Tak ada yang tetap di dunia ini kecuali perubahan. Baik positif atau negatif, kita siap atau tidak, semua akan berubah. llmuwan besar Albert Einstein bahkan berucap, ”Uncertainty is a part of reality” (ketidakpastian adalah bagian dari kenyataan).
Bila kita tahu tentang “Hukum Perubahan”, bahwa semua akan berubah, maka kita harus selalu sadar dan waspada. Apa yg hari ini kita sebut hebat, populer, sukses, berkuasa.. belum tentu semuanya akan terus seperti itu. Hari ini sukses, belum tentu besok akan sukses lagi. Sebaliknya jika hari ini gagal, belum tentu esok akan gagal lagi.
Dengan kesadaran akan hal tersebut, saat kita dalam posisi lemah atau ‘di bawah’, jangan ada kata menyerah! Bukan berarti selamanya kita akan terpuruk. Dengan usaha keras yang dilandasi dengan keuletan serta kedisiplinan, apapun kondisi kita, pasti akan mengalami perbaikan.
Demikian juga saat kita ada ‘di atas’—kaya, populer, berkuasa. Jangan sampai terjebak dalam keangkuhan atau kesombongan. Jika tidak hati-hati dan tenggelam dalam gelimang sukses, mentalitas kita bisa terdegradasi. Akibatnya: kita mundur, bahkan hancur!
Untuk menghadapi perubahan yang terus terjadi, kuncinya adalah tetap belajar, waspada, dan kemampuan beradaptasi. Waspada agar tidak ada penyesalan di kemudian hari. Adaptasi, agar tidak jadi korban kemajuan teknologi.
Dengan sikap positif, sabar, optimis, dan aktif. Miliki pikiran yang tenang, tujuan yg kuat, serta tetap bersyukur. Maka kita akan bisa bertahan dalam perubahan dan keluar sebagai pemenang kehidupan.
- On Thursday, March 27, 2014
- On Thursday, March 20, 2014
Banyak dari kita yang menginginkan kebahagiaan, dan bagaimana cara mencapainya. Mahatma Gandhi (1869-1948), seorang pemimpin spiritual, politisi, pejuang, dan aktivis perdamaian dunia mengungkapkan pemikirannya dalam 10 poin berikut ini:
1. Lepaskan rasa khawatir dan takut. Perasaan-perasaan itu hanyalah imajinasi pikiran akan suatu kejadian di masa depan yang belum tentu terjadi. Dan lagi, kebanyakan hal-hal yang kita khawatirkan dan takutkan tidak pernah terjadi.
2. Jangan dendam. Dendam dan amarah yang disimpan hanya akan menyedot energi serta mendatangkan kelelahan dalam jiwa. Buanglah!
3. Berhenti mengeluh. Mengeluh berarti “tidak menerima apa yang ada saat ini”. Secara tak sadar, kita membawa-bawa beban negatif.
4. Bila ada masalah, selesaikan satu persatu. Ini cara paling efektif untuk menangani banyak persoalan.
5. Tidurlah dengan nyenyak. Masalah yang terjadi, tidak perlu dibawa tidur. Hal tersebut buruk dan tidak sehat. Biasakanlah tidur dengan nyaman.
6. Jauhi urusan orang lain. Biarkan masalah orang lain menjadi urusan mereka sendiri. Mereka memiliki cara sendiri untuk menyelesaikan masalahnya.
7. Hiduplah saat ini, bukan masa lalu. Nikmati masa lalu sebagai kenangan, dan jangan bergantung padanya. Fokus dan konsentrasilah pada kejadian saat ini, karena apa yang kita miliki adalah saat ini, bukan kemarin, bukan besok!
8. Jadilah pendengar yang baik. Saat menjadi pendengar, kita bisa belajar sekaligus mendapatkan ide dari pengalaman orang lain.
9. Berpikirlah positif. Rasa frustasi datang dari pikiran negatif. Maka berpikir dan bertemanlah dengan orang-orang yang berpikiran positif, serta terlibatlah dengan kegiatan-kegiatan positif.
10. Bersyukur. Sekecil apapun karunia yang kita terima, jika kita bisa mensyukurinya, pasti akan menghasilkan hal-hal besar dan membawa kita kepada kebahagiaan.
- On Tuesday, March 11, 2014
Lincoln berpura-pura tidak mendengar, walaupun dia tahu kalau hinaan itu disengaja. Biarpun malu, dia tetap bersikap tenang. Kemudian ketika pengadilan berlangsung, Lincoln diabaikan. Namun pengacara yang telah menghina Lincoln dengan begitu kejamnya, ternyata bisa membela kliennya dengan brillian. Penanganannya atas kasus itu membuat Lincoln terpesona. Katanya dalam hati, “Nalarnya sangat bagus. Argumennya tepat dan sangat lengkap. Begitu tertata serta benar-benar dipersiapkan! Aku akan pulang dan lebih giat belajar hukum lagi.”
Waktu berlalu…
Lincoln menjadi presiden Amerika Serikat pada bulan Maret 1861. Di antara kritikus utamanya, terdapat Edwin M. Stanton, pengacara yang pernah menghinanya dan melukai hatinya begitu dalam. Namun Lincoln mengangkatnya di posisi penting sebagai Sekretaris Perang. Ia tidak pernah lupa bahwa Stanton adalah pengacara berotak cerdas, yang amat dibutuhkan negaranya.
Saat Lincoln meninggal, Stanton berkata, “Dia merupakan mutiara milik peradaban.”
Hanya seseorang yang berkarakter dan mau memaafkan seperti Lincoln, dapat bangkit & berhasil di atas penghinaan! Maka, jaga suasana hati. Jangan biarkan sikap buruk orang lain menentukan cara kita bertindak. Pilih untuk tetap berbuat baik dan belajarlah memafkan. Jadikan “sampah” sebagai “pupuk” atau “bahan bakar” untuk maju—baik di lingkungan keluarga, kerja, atau tempat tinggal kita.
- On Tuesday, March 04, 2014
Ada seorang kakek yang sudah tua, tinggal disebuah rumah di pinggiran desa. Kakek ini adalah seorang yang sangat saleh dan rajin beribadah kepada Tuhan. Si kakek dikenal di seluruh desa karena kebaikannya suka menolong orang dan taat beribadah.
Pada suatu hari turun hujan lebat di desa tersebut dan air dengan sangat cepatnya naik ke atas dan telah mencapai sebatas lutut. Orang-orang di desa tersebut telah diinstruksikan untuk mengungsi dan ramai-ramai mereka membawa barang-barangnya keluar dari rumah mereka masing-masing.
Si Kakek yang tinggal dipinggiran desa juga tidak luput dari situasi banjir tersebut dan menjadi cemas karenanya, tetapi sebagai orang yang beriman, dia berusaha berdoa memohon kepada Tuhan untuk menghentikan hujan yang lebat tersebut agar seluruh orang didesa tersebut bisa diselamatkan.
Tak lama setelah dia berdoa, datanglah kepala desa hendak menjemputnya dengan kendaraan jipnya, tetapi sikakek menolak dengan halus dan dia berkata bahwa dia percaya bahwa Tuhan akan mendengarkan doanya dan segera menghentikan hujan lebat tersebut. Pergilah segera sang kepala desa dengan perasaan cemas, tetapi karena dia percaya bahwa dia memang orang yang saleh, tentunya Tuhan juga pasti akan menolongnya juga.
Hujan turun semakin lebatnya dan telah mencapai ketinggian satu meter dan seluruh penduduk desa telah mengungsi ke luar dan si kakek pun sudah berjongkok di atas lemarinya, dengan perasaan yang semakin cemas akhirnya dia berdoa dengan lebih keras lagi memohon kepada Tuhan untuk segera menghentikan hujan lebat tersebut.
Tak lama kemudian datanglah regu penyelamat dengan mengendarai perahu karet dan berteriak-teriak memanggil si kakek. Si kakek pun berteriak kepada regu penyelamat tersebut dan berkata bahwa dia telah berdoa kepada Tuhan dengan lebih bersungguh-sungguh dan Tuhan selama ini tidak pernah tidak mendengarkan doanya dan dia percaya bahwa kali inipunTuhan pasti mendengarkan doanya.
Akhirnya perahu karet itu pun pergi dengan perasaan yang sangat khawatir akan keselamatan si kakek, tetapi karena merekapun merasa bahwa sang kakek memang memiliki iman yang lebih tebal daripada mereka maka merekapun tidak berani memaksa lebih keras lagi.
Sepeninggal regu penyelamat dengan perahu karet, hujan malah turun semakin lebatnya dan lebih lebat dari sebelumnya dan kali ini si kakek sudah berdiri diatas atap rumahnya dan berteriak-teriak dengan sangat kerasnya berdoa memohon kepada Tuhan untuk segera menghentikan hujan lebat tersebut.
Dari atas terdengar deru helikopter dengan keras dengan lampu sorotnya dan tampak beberapa orang berteriak dari atas helikopter kepada sang kakek untuk segera menangkap tali yang dilemparkan ke bawah. Dan kali inipun sang kakek menolak dan berkata dengan yakinnya bahwa dia telah berdoa dengan sangat sungguh-sungguh dan kali ini Tuhan pasti akan menghentikan hujan tersebut dan menolong si kakek.
Dengan putus asa helikopter tersebut meninggalkan si kakek yang terus berteriak-teriak memohon kepada Tuhan untuk menghentikan hujan lebat tersebut dan mereka berharap bahwa semoga doa kakek terkabul dan mereka juga tahu bahwa kakek adalah orang yang sangat beriman dan selalu menolong orang lain.
Akhir kata, hujan tidak juga berhenti dan menenggelamkan si kakek dan dia pun meninggal. Karena selama hidupnya kakek tersebut sangat beriman dan tidak pernah sekalipun berbuat yang tidak baik dihadapan Tuhan, maka si kakek diijinkan masuk ke dalam surga. Disurga, kakek bertemu dengan Tuhan dan lalu menyatakan kekecewaannya karena doanya yang terakhir tidak dikabulkan oleh-Nya.
Tuhan pun berfirman kepadanya, "Kakek yang baik, engkau adalah anak-Ku yang baik dan sepanjang hidupmu engkau selalu menuruti firman-Ku, dan Aku pun selalu mendengarkan doa-doamu dan mengabulkannya. Pada waktu engkau berdoa yang pertama kalinya, Aku telah mengirim kepala desa untuk menjemputmu dengan mobil jipnya tetapi engkau tolak, lalu doamu yang kedua, Aku mengirimkan regu penyelamat dengan perahu karetnya dan itupun kau tolak dan terakhir engkau berdoa kepadaKu, Aku mengirimkan sebuah helikopter untuk menjemputmu tetapi masih engkau tolak juga. Aku selalu mendengarkan doamu anakKu."
Inti cerita ini adalah mengenai sebuah kesempatan, dan bagaimana kita mengerti jawaban Tuhan atas doa-doa kita.
Selamat Pagi, Selamat Beraktifitas.