya. Ahli nujum kemudian melihat anak yang kedua. Ia sempat menggeleng-gelengkan kepala. Namun ia harus berkata jujur kepada ibunya, “Anak ini dilahirkan tanpa membawa bekal atau rejeki apa pun ke dunia ini. Ia bisa-bisa menjadi pengemis.” Mendengar ramalan ini, ibunya menjadi murung. Ahli nujum itu merasa iba kepadanya.

Lalu ia pun memberikan saran, “Jangan bersedih, Bu! Didiklah anak Anda dengan baik. Walupun ia tidak membawa ‘bekal dari langit’, didiklah ia dengan pengetahuan, sikap yang baik, dan semangat untuk menjalani hidup ini. Yakinkan ia bahwa untuk mencapai kesuksesan semuanya harus diperjuangkan.

Selanjutnya, ibu yang anaknya diramalkan menjadi penguasa sukses hanya memanja-manjakan anaknya, tanpa mendidiknya dengan baik, karena ia yakin anaknya akan menjadi penguasa yang sukses. Apa yang terjadi? Ternyata cara mendidiknya yang salah telah menjadikan anaknya menjadi pribadi yang kurang baik. Ia hanya bisa menghabiskan harta orangtuanya untuk bersenang-senang. Setelah semua harta warisan orangtuanya habis, ia pun jatuh miskin dan sengsaralah hidupnya.

Sementara itu, orangtua yang meyakini anaknya tidak membawa ‘bekal dari langit’ dengan penuh dedikasi mendidik anaknya; membekali hidupnya dengan daya juang, ilmu pengetahuan, etika, sikap baik, dan semangat. Akhirnya, anak ini berhasil menjadi orang yang sukses. Ia bisa menjalani hidup ini dengan baik berbekal pendidikan dan pengajaran yang diberikan oleh orangtuanya.

Inilah gambaran hidup yang sesungguhnya. Hidup kita tidak 100% tergantung pada apa yang sudah diramalkan atau disediakan orang lain bagi kita.

Masih ada bagian kita untuk memperjuangkan dan mengusahakannya sampai sungguh-sungguh menjadi kenyataan.

Gusti mberkahi.

Orang India mempunyai cerita tentang seekor tikus yang memiliki ketakutan luar biasa apabila melihat kucing. Karenanya, tikus ini pergi kepada seorang tukang sihir dan meminta tukang sihir mengubahnya menjadi seekor kucing.

Sang tukang sihir mengatakan supaya si tikus tidak perlu minta macam-macam, syukuri saja apa yang Tuhan berikan. Namun si tikus tetap bersikeras ingin disihir menjadi kucing.

Setelah tikus itu menjadi kucing, ia begitu ketakutan apabila bertemu dengan anjing. Ia pun kembali kepada sang tukang sihir dan minta disihir menjadi macan.

Tetapi ketika ia sudah menjadi macan, ia bertemu dengan seorang pemburu dan timbul rasa takut yang luar biasa dalam dirinya. Ia gelisah, cemas, dan gemetaran. Lalu ia pergi lagi kepada tukang sihir minta supaya disihir menjadi seorang pemburu.

Apa yang terjadi? Si tukang sihir menolak keinginannya dengan marah: “Cukup! Aku akan kembalikan kamu menjadi tikus!” Singkat cerita si tikus akhirnya diterkam oleh kucing.

Jadilah Diri Sendiri dan Lakukan yang Terbaik.
Gusti mberkahi.

Seorang pria yang sedang mengalami masalah dengan keadaan keuangannya memutuskan untuk menghubungi seorang ahli keuangan terkenal. Mereka membuat janji untuk bertemu.

Pada hari yang ditentukan, pria tersebut memasuki ruang tunggu kantor sang penasihat keuangan. Anehnya, ia tidak disambut oleh seorang resepsionis pada umumnya. Justru di hadapannya ada dua pintu.

Pintu pertama tertulis: merasa payah dalam pekerjaan, sedangkan di pintu kedua tertulis: enjoy dalam pekerjaan. Karena ia merasa payah, maka ia masuk ke pintu yang bertuliskan: merasa payah dalam pekerjaan.

Namun ketika ia masuk ke ruangan tersebut, ia dihadapkan dua pintu lagi. Pintu yang satu bertuliskan: memiliki beban hutang yang harus dibayar dengan susah payah, dan pintu yang kedua bertuliskan; bebas dari masalah hutang.

Ketika ia memilih untuk masuk ke pintu yang bertuliskan memiliki beban hutang, ia kembali dihadapkan dua pintu lain; menabung lebih dari 5 juta per tahun, dan pintu yang satunya bertuliskan: menabung kurang dari 5 juta per tahun.

Tetapi ketika ia memasuki pintu yang kedua (menabung kurang dari 5 juta per tahun) ternyata ia malah kembali lagi di ruang tunggu yang sebelumnya ia sudah masuki.

Pintu yang sama akan membawa kita kepada hasil yang sama pula. Pria dalam cerita di atas tidak akan pernah bisa keluar dari masalah keuangan, selama ia tidak mau mencoba masuk melalui pintu yang lain. Hidupnya ingin berubah, tapi sayang hal tersebut tidak diimbangi dengan tindakan yang juga berubah.

Jika kita terus saja melakukan hal-hal yang sama seperti yang biasa kita lakukan, maka kita juga akan terus mendapatkan hasil yang sama dengan yang selama ini kita dapatkan.

Jangan selalu masuk ke lobang yang sama yang membuay kita semakin terjerumus dalam masalah.

Gusti mberkahi.

Bobby Jones, salah satu pemain golf terbesar, baru berusia lima tahun ketika ia pertama kali mengayunkan sebuah stik golf. Pada usia dua belas tahun, ia memenangkan turnamen golf, pada saat itu ia dikenal karena sifat pemarahnya dan ia dijuluki “pelempar stik.” Jones berteman dengan seorang pria bernama kakek Bart yang bekerja paruh waktu di toko club golf itu. Bart dulunya adalah pemain golf hebat, namun mengundurkan diri ketika radang sendi menyerang kedua tangannya. Setelah Bobby kalah dalam turnamen amatir nasional ketika berumur empat belas tahun, Bart berkata, “Bobby, kamu cukup bagus untuk memenangkan turnamen itu, tapi kamu tak akan pernah menang sampai kamu bisa mengendalikan sifat pemarahmu, kamu luput melakukan satu pukulan, kamu gusar dan kemudian kamu kalah.”

Bobby tahu Bart benar dan ia berusaha memperbaiki, bukan ayunannya, melainkan menguasai hatinya. Ketika Bobby memenangkan sebuah turnamen besar pada usia dua puluh satu tahun, kakek Bart berkata, “Bobby berumur dua belas tahun ketika ia menguasai permainan golf, tapi di usia dua puluh satu tahun baru dia berhasil menguasai dirinya sendiri.”

Kehebatan Bobby dalam bermain golf tidak memberikan sukses dalam pertandingan golf itu sendiri, pengendalian diri sangat mempengaruhi keberhasilannya dalam kejuaraan-kejuaraan yang diikutinya, itupun tidak didapatkannya dengan mudah, sembilan tahun Bobby belajar menguasai dirinya sendiri, beruntung dia mendapatkan sahabat yang mengerti kekurangannya dan mau memberikan nasehat-nasehat yang pada akhirnya membawa kesuksesan besar dalam hidupnya.

Kelemahan dan kekurangan kita seringkali menjadi masalah yang menghambat keberhasilan kita. Sudah barang tentu pergaulan kita sehari-hari sangatlah menentukan apakah kita akan terus berada dalam kebuntuan ataukah akan membawa kita pada breakthrough dan pada akhirnya kita berada pada tangga kesuksesan.

Gusti mberkahi.

Pernah mendengar nama Jack Ma? Dialah yang dinobatkan sebagai orang terkaya di daratan China saat ini. Kalau Anda pernah melihat wajah/sosoknya, pasti Anda tidak akan mengira bahwa ia adalah seorang yang ternyata sangat luar biasa.

Sewaktu berumur 12 tahun, dia belajar bahasa Inggris dengan cara yang tidak biasa, yaitu bangun jam 5 pagi dan bersepeda ke hotel-hotel besar di Hangzhou untuk bercakap-cakap dengan turis asing guna melatih bahasa Inggrisnya. Dia juga membeli sebuah radio sehingga dia dapat mendengarkan siaran dalam bahasa Inggris setiap hari.

Dia sempat 2x gagal dalam ujian nasional sebelum akhirnya berhasil masuk ke Hangzhou Teacher’s Institute. Dia lulus pada tahun 1988 dan mulai mengirim aplikasi ke sebanyak mungkin pekerjaan yang dia bisa, meskipun ditolak berkali-kali.

Jack Ma sebelumnya tidak mempunyai banyak pengetahuan tentang komputer atau pemrograman, namun teraspirasi dengan internet ketika ia menemukan bahwa tidak ada satupun perusahaan China yang terdaftar di internet. Dia menangkap kesempatan ini dengan mencoba untuk memulai sebuah perusahaan yang bergerak di bidang internet untuk China, yang bernama “China Pages,” meskipun akhirnya usaha itu mengalami kegagalan, namun dia tidak berhenti untuk terus mengembangkan kapasitasnya.

Setelah belajar dari kehilangan dan kegagalannya, 4 tahun kemudian dia mengumpulkan 17 relasinya dan meyakinkan mereka untuk berinvestasi sebesar 60,000 $ pada visinya untuk sebuah situs lelang online yang dinamakannya “Alibaba.”

Di tahun yang sama, pada bulan Oktober 1999, Alibaba.com telah berhasil mengumpulkan 5 juta dollar dari Goldman Sachs dan 20 juta dollar dari Softbank. Kesuksesan Alibaba.com tidak berhenti disini, dengan berhasil melayani 79 juta anggota yang berasal dari lebih dari 240 negara, pada September 2014 yang lalu, IPO-nya di Amerika telah mampu mengumpulkan investasi sebesar 20 Milyar Dollar, dan menjadikan Jack Ma sebagai pemilik 8,9% saham di perusahaan tersebut, sebagai orang terkaya di daratan China.

Belajar, belajar, belajar dan belajar. Mungkin itu yang menjadi slogan hidup Jack Ma, sehingga ia bisa mengalami kesuksesan yang luar biasa. Selalu ada jalan terbuka lebar bagi mereka yang mau terus belajar dengan gigih.

Jangan Putus Asa, Ayo Semangat Belajar Terus dan Terus.
Gusti mberkahi.

Thomas Alva Edison dikenal sebagai salah satu penemu paling hebat dari Amerika Serikat. Dia mematenkan lebih dari 1300 penemuan, di antaranya mikrofon (1877), fonograf (1878), dan bola lampu (1879). Namun sebelumnya, ia harus berkali-kali gagal mewujudkan impiannya untuk menciptakan bola lampu.

Setelah melakukan percobaan lebih dari 2000 kali, barulah bola lampu ciptaannya menyala. Seorang reporter yang ditugaskan untuk mewawancarainya bertanya, “Bagaimana perasaan Anda saat mengalami kegagalan sebanyak itu?”

Dengan mantap Edison menjawab, “Saya tidak pernah gagal sekalipun. Saya berhasil menemukan bola lampu, meskipun untuk itu saya memerlukan proses sebanyak 2000 tahap.”

Thomas Alva Edison tidak pernah menganggap percobaan-percobaan bola lampu yang belum berhasil sebagai sebuah kegagalan, sebaliknya ia memandang semuanya itu sebagai sebuah proses untuk menuju keberhasilan. Pandangan positif seperti itulah yang membuatnya bisa menjadi seorang penemu yang sangat sukses sepanjang sejarah.

Latihan selalu menghasilkan keberhasilan. Maka pandanglah krisis ini sebagai latihan yang bisa membawa kita mengalami keberhasilan yang lebih besar lagi dalam hidup kita. Oleh sebab itu, jangan putus asa, jangan menyerah, tetap semangat dan hadapilah masa pelatihan ini dengan kepala tegak dan hati yang senantiasa mengandalkan Tuhan.

Semoga Sukses.
Gust mberkahi.

Robert dan istrinya terguncang ketika pondok impian mereka, tempat mewah seluas 3.000 meter persegi dengan pemandangan gunung Timpanogos, Amerika Serikat, hancur disapu tanah longsor.

Alam hanya memerlukan waktu sepuluh detik untuk memusnahkan apa yang mereka rancang, rencanakan, bangun dan isi dengan perabot selama bertahun-tahun. Sulit sekali bagi mereka untuk melihat kasih Tuhan dalam situasi ketika mereka memunguti kepingan-kepingan harta benda mereka.

Delapan bulan kemudian, Robert sedang mengikuti sebuah pertemuan bisnis saat seorang kolega bercerita kepadanya tentang kecelakaan yang hampir terjadi pada istri mereka pada hari terjadinya longsor besar itu.

Sebelum meninggalkan pondok mereka, salah seorang putra pria ini berdoa agar mereka dapat pulang dengan selamat. Lalu saat mereka melewati jalan yang sempit, mereka bertemu dengan istri Robert, namun saat menginjak rem, mobil itu tergelincir di es. Sesaat sebelum kedua mobil itu bertabrakan, istri pria itu membelokkan mobilnya ke tumpukan salju yang dalam.

Dibutuhkan waktu hampir satu jam untuk membebaskan kendaraan itu, sepanjang waktu itu istri dan anak Robert tidak bisa lewat. Seandainya kecelakaan itu tidak terjadi, istri dan anak Robert sangat mungkin akan berada di pondok mereka, tewas karena tanah longsor!

Tidak pernah terlambat dan tidak juga terlalu cepat, itulah yang selalu Tuhan buat dalam kehidupan kita. Pengetahuan kitalah yang membatasi pemahaman akan kasih Tuhan. Robert membutuhkan waktu delapan bulan untuk menyadari campur tangan Tuhan. 

Ternyata jalan Tuhan tetap yang Terbaik.
Gusti mberkahi.