Selama ini menyanyi lebih banyak dianggap sebagai terapi untuk membebaskan seseorang dari depresi atau stres. Namun sejumlah penelitian menemukan bahwa menyanyi juga bisa menyehatkan secara fisik. Apa saja penyebabnya?
Semua orang suka lagu, namun tak semua orang bisa menyanyi. Namun apakah orang yang tak bisa menyanyi tak pernah menyanyi? Bisa ya, bisa pula tidak. Tetapi jika Anda kebetulan tak bisa menyanyi, sebaiknya pertimbangkan untuk mencoba menyanyi. Seburuk apapun suara Anda, yang penting usahanya. Tak perlu pergi ke tempat karaoke berombongan. Kegiatan menyanyi bisa dilakukan di rumah, di kamar mandi, di mobil, atau tempat tersembunyi lain (kalau tak mau didengar orang lain). Karena ada gambar gembira, ternyata menyanyi tak hanya menjadi ungkapan perasaan, menyanyi juga bisa menyehatkan secara fisik. Belakangan banyak ilmuwan menyatakan bahwa orang yang suka menyanyi punya riwayat kesehatan yang lebih baik dari mereka yang jarang menyanyi.
Berikut beberapa rangkuman untuk Anda.

Menyanyi Mengurangi Stres dan Rasa Sakit
Hasil penelitian menyebutkan adanya korelasi antara menyanyi dan penurunan serangan jantung, penurunan tekanan darah, dan pengurangan stres. Patricia Preston-Robert, seorang terapis di New York, mengaku menggunakan terapi menyanyi untuk mengatasi para pasiennya baik yang sakit secara fisik maupun psikologis.
“Beberapa orang yang mengalami trauma, sering merasakan sakit secara fisik dan ini bisa diatasi dengan menyanyi. Tetapi menyanyi ternyata sanggup menghalangi penyebaran rasa sakit dalam tubuh. Itulah yang membuat mereka yang menyanyi bisa mengurangi rasa sakitnya, ” katanya.

Melancarkan Pernafasan
Menyanyi terbukti menyehatkan terutama paling dirasakan oleh mereka yang berusia di atas 55 tahun. Menurut Jeanne Kelly, direktur Levine School of Music, Arlington Campus, menyanyi menyebabkan seseorang merasakan hidupnya lebih baik selama menyanyi, kualitas suara lebih baik, suara terdengar lebih muda dibanding usia sesungguhnya, melancarkan penafasan, dan postur tubuh lebih baik.

Meningkatkan Daya Ingat
Menyanyi juga bisa meningkatkan daya ingat. Dari penelitian sejumlah penderita penyakit Alzheimer ditemukan bahwa menyanyi bisa membangkitkan memori penderita penyakit ini. Karena ternyata bagian otak yang bekerja untuk berbicara, berbeda dengan bagian otak untuk bernyanyi. Ini yang menyebabkan orang yang terganggu memorinya masih bisa menyanyi ketimbang diajak bicara.
“Ada sejumlah riset yang menemukan bahwa musik memiliki kemampuan untuk mendorong orang mengakses kata-kata. Karena itu orang yang kehilangan memori bicaranya masih bisa menyanyikan lagu,” ujar Liz McNaughton, seorang terapi musik di London. Karena itu jika rutin menyanyi, orang yang terganggu memorinya bisa terperbaiki daya ingatnya.

Meningkatkan Imunitas
Penelitian oleh University of Frankfurt, menemukan bahwa menyanyi dalam paduan suara bisa meningkatkan imunitas tubuh. Begitu paduan suara yang ditelitinya selesai menyanyikan lagu Mozart “Requiem”, mereka memiliki immunoglobulin A dan cortisol (zat yang meningkatkan imunitas) lebih tinggi dibanding sebelumnya. Hasil penelitian ini juga menyimpulkan bahwa orang-orang yang menyanyi dalam paduan suara itu meningkat kapasitas paru-parunya, energinya lebih banyak, terbebas dari asma, postur tubuh lebih baik, merasa lebih nyaman, serta meningkat kepercayaan dirinya.

Nah, ternyata menyanyi tak sekadar bisa membebaskan stres. Menyanyi juga bisa membuat tubuh lebih sehat. Jadi, kenapa tak mencoba menyanyi untuk membuat tubuh lebih baik?

“Ayah, ayah … Aku tidak mau membantu ibu membersihkan rumah lagi. Aku mau bermain saja. Teman-temanku semuanya punya pembantu.” Ayah hanya tersenyum dan mengelus kepala putri mungilnya dengan lembut. “Ayo ikut ayah, ayah akan menunjukkan sesuatu.”
Mereka pun akhirnya sampai di depan sebuah jalan setapak dengan pohon-pohon lebat di kanan kirinya. Mereka mulai berjalan masuk ke jalan setapak itu. Jalan itu berlubang dan penuh lumpur. Sesekali mereka harus menyingkirkan semak-semak duri dan pohon-pohon kering yang tumbang untuk dapat lewat. Belum lagi banyak nyamuk dan serangga lainnya. “Ayah! mau kemana kita?? Lihat sepatuku jadi kotor.” Ayah hanya diam dan terus menggandeng putrinya.
Mereka pun akhirnya sampai ke sebuah telaga berwarna biru terang dengan padang rumput serta aneka warna bunga dan pepohonan rindang, “Waaaah… tempat apa ini ayah? Indah sekali! Aku suka! Aku suka tempat ini!”
Ayah kemudian duduk di bawah pohon, “Kemarilah, ayo duduk di samping ayah.” Dengan bersemangat, gadis itu duduk di samping ayahnya. ”Anakku, tahukah kau mengapa di sini sangat sepi? Padahal tempat ini begitu indah?” tanya ayah. ”Mungkin karena tidak ada orang yang tahu tempat ini?” jawab gadis itu kebingungan. ”Bukan, banyak orang tahu tempat ini, namun tidak banyak orang yang mau melewati jalan yang tadi.”
***
Sama juga dengan hidup kita. Seringkali kita tidak mau melewati jalan setapak yang sempit serta penuh lubang itu. Kita mau langsung sampai di padang rumput yang indah. Kita lelah dengan setiap proses. Kita tidak mau ada ujian yang merepotkan.
Padahal, saat kita sudah berhasil melewati proses dan ujian tersebut, keberhasilan dapat kita peroleh. Saat karakter kita sudah teruji baik di hadapan Tuhan, keberhasilan akan menjadi milik kita.
Karakter adalah fondasi dari semua keberhasilan hidup kita. Jika tidak demikian, maka keberhasilan kita akan menjadi keberhasilan yang semu serta bertahan sesaat saja.
Gusti mberkahi.

Ada satu cerita tentang orang Singapura yang bernama Adam Khoo. Pada umur 26 tahun dia mempunyai empat bisnis yang beromzet US$ 20juta. 

Ketika umur 12 tahun Adam dicap sebagai orang yang malas, bodoh, agak terbelakang dan tidak ada harapan. Saat duduk di kelas 3 dia dikeluarkan dari sekolah, dan pindah ke sekolah yang lain. Ketika mau masuk SMP, dia ditolak 6 sekolah, dan akhirnya masuk sekolah yang terjelek. Di sekolah yang begitu banyak orang bodohnya dan tidak diterima di sekolah yang baik itu, Adam Khoo termasuk yang paling bodoh. Di antara 160 murid seangkatan, Adam Khoo menduduki peringkat 10 terbawah. 

Pada umur 13 tahun, Adam Khoo dikirim ke Super-Teen Program yang diajari oleh Ernest Wong, yang menggunakan teknologi Accelerated Learning, Neuro Linguistic Programming (NLP) dan Whole Brain Learning. 

Sejak saat itu keyakinan Adam Khoo berubah. Ia yakin bahwa dia bisa. Ditunjukkan oleh Ernest Wong bahwa semua orang bisa menjadi genius dan menjadi pemimpin walaupun awalnya goblok sekalipun. 

Dikatakan oleh Ernest Wong , “Satu-satunya hal yang bisa menghalangi kita adalah keyakinan yang salah serta sikap yang negative.” 

Dia akhirnya memiliki keyakinan bahwa kalau ada orang yang bisa mendapatkan nilai A, dia juga bisa. Untuk pertama kalinya dalam hidupnya Adam Khoo berani menentukan target-nya, yaitu mendapatkan nilai A semua. Dia menentukan goal jangka pendeknya, yaitu masuk Vitoria Junior College (SMA terbaik di Singapura), tujuan jangka panjangnya masuk National University of Singapore dan menjadi murid terbaik disana. 

Ketika kembali ke sekolah, Adam Khoo langsung take action dengan menempel kata-kata motivasional yang dia gambar sendiri dan belajar menggunakan cara belajar yang benar (yang selama ini tidak diajarkan di sekolah manapun), menggunakan teknik membaca cepat, cara mencatat menggunakan kedua belah otak, dan menggunakan teknik super memori, dan ketika Adam Khoo ditanyai oleh gurunya, dia bisa menjawab dengan tepat. 

Ketika teman-teman dan gurunya bertanya apa yang akan dia raih, dijawab oleh Adam Khoo bahwa dia akan menjadi ranking No.1 di sekolahnya, masuk Victoria Junior College dan National University of Singapore. menduduki ranking 18. dan ketika lulus SMP, dia menduduki ranking 1 dengan Nilai Ebtanas Murni A semua untuk 6 mata pelajaran yang diuji. 

Dia kemudian diterima di Victoria Junior College dan mendapatkan nilai A bulat untuk tiga mata pelajaran favoritnya. Akhirnya dia diterima di National University of Singapore (NUS) dan karena di universitas itu dia setiap tahun menjadi juara, akhirnya Adam Khoo dimasukkan ke NUS Talent Development Program. Program ini diberikan khusus kepada TOP 10 mahasiswa yang dianggap jenius.

Dalam kisah di atas Adam Khoo memiliki visi besar bahwa jika orang lain bisa maka dia juga bisa dan akhirnya sukses. 

Jadi kita harus punya visi, kita harus tahu kemana kita akan pergi. 

Apakah saat ini yang mendorong hidup saudara? 

Semua orang hidup dengan dorongan untuk mencapai suatu tujuan. Ada yang dipicu oleh uang, ambisi berkuasa, kesenangan, reputasi, dll. 

Apa yang anda alami sekarang baru setitik saja dibandingkan apa yang Tuhan ingin kerjakan dalam hidup anda.

" Keep Moving Forward to Achieve Your Dreams"

Gusti mberkahi.


Penulis Rusia yang hebat, Leo Tolstoy, pada suatu hari berjalan jalan, dan merasa kasihan pada seorang pengemis. Maka dia berhenti, dan ingin memberi uang kepada si pengemis. Ketika dia merogoh kantongnya, baru disadarinya dia tidak membawa uang.

Maka dijabatnya tangan si pengemis sambil berkata: "Saudaraku jangan marah, maafkan aku, hari ini aku tidak membawa uang." Si pengemis tiba2 matanya berbinar binar, dengan syukur dan penuh kebahagiaan dia berkata: " Aku tidak mungkin marah, perkataanmu telah merupakan penghargaan yang terbesar yang aku pernah rasakan selama ini."

Leo Tolstoy memang tidak memberi uang, tapi dia telah mengembalikan harga diri sorang pengemis yang biasanya selalu di rendahkan masyarakat. Dan nilai kata2 satu kalimat Tolstoy telah memberikan nilai yang jauh lebih besar dari uang yang bisa diberikan kepada pengemis.

Setiap manusia, apapun latar belakangnya, mempunyai kesamaan yang mendasar. Semuanya ingin dipuji, ingin diakui, ingin dihargai, ingin didengarkan, dan ingin dihormati.

Tidak peduli dia adalah pengemis, ataupun pebisnis, ataupun pengusaha kaya, selalu mempunya ego dan keinginan yang sangat manusiawi ini. Dan rahasia sederhana ini pasti akan meningkatkan kemampuan anda dalam berhubungan dengan siapapun didalam network anda.

Kita harus belajar melihat siapapun sebagai manusia yang mempunyai kelebihan sendiri dendiri. Kita harus mampu menghargai orang lain, dari dalam hati kecil kita. Tulus menganggap orang lain setara, atau bahkan lebih dari kita. Dengan demikian maka segala urusan komunikasi akan selesai dengan sendirinya. Dan anda akan lebih mudah mencapai sukses anda.
Gusti mberkahi.

Suatu hari seorang peserta training remaja, sebut saja namanya JJ, bertanya kepada saya, ”Bu Lisa, bagaimana caranya diet?”

Saya jawab, ”Mudah. Kurangi makan.”
“Wah, enggak bisa Bu.”
“Mengapa?”
“Ibu saya tiap hari masak. Dan masakan ibu saya semuanya sangat enak. Jadi saya tidak bisa mengurangi makan.”

“Oke. Kalau begitu, makan tiga kali sehari, tapi jangan ngemil.”
“Wah. Tidak bisa juga Bu.”
“Mengapa?”
“Pagi dan sore selalu tersedia makanan kecil buatan ibu saya. Dan semua makanan buatan ibu saya sangat enak. Jadi saya tidak bisa untuk tidak ngemil.”

“Kalau begitu tidak usah diet,” kata saya.
“Lho? Kan saya ingin diet Bu?”
“Saat ini, keinginanmu belum menjadi tujuan. Tunggu sampai keinginan itu semakin besar dan benar-benar menjadi tujuan kamu.”
“Kapan Bu?”
“Saya tidak tahu,” jawab saya sambil tertawa.

Kami pun berhenti membahas masalah itu.
Satu tahun kemudian, tanpa sengaja, saya bertemu dengan JJ di sebuah pesta pernikahan. Dia yang menyapa saya, “Bu Lisa.”
Saya menengok dan terkejut. Saya mengenali dia, tapi kini tubuhnya langsing. Jauh berbeda dengan setahun yang lalu.
“Hai. Saya sampai pangling. Kok sekarang langsing banget.”
“Iya Bu,” katanya sambil senyum-senyum.
“Diet ya?”
“Iya, Bu.”
“Tuh bisa.”
“Sekarang saya punya pacar, Bu.”

Dia pun memperkenalkan pria yang berdiri di sampingnya.
“Ooooooohh,“ saya tertawa dan menjabat tangannya.

“Dia ini Bu, tiap kali ke toko atau mal, senang menunjuk-nunjuk baju dan bilang mau membelikan saya baju itu. Tapi Bu, semua baju yang dia tunjuk adalah baju yang untuk orang yang langsing. Saya kan ingin dibelikan baju olehnya Bu, jadi saya diet,” dia menjelaskan sambil tertawa.

Saya bertanya, ”Ibu kamu masih suka masak?”
“Masih,” jawabnya malu-malu.
“Di rumah masih banyak makanan?”
“Masih.”
“Kok sekarang bisa diet?”
Dia hanya tertawa.
“Tuh kan. Dulu kamu tidak bisa diet, bukan karena salah ibu, bukan karena masakan ibu. Buktinya sekarang kamu bisa diet padahal ibu tetap masak.”
Dia mengangguk-angguk sambil tertawa.

Jangan-jangan kita seringkali bersikap demikian juga. Anda ingin mencapai sesuatu? Anda ingin menabung? Anda ingin penghasilan lebih besar? Anda ingin langsing? Anda ingin sukses? Anda ingin jadi juara? Tidak ada orang yang bisa menjadi juara/berhasil tanpa punya tujuan yang jelas, tekad yang besar, dan memperjuangkannya habis-habisan.

Gusti mberkahi.


Semua mata tertuju kepada sosok wanita kurus yang sedang berdiri diatas panggung. Semua orang tegang menantikan apakah wanita tersebut dapat memenangkan tantangan dan hadiah uang yang dijanjikan.

Tantangan yang diberikan adalah memeras jeruk. Bukan jeruk biasa, namun jeruk yang sudah diperas sampai benar-benar kering dan tidak dapat menghasilkan satu tetesan pun. Banyak orang sudah mencoba tantangan tersebut, bahkan mereka yang memiliki tubuh kekar, namun semuanya gagal.

Detik-detik berlalu, tangan kecil wanita itu menggenggam jeruk tersebut kuat-kuat. Ia memeras jeruk tersebut dengan penuh konsentrasi. Ia terus memeras dan memeras, lalu ting! setetes air jeruk jatuh di dalam gelas bening kosong yang sudah disediakan. Sontak gemuruh tepuk tangan penonton memenuhi tenda pasar malam dimana pertunjukan tersebut diadakan.

“Nyonya, aku sudah mengadakan tantangan ini ratusan kali, namun belum pernah ada yang bisa memenangkannya, hanya Nyonya yang berhasil. Bagaimana Anda dapat melakukan hal tersebut?” tanya penyelenggara pertunjukan dengan keheranan. Sambil masih berlinang air mata, wanita itu menjawab, “Jika suamimu sedang sakit keras dan tak bisa mencari nafkah, sedangkan kau memiliki delapan anak yang harus kau beri makan setiap harinya, maka memeras jeruk bukanlah hal yang sulit.”

Tekanan seringkali membuat seseorang dapat melakukan jauh melampaui apa yang mereka bayangkan. Apakah Anda sedang mengalami tekanan? Jika hari-hari ini Anda sedang menghadapi tekanan yang terasa berat bagi jiwa Anda, lihatlah itu sebagai sebuah kesempatan. Jika Anda dapat menangani tekanan tersebut dengan benar maka tekanan itu justru akan menjadi turning point (titik balik) dalam kehidupan Anda.
Gusti mberkahi.

From 2014 to 2015, a New Way of Thinking

Tadi pagi saya melihat sebuah foto. Foto seorang anak perempuan kecil memakai seragam sekolah dan membawa tas ransel berisi buku yang tampaknya berat. Tas ransel berat itu tidak sebanding dengan tubuhnya yang masih kecil. Anak perempuan ini sedang berdiri di depan seorang pengemis tua di pinggir jalan. Dia sedang menuangkan air minum dari botol yang dibawanya ke dalam botol besar yang sedang dipegang oleh si bapak tua. Rupanya, anak perempuan itu tidak sampai hati ketika melihat sesosok bapak tua yang pakaiannya compang-camping dan tampak lelah sedang duduk di pinggir jalan sambil memegang botol minum yang kosong.

Sungguh suatu tindakan terpuji yang tidak mengharapkan balasan apapun. Tindakan yang lahir dari hati, bukan supaya dilihat orang lain. Dia tidak punya uang untuk membelikan baju. Dia tidak punya sepatu besar untuk diberikan ke bapak tadi. Yang dimilikinya hanya sebotol air minum. Itulah yang dia berikan.

Mungkin saat ini kita sedang merasa tidak berdaya. Mungkin saja ada yang merasa tidak memiliki apa-apa, tidak memiliki modal, kepandaian, skill, kemampuan berkomunikasi yang hebat, kemampuan menjual yang sukses, atau pendidikan, atau apapun itu. Jangan fokus ke sana. Fokuslah pada apa yang kita miliki. Kita memiliki niat, semangat, keberanian untuk memulai, keberanian untuk melakukan kesalahan, pengalaman hidup kita selama ini yang tidak dimiliki orang lain, dan sebagainya.

Anak perempuan tadi tidak berfokus kepada hal yang tidak dimiliki. Dia tidak sedih dan putus asa karena tidak punya uang untuk diberikan ke bapak tua itu. Dia tidak menangisi nasibnya yang tidak bisa membantu orang lain. Tapi dia fokus kepada hal yang dimiliki. Botol air minum. Dan itulah yang menjadi berkat bagi orang lain.

Seorang pengusaha sukses berkata, ”Jika ingin menjadi pengusaha, tidak perlu mencari sesuatu yang unik untuk dijual. Karena kita semua unik. Mari kita coba. Berikan sepuluh piring nasi putih dan bumbu nasi goreng kepada 10 orang. Lalu sediakan kompor dan penggorengan yang sama. Lalu mintalah mereka memasak nasi goreng dengan menggunakan bahan yang telah dibagikan tadi. Saya yakin setelah selesai, semua rasa nasi goreng itu akan berbeda. Sepuluh orang yang memasak akan menghasilkan sepuluh rasa yang berbeda.

Kilas Balik

Di penghujung tahun 2014 ini, apa yang perlu kita lakukan? Mari kita melakukan kilas balik tentang apa yang selama setahun ini kita lakukan. Apakah kita terlalu menyesali hal-hal yang tidak kita miliki? Apakah kita terlalu sibuk mencari alasan mengapa kita gagal? Apakah kita merasa terjebak dalam keadaan yang membuat kita tidak bisa berbuat apapun? Apakah kita sudah tahu bahwa kita harus bserubah tapi tidak memiliki kekuatan untuk berubah? Atau bahkan sebenarnya kita hanya malas melakukannya?

Apa yang akan kita lakukan tahun depan, tahun 2015? Ingat: ”Jika kita hanya melakukan hal yang sama seperti tahun lalu, maka tahun depan hasilnya akan sama juga dengan tahun yang sudah berlalu.” Jadi jika ingin mendapatkan hasil yang berbeda, lakukan dengan cara berbeda.

Kiat untuk Anda

1. Apa kesalahan yang saya lakukan?
Seringkali kita mencari alasan untuk membenarkan diri sendiri. Kita menyalahkan situasi, politik, kondisi ekonomi, oranglain, keluarga, orangtua, pasangan hidup, perusahaan, atasan, dan sebagainya. Hentikan!

2. Apa yang bisa saya ubah?
Jika tahun ini lebih banyak main game, kurangi. Jika kita lebih banyak duduk diam dan membuat perencanaan, maka mulailah melaksanakan dan menerapkan rencana tersebut. Jangan hanya sibuk membuat konsep. Jika jam tidur kita masih berlebihan dan rasanya masih kurang tidur juga, sebenarnya itu karena terlalu banyak tidur, bukan karena kurang tidur. Jika kita merasa tidak bisa berubah karena sudah dari “sono”nya, maka sekarang saatnya untuk melupakan hal itu.

3. Kapan saya mulai berubah?
Tidak ada waktu yang lebih tepat selain ‘sekarang’. Sekarang! Bukan tahun depan. Bukan bulan Januari. Bukan menunggu 2015. Bukan menunggu untuk lebih siap. Bukan menunggu keadaan ekonomi membaik. Bukan menunggu pasangan berubah sikap. Tapi, sekarang!

Do you want DUIT? Just DO IT!
___________

Lisa Nuryanti
Super Mindset Motivator & Professional Development Consultant

“Tuhan, kenapa Engkau melakukan ini padaku?” dia menangis. Tangisannya membentur dinding-dinding udara di sebuah pulau tak berpenghuni. Tempat dimana seorang pria yang selamat dari sebuah kecelakaan kapal, terdampar.

Dengan sisa-sisa bongkahan kapal yang ikut hanyut bersamanya, pria ini membangun sebuah gubuk untuk tempat tinggal. Ia berusaha bertahan hidup dengan bekal pengetahuan yang terbatas. Setiap harinya ia berdoa dan terus berdoa, berharap akan datang pertolongan untuknya. Hari demi hari, bulan demi bulan berlalu. Pria ini tidak tahu kapan ia dapat keluar dari pulau itu. Tubuhnya menjadi sangat kurus, tidak terurus.

Suatu hari, ia pergi ke hutan untuk mencari makanan. Saat ia kembali, betapa terkejutnya ia melihat gubuknya terbakar habis karena sisa api unggun semalam. Ia marah. Sangat marah. Ia melampiaskan kemarahannya dengan memaki-maki dan menendang pasir yang ada di sekitarnya sampai akhirnya ia kelelahan dan tertidur di bawah pohon.

Ia tidak sadar sudah berapa lama ia tertidur. Saat terbangun, ia melihat sebuah kapal datang dari kejauhan. “Bagaimana kalian dapat menemukanku?” tanya pria itu keheranan. “Kami melihat kepulan asap di pulau yang tak berpenghuni ini dan kami bertanya-tanya apakah ada seseorang disana, lalu kami menemukanmu.”

Anak-anak tidak dapat melihat gambaran utuh dari sesuatu. Mereka seringkali hanya melihat apa yang ada di depan mata. Demikian pula dengan kita. Jika kita masih kanak-kanak secara rohani, seringkali kita tidak dapat melihat ada rencana Tuhan dibalik segala sesuatu, terutama masalah yang kita hadapi.

Tuhan selalu memberi kesempatan pada kita untuk bertumbuh. Tuhan mau di tahun 2015 kita tumbuh dengan luar biasa! Bukan lagi kanak-kanak rohani tetapi jadi Raksasa Rohani sehingga terobosan-terobosan akan kita alami.

Gusti mberkahi. Amin.

Barangkali tidak semua orang pernah mengalami masa-masa pembentukan karakter seperti yang dialami oleh seorang Paul J. Meyer. Ia dibesarkan di California selama masa Depresi Besar atau Zaman Malaise (masa menurunnya tingkat ekonomi di seluruh dunia, 1929-1944). Ia pun terpaksa harus bekerja sebagai buruh tani di usia yang masih sangat muda. Para mandor bahkan mengeluhkan bahwa Paul masih terlalu muda untuk bekerja. “Kami ingin ia tahu bagaimana rasanya bekerja,” itu prinsip dari orang tua Paul.

Pada suatu hari yang sangat panas, Paul kembali dari ladang dengan hidung mimisan dan menangis tersedu-sedu. “Ibu, berapa lama lagi aku harus melakukan pekerjaan seperti ini? Ibunya menghapus air mata Paul dan merangkulnya hangat, “Sabarlah, Paul, semua ini adalah permadani ajaib yang akan membawamu terbang tinggi. Ketika proses ini selesai, kau akan dibawa kemanapun kau mau. Kau akan menjadi apapun yang kau suka.”

Kata-kata ibunya itu memantik kembali semangat Paul. Sejak saat itu, ia selalu semangat saat bekerja di ladang, tidak peduli seberapa berat pekerjaannya. Ia pun bertumbuh menjadi seorang pemuda yang sopan dan memiliki etos kerja yang tinggi. Di usia 19 tahun, ia memutuskan memulai usahanya sebagai sales asuransi yang membawanya menjadi jutawan di usia 27 tahun. Setelah itu, Paul menjadi eksekutif penjualan untuk Word, Inc. Hanya dalam waktu 2 tahun saja, ia berhasil meningkatkan penjualan perusahaan hingga 1500%. Paul pun mulai berkecimpung dalam bisnis pengembangan karakter dan berhasil menjual program-program pengembangan karakter ke lebih dari 60 negara di dunia.

***

Karakter menentukan masa depan kita apakah akan menjadi masa depan yang suram atau cerah. Ingatlah, kesempatan besar hanya diberikan kepada orang-orang dengan kualitas karakter yang baik. Orang-orang seperti ini dapat bangkit dengan cepat saat jatuh sehingga Tuhan dapat mengangkat hidupnya dengan mudah.

Gusti mberkahi.